"She felt like he was floating when he suddenly kissed her."
***
Pagi ini lapangan SMA Lawrence sudah dipenuhi anggota OSIS yang sedang menyiapkan acara perlombaan. Ada juga beberapa siswa yang hanya duduk di pinggir lapangan tanpa mau membantu mereka. Memang sejak awal, mereka yang bukan anggota OSIS niatnya hanya menonton mereka yang sedang kesusahan. Tidak ada rasa ingin menawari bantuan, apalagi membantu mereka.
Sinar fajar masih belum terlalu menyengat kulit. Dengan beberapa siswa yang sudah mulai menempatkan diri diposisi mereka sembari membawa banyak makanan. Juga barang bekas untuk dijadikan alat musik untuk memeriahkan acara.
Reysa, sudah bersiap dengan baju bebas dan dengan rambut yang terikat. Dari awal ia sudah memiliki perasaan yang tidak enak. Dan ternyata, ia harus maju untuk ikut perlombaan makan kerupuk. Harusnya ia ikut lomba lari, kalau makan kerupuk, imagenya pasti akan turun drastis. Sudah mangap-mangap, tetapi kerupuknya malah terbang-terbang. Belum lagi, saus dan kecap yang terus menetes. Membayangkan saja, Reysa sudah bergidik.
Wajah Reysa memelas pada mereka yang tampak tidak memperdulikan gadis itu. "Ini serius, gue yang harus ikut lomba makan kerupuk?"
Saat-saat seperti ini saja mereka memanjakannya. Membelikan minum dan juga memberinya banyak snack. Tetapi kalau hari-hari biasa, boro-boro mereka mau peduli padanya. Yang ada terus saja mengejeknya.
"Kalo bukan lo siapa lagi?"
Zidan, sang ketua kelas tampak menyahut. Melihat wajah memelas Reysa membuat ia ingin tertawa. Yang biasanya terlihat ganas dan galak, sekarang seperti orang putus asa.
Reysa berdecak. "Ya siapa kek. Itu si Regita atau siapalah. Jangan gue juga. Nggak liat, ini jidat gue sakit?"
"Nggak ada hubungannya sama makan kerupuk, Cha! Sekali-kali berkorbanlah buat banyak orang."
"Korban matamu, Gi! Lo iya enak, tinggal ngomong. Lah gue yang ngejalanin."
Kalau tahu begini, ia pasti akan membolos saja. Mereka juga asal saja menunjuk Reysa untuk mengikuti lomba ini. Mereka kira Reysa tidak merasa malu harus mangap-mangap seperti itu?
"Ya, selamat lagi semua! Hari ini adalah lomba pertama untuk memperingati ulang tahun sekolah. Lomba kali ini adalah makan kerupuk. Untuk peserta pertama dari kelas sepuluh IPS 1, sebelas MIPA 5, kelas dua belas MIPA 2, dan kelas sepuluh BAHASA--"
"--Untuk yang sudah ditunjuk untuk mewakili perlombaan, silahkan menata pada masing-masing kerupuk yang sudah diberi tali... Urut ya, setiap kelas."
Terlampaui malas, kalau diminta untuk memilih antara harus mengikuti lomba atau tidur di rumah, ia akan memilih tidur di rumah. Pasalnya ia tidak pernah mengikuti lomba seperti ini. Kalau ada kesalahan, bisa-bisa ia ditertawakan oleh banyak orang.
"Udah sana maju. Gue semangatin kok tenang aja!" ucap Regita dengan wajah menyebalkan. Ditambah tawa mengejek yang membuat Reysa gemas ingin memukul gadis itu.
Dengan perasaan kesal, Reysa akhirnya berdiri dan mulai menata sesuai kelasnya. Teman kelas mereka bersorak heboh, membuat murid yang berada disana ikut bersorak. Tidak mau kalah seperti kelas Reysa.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISPARAÎTRE [END]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, DAN JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA!] NOTE : AWAS TYPO "Gue Renald. Kalo lo mau tau nama gue." "Gue nggak nanya. Gue juga nggak mau tau." *** Bertemu dengan laki-laki menjengkelkan sungguh sangat mengusik kehidupan damai...