47

383 35 7
                                    

Jadilah pembaca yang BIJAK dan bisa menghargai karya seseorang
Karna nulis gak cuma sekedar nulis belaka

Harap dukungannya berupa
⭐⭐vote⭐⭐
dan
💌💌komen💌💌

Supaya author lebih semangat nulisnya dan bisa menamatkan cerita ini sampai selesai

Terima kasih
💕💕💕

-----
"Maafin aku" Kata kata terakhir yang Seana ucapkan sebelum penglihatannya berubah menjadi hitam.

-----

Terpaan cahaya putih menyerang kedua bola mata Seana yang mulai terbuka perlahan. Hingga sang pemilik bola mata sedikit mengernyitkan dahinya demi menahan terpaan cahaya terang tersebut.

"Eh lo udah bangun??? Ada yang sakit??" Mimi yang menyadari bahwa Seana siuman lansung memegang bahu Seana.

"Gue-gue dimana?" Tanya Seana berusha bangkit dari tidurnya.

"Lo di bawa ke klinik dekat sini, lo udah 5 jam gak bangun bangun loh, anjay, bikin gue panik banget tau."

"KANDA?!?!" Seana teringat akan kejadian yang menerpanya beberapa jam yang lalu.

"Kanda tadi udah siuman, terus dia masih di suruh istirahat, untung Ziko tau dimana letak obat obatan Kanda, jadi pas Kanda di bawa ke sini lansung diminumin obat, alhasil keadaanya tak memburuk." Jelas Mimi.

Kemudian ada helaan nafas panjang dari mulut Seana, menandakan bahwa ia merasa tenang dengan penjelasan Mimi.

"Gue mau ke Kanda." Ucap Seana.

"Nih disebelah lo." Mimi kemudian membuka tirai pembatas antara kasur Seana dan kasur Kanda.

Seana kemudian duduk dan mendekat ke arah Kanda. Menyadari bahwa Seana membutuhkan waktu untuk sendiri pun Mimi pergi meninggalkan ruangan tersebut.

"Gue keluar duluan ya."

"Hmm, makasih ya."Dibalas anggukan oleh Seana.

Seana kembali melirik ke arah Kanda. Ia menggenggam tangan Kansa dengan kedua tangannya.

Syukurlah udah gak sedingin tadi lagi

Batin Seana sambil terus mengusap tangan kiri Kanda. Bibir Kanda pun sudah kembali berwarna merah muda, dan tidak pucat lagi. Membuat Seana sangat lega.

"Kalau kamu sakit kayak gini, seharusnya kamu gak usah ikut karya wisata ini dulu." Ucap Seana sambil meletakkan tangan kiri Kanda di depan bibirnya.

"Gue gak bisa liat lo sakit kayak gini terus, apalagi gue tau lo kayak gini karna gue." Seana meneteskan setetes air mata dan mengenai tangan Kanda.

"Eh kok nangis??" Kanda reflek bangun dari tidurnya dan duduk di atas ranjang.

"Kamu bangun??" Tanya Seana sambil menghapus air matanya yang tersisa.

"Aku kan cuma tidur, terus dari awal kamu pegang tangan aku, aku sadar kok, tapi tiba tiba kamu nangis gini." Kanda menghapus air mata Seana yang masih saja mengalir.

"Aku takut kamu kenapa napa." Jujur Seana.

"Aku bikin kamu khawatir ya? Maafin aku, kamu gak usah khawatir, aku gak papa kok, tadi itu memang dingin banget aja." Kanda menarik tangan Seana ke arah pipinya.

"Gak, aku yang seharusnya minta maaf, kamu jadi sering sakit karna aku, aku gak pantas buat kamu." Tangis Seana bertambah pecah. Reflek Kanda lansung menarik Seana kedalam pelukannya.

"Sssttt... Kamu ngapain ngomong kayak gitu? Kamu gak inget perkataan yang udah aku bilang di pinggir danau malam itu?" Ucap Kanda sambil mengelus rambut Seana.

"Tapi aku ini penyebab kamu sakit terus, asalkan kamu sadar." Seana masih saja menangis dan berusaha untuk melepaskan pelukannya.

"Siapa bilang kayak gitu hah? Sakit ya sakit, kamu ya kamu, kamu lebih penting dari segalanya bagi aku." Kanda menahan tubuh Seana agar tidak terlepas dari pelukannya.

Tangis Seana bertambah pecah sekarang. Ia merasa sangat bersalah kepada Kanda. Ia tak bisa terus bersama Kanda.

"Udah ya nangisnya, aku sakit, minum obat juga lansung sembuh, jadi kamu ngak usah khawatir." Jelas Kanda.

Seana masih aja menangis, namun sudah tidak se histeris tadi. Kanda kemudian melepaskan pelukannya.

"Aku gak papa kok, kamu gak percaya?" Tanya Kanda sambil memegang kedua bahu Seana.

Seana kemudian menghapus air matanya yang masih mengalir.

"Nih liat ya, aku udah kuat!!" Kemudian Kanda turun dari ranjangnya dan mendekati Seana. Kemudian dia mengangkat Seana ala bridal style.

"Iih kamu ngapain?" Tanya Seana sambil menatap mata Kanda.

"Buktiin ke kamu kalau aku baik baik aja, bahkan aku lebih kuat dari pada hulk yang hijau itu." Lelucon Kanda berhasil membuat senyum Seana merekah.

"Iih udah ah turunin aku." Seana memukul mukul bahu Kanda.

"Nah gitu dong senyum." Kanda kemudian tersenyum dan menurunkan Seana perlahan.

"Gimana percaya kan? Kalau aku baik baik aja?" Tanya Kanda menyejajarkan mukanya dengan muka Seana.

"Hmm." Seana malu malu dengan tatapan Kanda.

Cup

Kanda berhasil mencuri ciuman singkat dari bibir Seana setelah ia memantau keadaan sekitar.

"Iih kamu mah asal cium aja." Seana memanyunkan bibirnya sambil melirik ke seluruh arah.

Cup

Lagi lagi Kanda mencium singkat bibir Seana ketika Seana sudah kembali melirik ke arahnya.

"IIH DIBILANGIN MALAH DIKERJAIN LAGI!! GAK LIAT LIAT SITUASI KONDISI KAMU MAH!!" Gerutu Seana sambil menghentakkan kaki.

"Jadi kamu maunya dalam situasi dan kondisi seperti apa?" Tanya Kanda dengan muka mesum.

"Iiis dasar mesum!!" Seana kemudian menutup wajah Kanda dengan tangannya.

-----

Untung cepet di kasih obat 😪
Gimana nih gimana??
Oke aku bakal update kalau udah 500+ readers
Berarti next di 7K ya 🧡

ANXIETY[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang