"One thing that I like about this girl is that she is always honest with what she will say in the future."
****
Seperti pagi-pagi biasanya, Reysa selalu merasa geram dan kesal karena Renald. Gadis itu tampak menekuk wajahnya. Berjalan menyusuri koridor sembari terus mendumal.
Gadis itu mengambil duduk dibangkunya. Ia memilih tidak peduli dengan orang-orang sekitar, dan lebih memilih menelungkupkan kepalanya.
Tania dan Adel saling berpandangan ketika melihat tingkah Reysa.
Tania mencoba membuka suara. "Rey, lo marah sama kita?" tanya Tania sedikit merasa bersalah.
Reysa mengernyit, kemudian mengangkat wajahnya. "Marah kenapa?" setau dirinya, mereka tidak membuat masalah dengannya.
"Soal kemarin?"
"Emang apa?" sebenarnya Reysa ini lupa atau memang pelupa sih?
Tania menghela napas panjang. "Yang kita nanyain hubungan lo sama kak Renald."
"Oh." hanya itu saja balasan dari gadis itu. Membuat Adel dan Tania berdecak kesal.
"Lo sebenernya ada hubungan apa sih sama kak Renald?" kini giliran Adel yang bersuara.
Reysa memandang mereka. Namun, balasan Reysa membuat Adel dan Tania harus mengusap dada. "Kepo?" balas Reysa yang terdengar menjengkelkan menurut mereka.
Mungkin ini kali terakhir Tania menanyakan hubungan mereka. Kalau Reysa masih membalas dengan jawaban menyebalkan, ia benar-benar akan menyerah. Tidak akan mau ia menanyakan hal itu lagi.
Sebelum berbicara, Tania menghela napas. "Gue tanya bener-bener, lo ada hubungan apa sama kak Renald?"
"Anjir Tan, kak Renald super duper kece badai" ucap Adel heboh dan mendramatisir. Reysa hanya memutar bola mata malas. Apa tadi Adel bilang? Kece badai? Reysa berfikir Adel gila sekarang.
"Rey, jawabb" desak Tania terus memaksa Reysa agar menjawab pertanyaan itu. Ia sudah mulai muak dengan tingkah menyebalkan Reysa yang tidak mau memberi jawaban pada mereka.
"Gak tau." itu adalah jawaban paling bodoh menurut mereka. Gadis satu itu tampak tak peduli.
"Lo pacar kak Renald?" ucap Adel menebak.
Belum sempat Reysa membalas, guru jam pertama kelas itu memasuki kelas. Membuat Reysa bersorak dalam hati karena terbebas dari jeratan introgasi oleh kedua sahabatnya itu.
****
Bel istirahat menggema diseluruh ruangan. Seperti biasa, Reysa sudah nangkring dikantin dengan kedua sahabatnya. Dengan pesanan mereka yang baru saja sampai.
Tak lama Renald datang. Membuat Reysa berdecak. Apa laki-laki itu tidak memiliki teman, sampai-sampai Renald selalu menghampirinya?
"Ehem, sambelnya satu mangkok aja sekalian." sindir Renald ketika Reysa menyendok sambal terlalu banyak. Laki-laki itu mengambil duduk disebelah Reysa.
"Lo siapa ngatur-ngatur gue?" ketus Reysa. Gadis itu memilih tidak peduli denga keberadaan Renald disebelahnya.
Sedangkan Tania dan Adel saling berbisik. "Reysa nggak tau sopan santun kali ya?" bisik Adel pada Tania.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISPARAÎTRE [END]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, DAN JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA!] NOTE : AWAS TYPO "Gue Renald. Kalo lo mau tau nama gue." "Gue nggak nanya. Gue juga nggak mau tau." *** Bertemu dengan laki-laki menjengkelkan sungguh sangat mengusik kehidupan damai...