11

918 82 0
                                    

Jadilah pembaca yang BIJAK dan bisa menghargai karya seseorang
Karna nulis gak cuma sekedar nulis belaka

Harap dukungannya berupa
⭐⭐vote⭐⭐
dan
💌💌komen💌💌

Supaya author lebih semangat nulisnya dan bisa menamatkan cerita ini sampai selesai

Terima kasih
💕💕💕

-----

"Ya nggak ngapa ngapainlah, dasar pikiran lo ya ada ada aja."

"Nah tu tau, ya udah buruan masuk."

-----

Seana berjalan ke kamarnya, meninggalkan Kanda di ruang tamu sendirian setelah Seana memberikan sebuah handuk kepada Kanda. Seana membersihkan badannya dan segera mengganti baju. Setelah selesai mengganti baju, ia turun ke bawah untuk menemui Kanda.

"Hujannya udah hamp--" Seana terdiam setelah melihat Kanda tertidur di kursi ruang tamu dalam keadaan duduk.

"Kanda, lo tidur?" Seana duduk disebelah Kanda. Tiba tiba Kanda menarik Seana dalam pelukannya. Kanda meletakkan dagunya di puncak kepala Seana. Sontak Seana kaget akan situasi.

"Lo pura pura tidur ya anj--"

"Gak, gak boleh ada yang lain selain gu--e." Ucap Kanda, mengigau dengan suara kecil. Seana tambah kaget, ketika mendapati tangan Kanda sangat dingin. Kini badan Kanda mengigil. Kanda mempererat pelukannya. Kini Seana sadar, Kanda memelukkan karna merasa kedinginan, KANDA SAKIT.

"KAAAN, KANDA, BANGUN." Ucap Seana panik bukan main. Seana menjauh dari pelukan Kanda.

"Ya tuhan gimana ini, Kanda kenapa, Kanda, bangun, please." Ucap Seana sambil mengelus elus tangan Kanda agar sedikit panas.

"Gue gak mau lo kenapa kenapa, KANDA, JANGAN BERCANDA DEH." Nafas Seana terasa sesak. Kecemasannya menjadi jadi. Dia tidak tau harus melakukan apa.

"Gimana dong, Kandaaaa, bangun, hiks--" Seana mulai menangis. Dia sangat khawatir akan kondisi Kanda.

Nafas Seana sesak, jantungnya berdebar hebat. Pikirannya sudah jauh kemana mana.

Gimana kalau Kanda mati ? Berarti ini semua salah gue ! Karna dia nganterun gue sambil hujan hujan an ! Salah gue ! Dasar Saena goblok !

Seana mengambil sebuah botol dk bawah meja ruang tamu. Dia memakan sebuah pil disana. Berharap kecemasannya berkurang.

"Apa yang harus gue lakuin sekarang?" Seana berusaha memutar otak 180 derjat mencari jalan keluar.

"Kak Bara, iya kak Bara." Seana langsung mrncaru nomor Kak Bara dj hpnya.

"Angkat dong kak please, tolong angk--"

"Halo?"

"Kak tolong aku kak, please tolong."

"Lo kenapa nangis? Tolong apa?!??! Jelasin ke gue dulu "

"Nanti aku jelasin, kakak kerumah aku dulu aja sekaraaang, cepetaaan!"

Tanpa salam, Bara lansung mematikan telfonnya sepihak. Tentu Bara panik dengan kondisi Seana sekarang ini. Dan bergegas menuju rumah Seana.

-----

Kini Bara dan Seana tengah berada disebuah rumah sakit swasta. Bara membawa Kanda kerumah sakit karna Bara tau bahwa kondisi Kanda sangat buruk. Jari jarinya dingin. Detak jantungnha cepat. Nafasnya memburu.

"Udah Seana, jangan nangis terus, dia gak bakal kenapa kenapa." Ucap Bara menenangkan.

"Hiks hiks, tapi kak, di-dia." Bara lansung memeluk Seana guna menenangkan.

Kalian pasti bingung, kenapa Seana bisa dekat dengan Bara, sejak kapan? Kenapa bisa?

Flashback on

"Mampus, kayaknya gue telat." Seana lari dari halte depan sekolahnya menuju gerbang sekolah yang hampir ditutup oleh satpam sekolah.

"Cepetan masuk, nanti lo dihukum guru BK." Sorak salah satu anggota osis.

"Oke oke." Seana menambah kecepatan langkahnya.

Hingga akhirnya---

Bruukk

Seana terjatuh tepat selangkah sesudah ia memasuki gerbang sekolah.

"Eh lo gak papa? Kaki lo berdarah."

"Gak, gak papa kok kak."

"Aduh gue ngerasa bersalah banget, karna gue nyuruh lo buru buru."

"Gak kak, lagian niatan kakak baik."

Kemudian anggota osis itu membantu Seana berdiri.

"Gue anter ke UKS bersihin luka lo."

Kemudian dia membimbing Seana menuju UKS.

"Kayaknya muka lo gak asing deh."

"Iya, dulu kakak pembimbing aku pas MOS."

"Lah iya?"

"Iya, nama kakak Bara kan?"

"Iyapp, nama lo?"

"Seana kak."

"Haa iya gue inget."

Kini Bara telah selesai membersihkan luka di kaki Seana, dan kembali membereskan peralatan P3K.

"Makasih banyak kak."

"Sama sama."

Bara merebut hp Seana dari tangan Seana.

"Ini nomor hp gue, kalo ada perlu apa apa, hubungin gue aja."

Flashback off

"TANTEE RENI." Seana melepas pelukan Bara dan berlari ke arah Tante Reni.

"Udah udah jangan nangis, gak papa."

"Tapi tanteee--"

"Iya, udah biasa, lagian si Kanda nya bandel tadi tante suruh bawa mobil aja nggak mau, gini kan jadinya."

"Biasa maksud tante?"

"Iya, Kanda itu sebenernya sakit serangan jantung. Kalau hari dingin, jantungnya bakal bekerja maksimal mengantar darah ke seluruh tubuhnya biar hangat, jadi badan dia bakal lemah sendiri, nggak sekali ini kok, udah sering "

"Se--serangan jantung tante?"

-----

Kaget gak tuh ?

ANXIETY[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang