Jadilah pembaca yang BIJAK dan bisa menghargai karya seseorang
Karna nulis gak cuma sekedar nulis belakaHarap dukungannya berupa
⭐⭐vote⭐⭐
dan
💌💌komen💌💌Supaya author lebih semangat nulisnya dan bisa menamatkan cerita ini sampai selesai
Terima kasih
💕💕💕-----
Namun rencana tersebut ia urung, karena ia melihat tangan Kanda mengepal dengan sangat kuat, sampai buku buku jarinya memutih.
-----
"Lo gak papa?" Tanya Sherin masih melirik tangan Kanda.
"Udah ayo buruan." Kanda kemudian menggenggam tangan Sherin dan membawanya menjauh. Perlakuan Kanda tersebut berhasil membuat wajah Sherin memerah.
-----
"Ya udah ayo kita buruan ke labirin, kita udah dapetin semua petunjuknya, lo udah gak papa kan?" Tanya Bara panjang lebar.
"Udah kak, aman, ayo kak buruan lari!!" Seana menarik tangan Bara dan mengajaknya berlari kencang. Hingga akhirnya mereka sampai di gerbang utama labirin tersebut.
"Oke! Ayo kita ikutin petunjuknya, kanan-kiri-kiri-kanan" Instruksi Seana sambil melirik lebaran petunjuk yang sudah berhasil mereka temukan.
"Udah!! Simpang 3, kita ke arah mana??" Tanya Bara.
"Bentar kak—hmm—kita belok kanan 2× terus kiri." Ucap Seana bersemangat kemudian tersenyum lebar ke arah Bara.
Bara sempat terhipnotis beberapa detik dengan senyum dan tatapan mata Seana.
"Kak?" Seana melambai lambaikan tangannya di depan wajah Bara.
"Eh iya?" Tanya Bara mengerjapkan matanya.
"Kok malah ngelamun???" Tanya Seana heran.
"Maaf maaf, ya udah ayo lanjut." Ucap Bara.
Kemudian sempat diam beberapa saat, hingga akhirnya Bara kembali membuka pembicaraan.
"Lo emang moody an gitu ya? Kadang ketawa ketawa, kadang nangis, kadang ngambekan, kadang cemburuan, kadang happy mood, kadang badmood." Ucap Bara panjang lebar.
"Iya kak, emang gitu, kadang aku kegirangan banget ampe mau jadi kayak orang gila, kadang emang sediiiih aja mulu." Jawab Seana dengan nada menggebu gebu.
"Kadang juga aku tuh orangnya terbuka banget, kadang nutup nutupin banget. Bocah labil emang si Seana Valora ini!!" Lanjut Seana kemudian.
"Lucu." Jawab Bara. Bara menganggap Seana sangat lucu dengan tingkahnya seperti sekarang ini.
"Eh?" Seana sempat ambigu beberapa saat dengan perkataan yang di ucapkan Bara. Pipi Seana sedikit memanas karna di bilang lucu oleh Bara.
"Nah bentar lagi mentok, ada berapa kali belok lagi?" Tanya Bara masih sambil berjalan disebelah Seana.
"DIKIT LAGI KAK!! KE ARAH KIRI KANAN KIRI KIRI KANAN!!" Saking semangatnya Seana berbicara, dia hampir saja menabrak dinding labirin yang lansung saja di cegat oleh tangan kekar milik Bara.
"Hati hati." Ucap Bara. Kini leher Seana berada di lengan Bara.
"Hampir aja kejedot. Makasih ya kak udah nyelamatin aku!!" Ucap Seana sambil nengelap keringatnya.
"Iya, ayo buruan ini jalan terakhirnya." Lanjut Seana sambil berlari meninggalkan Bara.
"Jangan lari lari, nanti salah jalan." Pekik Bara namun tak di gubris oleh Seana.
"Oke kiri kanan kiri kiri kanan." Ucap Bara menghapal jalan yang di sebut oleh Seana tadi.
Bara juga sedikit berlari untuk menyejajarkan jaraknya bersama dengan Seana.
Akhirnya Bara menemukan titik tengah labirin tersebut. Di sana terdapat dua buah mahkota bunga.
"AKHIRNYA KITA BERHASIL JUGA SEA—" Awalnya Bara hendak merayakan kemenangan mereka. Namun ia tak melihat keberadaan Seana sama sekali di sana.
"SEANA?!?!?!" Pekik Bara ketika menyadari tidak ada keberadaan Seana di titik akhir ini. Padahal jelas jelas Bara melihat Seana lebih dahulu berjalan di depannya.
"SEANA!!!" Bara berusaha memanggil Seana berharap Seana hanya bercanda dan datang ke arahnya. Tapi apa yang terjadi? Kanda dan Sherin juga tiba di titik akhir tersebut.
"Yaah kita telat dikit sama Kak Bara." Keluh Sherin berdiri di sebelah Kanda yang sudah berdiri kaku. Ada perasaan tidak enak di dalam hatinya. Namun Bara tidak menghiraukan kedatangan Kanda dan Sherin.
"MANA SEANA?!?!" Tanya Kanda sambil menarik kerah baju Bara.
"Tadi dia jalan duluan di depan gue, ninggalin gue dibelakang, gue kira dia udah nyampe dulu—" Belum selesai Bara menjelaskan kronologisnya, Kanda sudah terlebih dahulu mendaratkan tinjuan maut nya di pipi mulus Bara.
"Kanda!! Udah jangan berantem disini!!" Ucap Sherin berusaha melerai kedua insan tersebut
"Lo diem aja, ini urusan laki laki." Ucap Kanda tanpa melirik ke arah Sherin sedikit pun.
"Apa apaan sih lo!!" Bara melepaskan genggaman tangan Kanda di kerah bajunya. Sambil memegang sudut bibirnya yang sudah mengalirkan darah segar.
"SEKARANG GIMANA?? MAU CARI SEANA KEMANA BANGSAT!!" Kanda lagi lagi mengeluarkan seluruh kekesalannya kepada Bara.
"KITA CARI SEANA SAMA SAMA!! GUE YAKIN DIA MASIH ADA DI AREA LABIRIN INI!!" Bara menjawab dengan nada tinggi juga. Namun ia tak membalas tinjuan Kanda yang sudah mendarat di pipinya itu.
"TOLONG!! GUE GAK TAU JALAN KELUAR!! TOLONG GUE!! SIAPAPUN ITU!! TOLONG GUE!!" Terdengar suara pekikan entah dari mana. Yang jelas itu suara Seana. Suara Seana terdengar bergetar, sangat jelas terdengar kalau dia sedang menangis.
Bara, Kanda, dan juga Sherin sontak membulatkan kedua bola matanya karna mendengar suara tersebut.
"SEANA!!" Pekik Kanda sangat khawatir.
"KAK BARA?!?!?! TOLONG AKU KAK!! AKU BISA DENGER SUARA KAKAK DARI SINI!!"
-----
Yang teriak Kanda, yang diteriakin Seana malah Bara :'(
Sesuai janji, up 2× kalau udah 5K

KAMU SEDANG MEMBACA
ANXIETY[✔️]
Roman pour Adolescents"Ketika aku hidup dalam kecemasan tak berarti" -Seana Start : 30 September 2019 Finish : 20 Desember 2020 ©maurinem_