48

383 32 17
                                    

Jadilah pembaca yang BIJAK dan bisa menghargai karya seseorang
Karna nulis gak cuma sekedar nulis belaka

Harap dukungannya berupa
⭐⭐vote⭐⭐
dan
💌💌komen💌💌

Supaya author lebih semangat nulisnya dan bisa menamatkan cerita ini sampai selesai

Terima kasih
💕💕💕
-

----

"Jadi kamu maunya dalam situasi dan kondisi seperti apa?" Tanya Kanda dengan muka mesum.

"Iiis dasar mesum!!" Seana kemudian menutup wajah Kanda dengan tangannya.

-----

"Lo gak papa? Ada yang sakit? Katanya tadi lo sempet pingsan? Gara gara anxiety lo itu lagi?" Tanya Bagas panjang lebar sambil memutar mutar badan Seana.

"Gak papa kok aman, iya gara gara anxiety, lo tau sendiri kan keadaan psikis gue." Jawab Seana sambil kembali membenarkan tatanan bajunya yang berantakan karna ulah Bagas.

"Maaf gue gak bisa bantu lo ke situ tadi, terus gak bisa liat lo ke klinik juga, gue ada kerjaan di suruh sama guru pembimbing." Jelas Bagas.

"Gak papa, woles aja kali." Jawab Seana.

"Gue kabarin ke Tante Irma ya?" Tanya Bagas sambil mengeluarkan hp nya dari dalam saku.

"Eh jangan, gak usah, gak bakal peduli juga kayaknya." Ada nada yang sulit di artikan dari ucapan Seana barusan.

"O-oh ya udah." Bagas jadi merasa bersalah.

"Btw sekarang lo mau kemana? Kok sendirian aja?" Tanya Bagas.

"Mau balik ke penginapan, barusan dari klinik, jam tangan gue ketinggalan disana, jadi balik lagi deh, untung jam nya masih ada." Jelas Seana sambil menggoyangkan tangannya yang tergulung oleh jam tangan kecil.

"Mau gue anterin?" Tanya Bagas.

"Gak usah, gak papa gue sendiri aja." Jawab Seana.

"Tidak menerima penolakan." Kemudian Bagas merangkul bahu Seana.

Seana hanya bisa menerima rangkulan dari Bagas.

"Btw tinggi lo kok segini segini aja sih, gak nambah nambah perasaan." Ucap Bagas sambil menepuk kepala Seana. Satu hal yang sangat Seana senangi, yaitu kepalanya dielus, ditepuk, dipegang, dalam artian pegang yang gak kasar ya.

"Tepuk terus sampe penginapan, gue suka." Seana tidak menjawab pertanyaan Bagas.

"Eh eh, malah ke enakan ente."

"Ya bodo."

"Ya udah gak ditepuk lagi."

"Eeh gak gak becanda, tepuk lagi ya? Hehe."

"Ya udah." Baga kemudian penemuk kepala Seana dengan tangan kirinya. Kini posisinya, Seana berjalan di sebelah Bagas, tangan kanan Bagas ngerangkul bahu Seana. Jadi tangan kirinya yang nepuk nepuk kepala Seana.

"Gue jadi ngantuk." Ucap Seana sambil menguap.

"Ya udah tidur aja."

"Yakali tidur sambil jalan, Bagas bloon." Ejek Seana.

Tiba tiba langkah Bagas dan Seana berhenti serempak. Ketika ada seseorang berdiri dihadapan mereka.

"Eh? Kanda?"

Bagas menyadari tatapan mata Kanda mengarah kerangkulan tangannya di bahu Seana. Bagas sontak menurunkan tangannya agar suasana tidak terlalu panas.

"Lo abangnya Seana?" Tanya Kanda kepada Bagas tanpa melirik ke arah Seana sedikitpun.

"Gue? Bukan."

"Lo sepupunya Seana?"

"Bukan juga."

"Terus lo bokapnya Seana? Pamannya Seana? Kakeknya Seana?"

"Gak." Emosi Bagas mulai terpancing. Pertanyaan Kanda seperti memperolok olok dirinya.

"Terus, ngapain lo deket deket Seana."

"Gue temennya! Sahabatnya malahan!" Jelas Bagas dengan nada bicara yang naik beberapa tingkat.

"Gue pacarnya, jadi lo gak berhak buat deket deket kayak tadi sama Seana." Jelas Kanda sambil menarik Seana ke sebelahnya.

"Iih kamu apa apa an sih, Nda!" Seana kesal dengan tingkah Kanda.

"Ya terus? Gak boleh gitu gue deket deket ke temen gue?" Tanya Bagas memperjelas.

"Right"

"Lo bokapnya Seana? Pamannya Seana? Abangnya Seana? Gak kan? Posisi kita sama aja kali." Bagas menunjuk bahu Kanda.

"Udah udah ih, gak usah berantem." Seana berdiri diantara kedua orang yang sedang berdebat tersebut.

"Pokoknya Seana pacar gue! Punya gue! Milik gue!" Jelas Kanda dengan segala penekanan.

"Hah—rasa kepemilikan lo tinggi juga ya, salut gue." Cemooh Bagas.

"Gue kira lo anak baik baik, gue setuju Seana sama lo, eh rupanya posesif, gak banget!" Lanjut Bagas sudah terlanjur emosi.

"Anjing!!" Kanda hendak melayangkan tinjunya ke pipi Bagas, namun tangannya di tahan oleh Seana.

"KANDA!!" Seana menatap Kanda tajam. Kemudian Seana menggeleng gelengkan kepalanya.

"Bagas, makasih ya lo udah mau anterin gue, maaf juga sama perlakuan Kanda, lo balik aja ke penginapan lo, Kanda biar gue yang urus." Ucap Seana kepada Bagas.

"Oke, sama sama, gue cabut duluan ya." Jawab Bagas sambil tersenyum manis ke arah Seana.

Kemudian Bagas berjalan maju dan sedikit berhenti di sebelah Kanda dan membisikkan sesuatu ke telinga Kanda.

"Lo emang pacarnya, tapi gue lebih tau segalanya!"

-----

Enak kali di rebutin sama banyak cowok kek Seana ya geas :")

BTW SEHAT SEHAT YA KALIAN :(
Kondisi bumi sekarang
sangat mengkhawatirkan :(

OKE SEKARANG UDAH 7K YA ♥
Gak nyangka bakalan dapat
angka segini sumpah 🤧

Aku mungkin bakalan
next di 8K readers :(

Kenapaaa????
Soalnya gak ada paket :"
Miris kan?
Ini aja mau update minta
hotspot dari si mamah dulu :v

Tapi kalau ada waktu dan kesempatan bakalan update di 7.5K ya ♥

Huhuhu doakan author mood buat lanjutin cerita ini :((
Karna author belum ada mood buat lanjutin nya :((
Butuh dukungan sumpah :((
Padahal cerita ini aku udah kepikir sampai endingnya bakalan gimana :((
Tapi ya itu, mood aku buat lanjut nulisnya belum ada :((
Dukung aku please :((

Oke see you in the next part pembaca yang dilindungi Allah ♥

ANXIETY[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang