"Because of his words, he feels even more guilty about it."
***
Sore ini, Reysa mengunjungi rumah temannya. Ada hal penting yang membuat ia harus bertemu. Dan sesuatu yang perlu ia lakukan bersama temannya.
Gadis itu langsung masuk ke dalam rumah temannya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Ia mengedarkan pandangannya mencari keberadaan orang yang ia cari. Ia menangkap sosok laki-laki yang tengah menuruni anak tangga. Dengan segera, Reysa menghampiri laki-laki itu.
"Bang Bara oh bang Bara." Reysa terkekeh geli karena laki-laki itu tampak berdecak. Gadis itu langsung mengambil duduk di sofa ruang tengah tanpa dipersilahkan.
Bara sudah hafal dengan kebiasaan gadis itu. Sampai-sampai ia harus memijat pelipisnya karena terlalu pusing dengan tingkah Reysa.
Bara ikut mengambil duduk disebelah gadis itu. Laki-laki itu meraih keripik kentang dan mulai memasukkannya ke dalam mulut.
"Gue tuh tamu bang. Tamu adalah ratu yang perlu dilayani dengan baik dan diberi perhatian." celetuk Reysa membuat Bara kembali berdecak.
Laki-laki itu masih tidak peduli lagi dengan gadis satu itu. Setiap ia bertemu dengan gadis itu pasti harus selalu menahan emosi. "Lo ambil sendiri, kek. Biasanya aja sampe satu kulkas gue abis."
Pengalaman yang paling menyedihkan adalah ketika Bara baru berbelanja dan Reysa datang. Maka gadis itu akan melahap habis semuanya. Termasuk minuman beralkohol yang ia beli.
Reysa mendengus. "Lo emang dari dulu sukanya ngungkit-ngungkit."
"Kalo nggak diungkit, lo makin nggak tau diri, Cha."
Reysa terkekeh. "Oh, iya juga sih." gadis itu meringis pelan karena fakta itu.
Gadis itu lebih memilih pergi ke dapur untuk mengambil minuman. Apalah daya, tuan rumahnya itu begitu menyebalkan.
Ia meraih beberapa minuman kaleng dari dalam lemari pendingin. Gadis itu teringat sesuatu, dan segera membuka lemari yang tertempel diatas tembok.
Reysa meraih dua cup mie super pedas dari dalam sana. Tak lupa menuangkan air ke dalam sana.
Setelahnya, gadis itu mengambil nampan untuk membawa mie dan juga minumannya. Utamakan kenyang dulu, baru malu.
Bara melongo ketika Reysa sampai diruang tengah. Ia sempat menebak kalau gadis itu tengah bingung memilih minuman. Eh, ternyata karena menyeduh sebungkus mie.
"Itu yang satunya buat gue, kan?" tanya Bara sembari meraih mie itu. Namun segera ditepis oleh Reysa.
"Buat sendiri sana. Lo kira gue nggak capek buat ginian?" sungut gadis itu.
Kadang Bara heran. Tubuh kecil tetapi makannya begitu banyak. Jangan-jangan punggung Reysa bolong. Maka dari itu gadis itu tidak merasa kenyang.
"Entar lo lama selesainya." ia merebut paksa pop mie super pedas itu. "Lagian waktunya udah nggak banyak, Rey." imbuh Bara.
Reysa terdiam. Hanya menatap kosong mie yang masih mengebul itu.
Bara tersadar. "Lo kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DISPARAÎTRE [END]
Fiksi Remaja[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, DAN JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA!] NOTE : AWAS TYPO "Gue Renald. Kalo lo mau tau nama gue." "Gue nggak nanya. Gue juga nggak mau tau." *** Bertemu dengan laki-laki menjengkelkan sungguh sangat mengusik kehidupan damai...