37

396 32 6
                                    

Jadilah pembaca yang BIJAK dan bisa menghargai karya seseorang
Karna nulis gak cuma sekedar nulis belaka

Harap dukungannya berupa
⭐⭐vote⭐⭐
dan
💌💌komen💌💌

Agar author lebih semangat nulisnya dan bisa menamatkan cerita ini sampai selesai

Terima kasih
💕💕💕

-----

"CEWEK YANG ADA DI RUMAH KANDA WAKTU ITU?!?!?!"

-----

Kini Seana sudah kembali ke barisannya. Sedari tadi Seana hanya diam dan murung karena mood nya mendadak anjlok begitu saja.

"Iih lo dari tadi kenapa sih? Diam diam mulu!" Tanya Mimi heran.

Memang sedari tadi Mimi sudah menanyakan, namun Seana enggan menjawab.

"Woi, ada kuping gak sih lo??" Mimi menaeik telinga Seana.

"Ah ah sakit anjir!!" Seana melepaskan tangan Mimi dari telinganya.

"Iya lagian dari tadi di tanya diam aja!! Gue kira kuping lo terbang!" Mimi berusaha menghibur Seana.

"Lo kira kuping gue burung beo, bisa terbang terbang!!" Seana sedikit marah namun kemudian di susul oleh tawaan kecil Seana.

"Nah gitu dong, ketawa, perasaan dari tadi lo ketawa ketawa aja, pas balik dari sono, udah gini aja ekspresi lo!" Mimi memajukan bibirnya menunjuk ke rombongan sekolah tetangga.

"Gue liat Kanda ketawa ketawa sama cewek, dan gue pernah liat cewek itu ada di rumah Kanda juga, kan sebel!!" Jujur Seana.

"Ooh gitu toh masalahnya, yang bikin neng Seana cemberut gini!!" Mimi akhirnya mengangguk angguk mengerti.

"Siapa coba yang gak sebel? Emang kalau lo, tiba tiba lo nampak Ziko sama cewek lain ngobrol terus ketawa ketawa, lo gak sebel, hah?!?!" Tanya Seana mencoba agar Mimi membayangkan bagaimana perasaannya saat ini.

"Ya pasti sebel lah, tapi abis itu gue tanya, dia siapa, mana tau cuma temen biasa???" Jawab Mimi bijak.

"Tumben lo bijak!!" Jawab Mimi meremehkan.

"Eh lo ya maimunah, jangan remehin gue dalam hal percintaan, huuu!!" Mimi menoyor kepala Seana.

"Anjay!!" Seana membalas menoyor kepala Mimi.

"Eh btw, gini nih, tadi kan lo ke tempat si Bagas tuh, terus lo pelukan, terus ketawa ketawa juga, kalau misalkan Kanda nampak lo lagi kayak gitu juga gimana? Pasti Kanda sakit hati juga kan? Padahal Bagas cuma sahabat kecil lo! Nah gitu, gimana coba??" Pertanyaan Mimi berhasil membuat Seana terdiam.

Memang iya, Mimi sudah mengetahui keberadaan Bagas sejak lama. Soalnya Seana dan Mimi sudah berteman hampir 2 tahun. Dan ya, Seana sudah menceritakan segalanya tentang dirinya dan kehidupannya, begitupun sebaliknya. Jadi Mimi tau benar, Bagas itu siapa Seana.

"Ya udah deh, nanti gue coba temuin Kanda." Jawab Seana akhirnya.

"Naah!! Itu baru temen gue!!" Mimi merasa bangga pada dirinya sendiri karna berhasil membuka pikiran Seana.

-----

Kini Mimi dan Seana sudah berada di penginapan mereka. Dan betapa terkejutnya Seana, ketika dia mendapati teman satu rumahnya itu ialah SHERIN!

"Suasana canggung macam apa ini." Bisik Mimi ke telinga Seana.

"Sssttt!!!" Balas Seana.

"Kamu----temennya Kanda waktu itu ya?" Tanya Sherin membuka pembicaraan.

"Eh? I--iya" Jawab Seana gugup.

"Lo kenal Kanda juga??" Tanya Mimi kaget. Namun kemudian Seana mencubit pinggang Mimi yang membuat Mimi kesakitan.

"Iyaa, adek gue temennya adek Kanda." Jawab Sherin lembut dengan senyuman.

"Oh gituuuu" Mimi ber oh ria.

Kemudian suasana menjadi dingin. Tidak ada yang berbicara. Mereka sibuk dengan hp masing masing.

"Btw, temen lo yang satu lagi mana? Bukannya 1 rumah diisi oleh siswa dari 2 sekolah, 1 sekolah ada 2 orang siswa ya?" Tanya Mimi membuka pembicaraan. Iya itu memang spesialis Mimi, pandai dalam berbicara.

"Ooh itu, si Bunga. Iya sebenarnya dia disini juga. Tapi mendadak dia dijemput sama orang tua nya tadi sore, soalnya pamannya meninggal." Jawab Sherin.

"Ya ampun, kasian banget, padahal niatnya kesini mau happy happy, eh tapi malah ada musibah ya." Jawab Mimi santai.

"Eh, gue ke kamar dulu ya? Mau beresin barang." Ucap Mimi yang kemudian berdiri dari duduknya.

"Iya, gue juga." Lanjut Sherin kemudian.

"Kalau gitu gue juga, lo gak papa kan sendirian dikamar?" Tanya Mimi kepada Sherin.

"Gak papa, udah biasa gue mah, gue cuma berdua dirumah sama adek gue, ya udah, gue masuk ya?" Sherin kemudian menyeret kopernya kedalam kamarnya.

------

"WHAT??? JADI MAKSUD LO CEWEK YANG LO LIAT BERDUAAN SAMA KANDA ITU SI SHERIN INI?!?!?!?" Tanya Mimi nge gas.

"Pelanin suara lo anjir!!!" Jawab Seana.

"Ya maap, gue gak tau, pantesan lo banyak diem." Lanjut Mimi kemudian.

"Ya udah deh, gue mau ke kamar mandi dulu." Mimi bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah pintu kamar.

Namun tiba tiba ada yang mengetok pintu depan.

Seana terkejut dan berdiri mematung di depan pintu kamarnya yang baru saja dia buka. Anxiety nya kambuh!! Ya, memang seaneh itu Seana. Dengan suara ketukan pintu saja dia cemas. Maling. Penculik. Hantu. Pembunuh. Dan segala macamnya hal buruk yang terlintas di benak Seana.

"Biar gue yang buka." Ucap Mimi sambil berjalan mendahului Seana.

Seana masih diam mematung di depan pintu kamarnya.

Walaupun suara mereka sangat kecil, Mimi dan seseorang di depan pintu maksudnya, namun Seana dapat mendengar percakapan mereka dengan jelas.

"Eh Kanda? Ada perlu apa? Nyari Seana ya? Bentar biar gue panggilin, SEA---"

"Gak, gue gak nyari Seana, gue nyari Sherin."

-----

Harap tinggalkan jejak readers ⭐

ANXIETY[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang