Jadilah pembaca yang BIJAK dan bisa menghargai karya seseorang
Karna nulis gak cuma sekedar nulis belakaHarap dukungannya berupa
⭐⭐vote⭐⭐
dan
💌💌komen💌💌Supaya author lebih semangat nulisnya dan bisa menamatkan cerita ini sampai selesai
Terima kasih
💕💕💕-----
"Sebenernya lo suka sama dia atau nggak sih ?"
Seana terdiam mengulang ulang pertanyaan Mimi di dalam otaknya.
-----
Seana kini sedang di dalam bus kota. Ia masih saja memikirkan ucapan Mimi tadi. Seana yakin dia masih menyukai Kanda, suka bukan berarti cinta bukan ? Mungkin Seana hanya sekedar kagum kepada Kanda ? Bisa jadi saja.
Kini Seana telah tiba di pemberhentian bus kota, kemudian berjalan menyusuri trotoar menuju tempat yang ia benci, iya rumahnya. Ia benci dengan orang yang ada di dalam rumahnya. Ibu dan ayah tirinya. Biasanya dia hanya tinggal sendiri di rumahnya. Namun kini kedua orang tuanya itu sedang pulang kerumah, hal yang tidak Seana harapkan sedikitpun.
"Dari mana aja kamu jam segini baru pulang?"
Seana sontak menghentikan langkahnya yang hendak menaiki anak tangga. Seana membalikkan badannya dan mendapati ibunya, Lia, tengah berdiri di dapur, membelakanginya.
"Mampir dulu di kafe."
"Oh bagus, itu aja ya kerjaan kamu selama ibu nggak dirumah." Ucapnya yang sambil terus memotong sesuatu di dalam dapur.
Seana hanya diam. Nafasnya mulai sesak. Penyakitnya kambuh lagi. Ia segera menaiki anak tangga dan memasuki kamarnya. Ia duduk di kasurnya dan mengambil suatu barang di dalam tasnya. Kemudian dia mencium bau dari benda tersebut. Perlahan nafasnya mulai ringan dan ia kembali tenang.
Anxiety. Iya, Seana mengidap penyakit anxiety. Anxiety itu penyakit mental, sehingga penderitanya mengalami rasa takut dan kecemasan yang berlebihan. Kalau pada kasus Seana, dia mengalami anxiety tingkat sedang. Anxiety Seana akan kambuh apabila dia memikirkan sesuatu dengan fikiran negatif berlebihan.
Seperti tadi, Seana membayangkan ibunya akan melemparkan pisau yang dipakainya ke arah Seana, aneh bukan ?
Seana mengatasi anxietynya dengan cara menghirup aroma penenang yang di berikan oleh dokternya, selain aroma penenang, penyakitnya juga bisa disembuhkan dengan berendam air panas dan sebuah pelukan.
Pernah penyakit Seana kambuh, ia sampai demam selama 3 hari. Tergantung seberapa buruk pemikiran Seana pada saat itu.
"Lama lama kayak gini capek juga." Keluhnya sambil mengambil hp. Tak ada notifikasi masuk ke hp nya. Kemudian dia kembali meletakkan hp nya dan bergegas pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
-----
"Main keluar kuy." Terdengar suara Mimi dari seberang sana.
"Kemana?" Tanya Seana meletakkan hp nya di antara apitan kepala dan bahunya. Seana sedang melipat selimutnya sekarang, karna dia baru saja bangun tidur.
"Keliling ke taman kota aja, pergi kulin--" Ucapan Mimi terpotong.
"Oke oke, nanti jam 7 gue otw."
"Neran" Lanjutnya.
"Oke seyeng acu, gue tunggu satu jam lagi ya." Lanjutnya lagi.-----
Seana kini sedang mengikat satu rambutnya. Ia baru saja selesai mandi dan mengenakan celana levis aqua dan sweater putih. Selesai Seana mengikat rambutnya, ia mengambil topinya dan mengenakannya.
"Selesaaa-- eh eh, belum pake liptin." Seana mencari liptinnya dan memoleskannya sedikit.
"Oke ini baru selesai."
Seana pun mengambil slingbag nya dari atas kasur dan membawanya. Seana menuruni anak tangga. Melihat ke sekeliling ruang tamu, tak ada kedua orang tuanya. Seana membuka pintu dan mendapatkan kedua orang tuanya baru saja menuruni mobil.
"Mau kemana kamu malam malam gini ?" Ibunya mendekati Seana.
"Pergi sama Mimi ke mall bu."
"Pulang jam berapa?"
"Nanti kisaran jam 9"
Ibunya hanya mengangguk dan memasuki rumah.
"Ini uang jajan." Ayah tirinya memberikan sejumlah uang kepada Seana.
"Eh gak usah om."
"Udah ambil aja gak papa." Gunawan, ayah tirinya menyodorkan uang tersebut ke tangan Seana.
"Makasih banyak om."
"Iya sama sama, nanti pulangnya hati hati."
Seana mengangguk dan melangkah pergi.
-----
"Lo telat hampir 15 menit Seana."
"Iya maaf, tadi ngobrol bentar sama ibu sama Om Gunawan."
Mimi mengangguk.
"Kita jalan kaki aja ya, kan gak jauh dari sini."
Seana mengangguk girang dan merangkul tangan Mimi. Mereka pun berjalan di pinggiran kota yang dihiasi kerlap kerlip lampu taman ataupun lampu jalan.
-----
Seana dan Mimi sedang duduk di bangku taman. Memakan makanan ringan yang di belinya.
"Sebanyak ini abang abang yang jualan jajan kenapa kita harus beli snack." Ucap Mimi sambil mengunyah makanannya.
"Nanti kalo abang jual bakso, jual siomay, sama jual batagor tangannya kotor, gimana ? Kalau rumahnya kotor banyak tikus, terus tikusnya jalan jalan di atas makannya gimana?" Ucap Seana panjang lebar.
"Kambuh nih anak." Ucap Mimi. Mimi tau kalau Seana mengidap Anxiety.
"EH ANJIR SEANA, ITU KANDA BUKAN SIH ? DIA JALAN KE ARAH KITA ?"
Seana melihat ke arah yang dimaksud Mimi. Mata mereka bertemu.
"Hai"
-----
Maaf hiatus 2 hari :")
![](https://img.wattpad.com/cover/201175131-288-k97683.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANXIETY[✔️]
Teen Fiction"Ketika aku hidup dalam kecemasan tak berarti" -Seana Start : 30 September 2019 Finish : 20 Desember 2020 ©maurinem_