5

1.3K 119 12
                                    

Jadilah pembaca yang BIJAK dan bisa menghargai karya seseorang
Karna nulis gak cuma sekedar nulis belaka

Harap dukungannya berupa
⭐⭐vote⭐⭐
dan
💌💌komen💌💌

Supaya author lebih semangat nulisnya dan bisa menamatkan cerita ini sampai selesai

Terima kasih
💕💕💕

-----

Perasaan Seana memburuk, apa Kanda tidak jadi mengantarnya pulang ? Lalu Seana kembali melepaskan helm sialan ini dan berjalan sendirian ke halte dan menunggu bus malam malam begini? Sial.

-----

"Siapa ?"

"Adek gue"

Seana hanya menggumam sambil anggukin kepala, tidak dapat di lihat oleh Kanda tentunya.

"Ya ud--" "Tolo--"

Ucap Seana dan Kanda berbarengan.

"Lo duluan aja." Ucap Kanda.

"Nggak papa, duluan aja." Balas Seana.

"Bisa tolong gue nggak ?" Ucap Kanda sedikit melirik ke arah belakang. Mereka masih dalam posisi di atas motor bersiap untuk jalan.

"Tolong apa?"

"Bantuin gue cari pesenan adek gue, keinginan dia mah nggak bisa di tolak, sekali di tolak bisa ngamuk."

"Apa tuh ?"

"Dia suruh cariin bunga, buat acara di sekolahnya besok."

"Oh ya udah, gak papa, gue tau tempat cari bunga yang bagus, mudah mudahan sih tokonya belum tutup."

"Wah kebetulan, tunjukin gue tempatnya."

"Oke"

Kanda pun memacu motornya menuju tempat yang sudah di arahkan oleh Seana.

-----

"Yah tutup." Ucap Seana sedih.

"Cari dimana lagi ya."

"Eh tunggu dulu bentar, gue baru inget." Seana mengeluarkan hp nya dari dalam slingbag nya.

"Halo tante?"

"...."

"Maaf Ana ganggu tante, tante udah tidur ya?"

"...."

"Nggak, ini temen aku ada yang mau beli bunga, penting banget buat malam ini."

"...."

"Iya ini aku udah di depan toko, hehehe."

"...."

"Oke tante, makasih ya tante."

Seana pun kembali meletakkan hp nya kedalam slingbag.

"Yang punya toko?"

Seana mengangguk untuk merespon pertanyaan Kanda. Tak lama kemudian lampu toko tersebut kembali hidup, dan pintu toko terbuka.

"Hehehe, malam tante, maaf ya Ana gangguin waktu istirahat tante."

"Gak papa sayang, ayo masuk."

Seana pun melirik Kanda dan mengisyaratkannya untuk masuk. Kanda mengikuti langkah Seana dari belakang.

"Ini temen kamu yang mau beli bunga itu?"

"Iya tante." Jawab Seana sambil melihat ke arah Kanda. Kanda hanya mengangguk kecil diiringi oleh senyuman mautnya itu.

"Temen apa pacar nih."

"Uhuk" Tiba tiba saja Kanda terbatuk mendengar ucapan tante tersebut.

"Ya nggak lah tante, beneran temen doang." Ucap Seana meyakinkan.

"Yaudah deh iya, mau cari bunga yang kayak mana nak? Eh tante belum tau namanya, kenalan dulu ya, nama tante Meri." Tante Meri menjulurkan tangannya. Sontak lansung di sambut Kanda.

"Saya Kanda tante."

Tante Meri tersenyum ke arah Kanda. Kemudian mereka memilih beberapa tangkai bunga yang siap untuk di rangkai oleh Tante Meri.

-----

"Nih bunga nya udah jadi."

"Waaah, cantik banget tante." Ucap Kanda takjub.

"Memang tangan Tante Meri itu kayak ibu peri, semua yang dibuat berakhir indah."

"Lebay itu namanya." Ucap Tante Meri yang disusuli oleh tawa mereka bertiga.

"Btw si bambu mana tante, gak keliatan dari tadi, katanya baru balik dari singapur kan ya ?" Ucap Seana melirik ke arah tangga. Iya ini ruko, Tante Meri tinggal di atas toko ini.

"Iya, lagi di atas, kecapean siap beresin keperluan dia di Indonesia lagi, mau lanjut sekolah disini dia."

"Oh gitu, bagus dong, tante jadi ada temennya."

Tante Meri tersenyum sambil mengelus kepala Seana.

"Ya udah tante, aku sama Kanda pulang dulu ya ?"

'Akhirnya' Batin Kanda. Karna Kanda tidak tau apa yang sedang mereka bahas, jadi dia merasa canggung.

"Iya, hati hati di jalan."

Kemudian Seana dan Kanda salim dan berpamitan untuk pulang.

----

Kini Seana dan Kanda sudah berada di depan gerbang rumah Seana. Seana melepas helm nya dan memberikan kepada Kanda.

"Kayaknya gue gak bisa pulang kek gini nih." Ucap Kanda melirik helm dan bunga yang ia pegang di krdua tangannya.

"Terus gimana dong?" Tanya Seana balik.

"Helm nya lo pegang dulu aja."

"O--oke" Seana kembali mengambil helm itu.

"Terus bunganya lo pegang juga, nanti patah patah lagi kena angin."

"Lah terus adek lo?"

"Gue jemput besok pagi, lagian bunganya buat siang sama dia."

"Oh ya udah." Seana juga mengambil bunga dari tangan Kanda.

"Eh tapi kalo gue udah bawain bunga, berarti lo bisa dong pegang helm nya, atau lo tarok di---"

"Ya udah gue balik, besok pagi gue jemput." Kanda memotong pembicaraan Seana dan kembali menutup helm fullface nya. Kanda menghidupkan motornya dan melihat ke arah Seana sekali lagi.

"Makasih udah anterin gue."

Kanda kembali mematikan motornya dan membuka helm nya. Kanda turun dari motor dan mendekati Seana. Seana sontak kaget dan mundur selangkah. Kanda kembali mendekat. Seana kembali mundur hingga punggungnya menabrak gerbang yang msdih tertutup.

"Lo nggak inget tujuan gue anterin lo ngapain?"

Seana mencoba mengingat ingat kembali. Kanda mendekatkan wajahnya ke wajah Seana. Seana menahan nafasnya dan tak bisa bergerak.

"Jaket gue." Mata Seana membesar. Kanda kembali menjauh dari tubuh Seana.

"Gu--gue lupa, bi--biar gue ambilin ke a--atas." Seana langsung lari ke dalam rumahnya dengan pipi yang sudah sangat merah.

"Lucu" Kanda tersenyum tipis.

-----

Gimana nih :')
Aku yang bikin aku
sendiri yang baper :')

ANXIETY[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang