Jadilah pembaca yang BIJAK dan bisa menghargai karya seseorang
Karna nulis gak cuma sekedar nulis belakaHarap dukungannya berupa
⭐⭐vote⭐⭐
dan
💌💌komen💌💌Supaya author lebih semangat nulisnya dan bisa menamatkan cerita ini sampai selesai
Terima kasih
💕💕💕
-----
"Sstt.. Lo tenang, ada gue disini."-----
"Lo boleh lampiasin semuanya, nangis aja." Bara memeluk Seana sangat erat.
"A-aku-"
"Udah udah, ngomongnya nanti aja." Bara mengelus punggung Seana dan meletakkan dagunya di puncak kepala Seana.
Bara tidak tega melihat keadaan Seana sekarang. Gaun putihnya sudah kotor terkena tanah. Rambutnya kusut dan make up nya sedikit berantakan. Seana kemudian melepaskan pelukan Bara.
"M-akasih kak." Ucap Seana sambil menatap kaki nya yang tak terbalut apapun.
"Udah mendingan?" Bara mengangkat dagu Seana dan kedua manik mata Seana bertemh dengan manik mata Bara. Ada jeda beberapa saat sampai akhirnya Bara menghapus air mata Seana.
"Lo harus istirahat. Besok pagi kita pulang." Ucap Bara sambil mengusap puncal kepala Seana.
"Iya kak, sekali lagi makasih ya kak, aku balik duluan." Seana berbalik badan dan mencoba melangkah, namun gagal. Kakinya terlalu lemah hanya sekedar untuk berjalan.
"Aww." Seana hampir saja terjatuh ke tanah kalau Bara tak dengan sigap menangkap badan Seana.
"Lo gak kuat jalan?" Tanya Bara memastikan.
"Eh, kuat kok kak, aku bisa jalan sendiri." Seana mencoba melangkah kembali namun hampir terjatuh lagi.
"Kalau gak kuat bilang aja." Bara kemudian berjongkok di depan Seana.
"Naik, biar gue yang anter lu pulang ke penginapan."
"Gak papa kok kak, nanti aku juga bisa jalan sendiri." Tolak Seana.
"Gak usah sok kuat, buruan naik." Bara memaksa Seana dan lansung saja menggendongnya di belakang punggung bidang Bara.
Seana akhirnya memeluk leher Bara dari arah belakang. Kepalanya ia tempel di lekukan sikunya.
Tidak ada dialog di antara mereka. Hanya deru nafas Bara yang terengah engah sedikit terdengar.
"Apa aku berat?" Tanya Seana hati hati.
"Aahh berat banget." Kemudian Bara tertawa, ia hanya bergurau demi menghibur Seana.
Seana memukul bahu Bara pelan.
"Aw aw, sakit, gue bercanda doang, aw aw."
"Dasar!" Seana menghentikan aksinya mencubiti bahu Bara.
"Apa aku terlihat sangat lemah?" Seana berusaha menatap wajah Bara dari sebelah kanan wajah Bara.
"Maksudnya?" Bara memalingkan wajahnya. Dan kini wajah mereka terpaut sangat dekat. Saking dekatnya mereka bisa merasakan hembusan nafas masing masing. Waktu terhenti sementara, bahkan langkah Bara pun terhenti.
Detak jantung Seana berdegup kencang tak karuan.
'Apa ini? Kenapa jantungku berdebar?? Bahaya kalau kak Bara mendengarnya.' Runtuk Seana dalam hatinya.
'Jika dilihat dari jarak seperti keindahan wajah Seana tak bisa di ragukan lagi!' Batin Bara.
"Ah maaf." Seana menjauhkan jarak di antara mereka dan memalingkan wajahnya ke arah berlawanan.
Berbeda dengan Seana yang gelagapan. Bara malah memuji Seana.
"Mata lo bagus kalau diliat lebih dekat." Bara melanjutkan langkahnya dengan sedikit senyum di wajahnya.Seana memerah karna pujian yang dilontarkan Bara.
"Kanda pasti nyesel karna udah nyia nyiain cewek kayak lo tanpa rasa tanggung jawab."
-----
Nyesel gak ya si Kanda?

KAMU SEDANG MEMBACA
ANXIETY[✔️]
Teen Fiction"Ketika aku hidup dalam kecemasan tak berarti" -Seana Start : 30 September 2019 Finish : 20 Desember 2020 ©maurinem_