11

145 10 0
                                    


"Geum Runa,apa kau sudah siap?" tanya seorang siswa yang sampai saat ini masih bersamanya.Ya, dia adalah Kang Dae Han, yang juga putra dari pemilik saham terbesar di perusahan milik ayah Runa. Saat ini mereka berada di Pulau Jeju untuk keperluan bisnis yang harus mereka hadiri sebagai penerus generasi, itu sebabnya Runa pergi tanpa meninggalkan pesan apapun kepada Taehyung. Memang sedikit keterlaluan, tapi semua terjadi begitu saja, tanpa rencana dan bahkan Runa tak pernah menyangka harus berada di situasi ke darurat ini. Jika saja saat ini kedua orang tuanya berada di Daegu mungkin Runa tak perlu menghadiri rapat generasi hanya untuk sekedar pengesahan anak perusahaan.

"Daehan-ah, bagaimana penampilanku? Apa aku cocok mengenakan pakaian ini?" Runa terus merapikan pakaiannya dan riasan di wajahnya. Ini memang bukan pertama kalinya mereka menghadiri rapat generasi, tapi setiap kali mereka menghadiri rapat Runa selalu khawatir dengan penampilannya, terlebih lagi kali dia harus berhadapan dengan beberapa petinggi penting dalam bisnis keluarganya.

"Cantik" jawab Daehan sambil terus memperhatikan Runa yang terus menata rambutnya "eyy,biarkan rambutmu tergerai" Daehan menarik ikatan rambut Runa dan membuat rambut Runa tergerai sempurna dan tersapu oleh angin yang membuat keindahan itu sangat sayang untuk di lewatkan oleh seorang Daehan.

"Yha .." Runa kembali menata rambutnya yang berantakan dan terus tersenyum karna respon Daehan yang begitu manis "ayo kita pergi sekarang" Runa menarik tangan Daehan dan memandunya masuk kedalam gedung.

Tiga puluh menit berlalu dan kini rapat telah selesai. Cukup membosankan karna hanya membahas masalah bisnis dan terlebih lagi Runa tak memiliki minat dalam hal bisnis. Berbeda dengan Daehan yang benar-benar menikmati rapat ini, dia terlihat begitu santai tapi wajahnya begitu serius. Bola matanya terus bergerak mengikuti perpindahan setiap kali layar berganti. Jari-jari tangannya juga terus bergerilnya di atas keyboard laptop yang ada di hadapannya. Wajahnya jauh lebih bersinar kali ini, saat pantulan dari cahaya ponsel menerangi wajahnya. Dia tersenyum, entah apa yang ada di dalam ponselnya hingga membuatnya tersenyum begitu ceria saat ini. Runa masih memperhatikan gerak-geriknya dan lalu menggelengkan kepalanya saat Daehan meletakkan ponsel dan kembali menatap layar laptopnya sambil terus tersenyum

"Dia bahkan tersenyum karena hal yang begitu sederhana, aku merindukan sosok yang sama dengannya, tapi kini telah menghilang jauh dari hidupku" gumam Runa yang kini kembali tertunduk menatap wallpaper ponselnya.

***

"Apa kau lapar?" tanya Daehan yang kini berjalan bedampingan dengan Runa.

"Emm .." Runa mengangguk dan menatap Daehan yang bahkan membuatnya mendongakkan kepalanya. Dia sempurna sebagai seorang pria. Memiliki tinggi tubuh dan wajah sebagai idaman para wanita. Kaya raya, pengusaha muda dan pewaris perusahaan, hanya wanita gila yang bisa menolak kharisma seorang Daehan.

"Kalau begitu ayo kita cari resto di dekat sini"

"Ah, itu tidak perlu" jawab Runa sambil melambaikan tangannya "kita cari makanan di kedai saja, kurasa akan lebih nyaman jika kita makan di kedai pinggir jalan, aku ingin menikmati pemandangan jeju malam ini, apa kau keberatan jika kita makan di kedai?"

"Tentu saja tidak" jawab Daehan yang kini membukakan pintu mobil untuk Runa.

"Terimakasih" ucap Runa yang kini duduk di kursi depan di samping Daehan.

Lima belas menit perjalanan akhirnya mereka berhenti di sebuah kedai tteokbokki di pinggir jalan. Seperti biasa Runa tampak begitu antusias jika itu tentang tteokbokki, selain sebagai makanan favoritnya, Runa juga mulai merasa mual karena menu makanan di hotel terus menerus berhubungan dengan daging.

"Emm, baunya sangat menggiurkan" Runa mencium bau harum dari tteokbokki yang ada di hadapannya, liurnya mulai berkumpul sekarang. 

"Selamat makan"

SINGULARITY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang