26

517 41 14
                                    

Jadilah pembaca yang BIJAK dan bisa menghargai karya seseorang
Karna nulis gak cuma sekedar nulis belaka

Harap dukungannya berupa
⭐⭐vote⭐⭐
dan
💌💌komen💌💌

Supaya author lebih semangat nulisnya dan bisa menamatkan cerita ini sampai selesai

Terima kasih
💕💕💕

-----

Seana kemudian mengambil buku tugasnya dan menyalin tugas Mimi. Ya emang seperti itu kebiasaan Seana, menyalin tugas Mimi secara rinci tanpa sisa.

-----

"Hai.." Ucap Kak Bara yang tiba tiba berjalan di sebelah Seana.

"Eh iya kak, udah lama gak keliatan, kemana aja."

"Maklum, orang sibuk." Ucap Bara kepedean.

"Heleh"

"Buru buru banget, mah pulang?" Tanya Bara kepada Seana.

"Iya kak."

"Biar gue anterin, mumpung jadwal lagi kosong."

"Ya ampun Seana, rejeki mah emang gak kemana ya, setiap hari ada aja yang ngajak pulang bareng, wkwkwk" Batin Seana.

"Eh gak usah kak, abis sampe rumah aku lansung ke rumah Kanda." Seana jual mahal.

"Ngapain?"

"Mau balikin catatan matematika Kanda."

"Oh ya udah, gue anterin ke rumah di Kanda juga, woles aja."

"Beneran gak papa kak?"

"Iyaa, buruan naik mobil."

Akhirnya Seana pun pulang bersama Bara.

-----

"Tunggu bentar ya kak, aku ambil catatan nya dulu." Seana berlari kerumahnya dengan cepat, kemudian kembali lagi ke mobil Bara.

"Hoosh hosh.." Seana sesak napas.

"Makanya jangan lari lari, sesek napas kan lo." Ucap Bara sambil menjalankan mesin mobilnya.

"Biar--kak Bara--gak--lama nunggu-nya" Ucap Seana terpotong potong karna sesak napas.

"Mau gue kasih napas buatan biar gak sesak napas lagi."

Seana malah menahan nafasnya karna mendengar ucapan Bara.

"Jangan di tahan gitu napasnya, nanti malah mati disini lagi, gue bercanda kok, kapan kapan aja."

Seana kemudian kembali bernapas normal seperti biasa.

-----

"Iya ?"

"...."

"Oh gitu."

"...."

"Gak bisa besok aja?"

"...."

"Oh oke oke, bentar lagi gue ke sana."

"...."

Kemudian Bara mematikan sambungan telfonnya.

"Kayaknya gue cuma bisa nganter lo sampe rumah Kanda aja deh, ada urusan mendadak, gak papa kan?" Tutur Bara merasa tak enak.

"Gak papa kok kak, ini aja aku udah bersyukur banget kakak mau nganterin aku sampe rumah si Kanda."

"Maaf ya."

"Gak papa kak-- eh kak, itu tuh rumah Kanda."

Bara pun menjalankan mobilnya ke arah yang ditunjuk Seana.

"Naah sampai." Ucap Seana kemudian menuruni mobil Bara, begitu juga Bara.

"Loh kakak ikutan turun juga? Tapi kakak lagi buru buru ada urusan?"

"Sampai tuan rumah nya keluar, nanti baru gue pulang."

"Okeeee." Ucap Seana tersenyum manis.

Seana menekan bel rumah Kanda. Dan tak lama setelah itu, pintu pagar rumah Kanda terbuka, dan yang membukanya Kanda sendiri.

"Eh, elo, ada perlu apa?" Ekspresi Kanda berubag ketika ia melihat Bara juga berdiri di sebelah Seana.

"Ini gue mau balikin catatan matematika lo, sama jaket lo yang kemaren." Ucap Seana tersenyum.

"Gue cabut duluan ya? Udah ditelfon telfon mulu dari tadi." Ucap Bara berbisik ke telinga Seana. Kanda yang melihat hal tersebut hanya buang muka pura pura tidak mendengar.

"Oke kak." Ucap Seana.

"Oke, bye princess" Ucap Bara kemudian mengacak rambut Seana, tak lupa ia memberi kode pamit kepada Kanda juga, namun hanya dibalas anggukan kecil oleh Kanda. Kemudian Bara melajukan mobilnya.

"Oh iya nih, buku sama jaketnya." Seana menyodorkan sebuah paper bag kepada Kanda.

"Hmm, makasih." Ucap Kanda dingin.

"Kok lo tiba tiba cuek banget." Tanya Seana sedikit kesal.

"Gak papa." Jawab Kanda singkat.

"Iih, kesel." Ucap Seana karna ia merasa Kanda tidak menghargai usahanya yang mau mengantarkan barang milik Kanda sore sore begini.

"Oh iya, masalah catatan mtk itu, makasih banyak, gue terbantu sama catatan lo." Ucap Seana tak kalah dingin.

"Mimi udah ngasih tau lo ya." Tanya Kanda.

"Iya." Jawab Seana singkat. Karna Seana sudah tidak tahan lagi dengan situasi seperti ini, dia kemudian pamit untuk pulang kerumah.

"Ya udah, gue bal--" Kalimat Seana terpotong oleh seseorang.

"Kanda, ayo buruan masuk, tante Reni udah nyari--eh ada temen kamu ya, hai!" Ucap Seorang gadis hendak menarik tangan Kanda, tapi tak jadi, karna ia menyadari kehadiran Seana, alhasil tangannya hanya tergantung di tangan Kanda.

Seana yang menyadari bahwa tangan Kanda dipegang oleh gadis itupun merasa canggung akan suasana. Apa Seana hanya mengganggu kebersamaan kedua insan ini?

"Gue balik." Ucap Seana dengan sedikit getaran di suaranya.

"Wey Seana goblok, ngapain pake acara pengen nangis segala." Tutur Seana dalam hatinya.

"Biar gue anter." Ucap Kanda memegang pergelangan tangan Seana.
Sekarang mereka bertifa seperti sedang bermain kereta keretaan. Dengan tangan kanan Kanda memegang pergelangan tangan Seana, sedangkan tangan kirinya dipegang oleh seorang gadis.

"Gak usah, gue bisa sendiri." Ucap Seana menarik paksa tangannya dari tangan Kanda.

"Tapi sekarang udah mau magrib, mendung juga, halte jauh dari sini." Ucap Kanda panjang lebar.

"It's oke." Seana kemudian berlari menjauh dari kediaman Kanda.

Sedangkan cewek yang memegang tangan Kanda, hanya diam dan perlahan melepaskan genggamannya.

"Maaf, mungkin ini semua gara gara gue." Ucap gadis itu, yang lain dan tak bukan, ialah Sherin, kakak nya kawan Dinda yang ia ceritakan tadi malam.

"Nggak, bukan salah lo kok." Kemudian Kanda masuk kedalam rumahnya yang diikuti oleh Sherin.

-----

"WOY AUTHOR KONFLIKNYA KEBANYAKAN"
"AUTHOR, CERITANYA BERBELIT BELIT"
"WEYLAH, KAPAN JADIANNYA"
"SEBENERNYA SI SEANA SAMA KANDA ATAU BARA SIH?"

Mungkin ada dari kalian yang mau berkomentar seperti itu, tapiiii---

Sesungguhnya wahai sobatku, aku pengen buat cerita ini jadi panjang
Biar ceritanya jelas dan
terkesan tidak gaje

Jadi harap bersabar ya sobat² ku :)
Karna kalau kalian baca dari awal dengen seksama, masih banyak konflik yang belum terselesaikan dalam cerita ini :)

Terimakasih 💓

ANXIETY[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang