20

577 43 10
                                    

Jadilah pembaca yang BIJAK dan bisa menghargai karya seseorang
Karna nulis gak cuma sekedar nulis belaka

Harap dukungannya berupa
⭐⭐vote⭐⭐
dan
💌💌komen💌💌

Supaya author lebih semangat nulisnya dan bisa menamatkan cerita ini sampai selesai

Terima kasih
💕💕💕

-----

"Pulang bareng gue aja."

-----

"Eh Kak, belom pulang kak?" Ucap Seana.

"Belum, ada urusan bentar tadi di sekolah, eh btw lutut lo kenapa? Memar gitu." Ucap Bara sambil berjongkok dan menyentuh lutut Seana.

"Oh, ini, gak papa kok, kepeleset aja tadi." Ucap Seana.

"Ya udah pulang bareng gue aja, susah itu naik bus, malah kesenggol orang lain, kan gak asik." Ucap Bara menarik tangan Seana.

"Oh, ya, ya udah kak." Kemudian Seana memasuki mobil Bara dan berjalan pulang.

Seana pun menyadari, bahwa benar, Kanda tidak akan mengajarinya matematika seperti janjinya tempo hari.

-----

Perasaan Seana memburuk ketika ia kembali menemukan kertas yang ua temukan di dalam laci tadi sore.

Perasaan keponya sudah menggebu gebu. Namun rasa takutnya juga tak kalah menggebu gebu.

Pada akhirnya ia memberanikan diri untuk mencari tau link itu berisi apa.

"Loh ? Materi matematika buat ulangan besok?" Alis Seana terangkat sebelah.

"Wah iya bener, bagus, dari sini gue bisa belajar buat ulangan besok.

Seana pun membaca buku catatan yang di berikan Mimi dan juga membaca artikel yang ia temukan dari link itu. Hingga akhirnya ia tak menyadari bahwa ia tertidur.

-----

"Drrrrrttt.. Drrrttt.." Hp Seana bergetar membuat ia tersentak dari tidurnya. Ia lihat jam dinding, menunjukkan pukul 11 malam. Kemudian ia mengambil hpnya dan mengangkat sebuah telfon, ia taj melihat terlebih dahulu itu panggilan dari siapa.

"Halo."

"Ya halo, ini siapa?". Ucap Seana sambil mengucek matanya.

"Lo gak simpen nomer gue?"

Seana lansung menjauhkan hp nya dan membaca kontak yang tertulis.

Kanda

Seana sempat melamun sesaat. Ia berusaha menutupi rasa kesalnya kepada Kanda.

"Oh elo, ada perlu apa malem malem nelfon." Ucap Seana jutek.

"Gak belajar buat besok lo ya?"

"Apa urusan lo? Kan lo kemaren udah bilang ke gue, kalau lo gak bisa ngajarin gue, ya udah."

"....." Tidak ada balasan dari sebrang sana.

"Udah ngomongnya? Gue matiin?"

Namun tetap tidak ada jawaban apapun dari Kanda.

"Ya udah gue matiin, bye." Seana pun memutuskan sambungan telfonnya. Ia berjalan ke arah kasur dan melanjutkan tidurnya.

-----

Kanda pov

"Bodoh lo Kanda! BODOH!" Ucap Kanda menarik narik rambutnya sendiri.

Kanda frustasi, dengan apa yang telah ia lakukan.

"Kenapa kemaren itu lo nolak buat belajar bareng Seana? Kacau kan jadinya! SHIT!!"

"Kak, kamu belum tidur ?" Tanya Reni, mama Kanda dari depan pintu kamarnya.

"Belum ma, lagi belajar, dikit lagi selesai."

"Sejak kapan kamu rajin belajar?" Tanya Reni memasuki kamar Kanda dan duduk di sebelah Kanda.

"Kamu ada masalah?" Tanya Reni sambil membereskan rambut Kanda yang berantakan.

"Gak kok ma."

"Kalau kamu insomnia gini, berarti kamu lagi ada masalah."

Kanda hanya diam tak berkutik. Mama nya memang serba tau tentang dirinya.

"Oke deh kalau kamu gak mau cerita ke mama, tapi mama cuma mau ngasih saran nih, kalau lagi ada masalah, ya di selesaiin baik baik, jangan di pendem pendem, jangan coba cari jalan keluar sendiri, cari jalan keluar sama orang yang lagi terlibat masalah sama kamu, oke?"

"Iya ma, makasih sarannya ma."

"Oke, mama balik ke kamar ya, abis ini tidur, besok sekolah."

"Oke ma."

Reni pun mencium puncak kepala anaknya dan berjalan keluar kamar Kanda.

"Pokoknya besok lo harus jujur Kanda." Kecam Kanda pada dirinya sendiri.

-----

Jujur apa hayo :v

ANXIETY[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang