18

580 46 2
                                    

Jadilah pembaca yang BIJAK dan bisa menghargai karya seseorang
Karna nulis gak cuma sekedar nulis belaka

Harap dukungannya berupa
⭐⭐vote⭐⭐
dan
💌💌komen💌💌

Supaya author lebih semangat nulisnya dan bisa menamatkan cerita ini sampai selesai

Terima kasih
💕💕💕

-----

"Udah udah, jangan mikir yang macem macem." Bara memeluk Seana dengan sangat erat. Namun Seana merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya. Hingga akhirnya Seana berusaha melepaskan pelukan Bara dan memberi sedikit spasi diantara mereka berdua.

"Maaf kak."

-----

"Aku mau minum obat." Seana mengambil obatnya di dalam tas dengan tangan gemetaran. Setelah Seana meminum obat, kemudian dia menutup mukanya dengan kedua tangannya dengan keadaan sikunya menumpu di pahanya.

"Bentar lagi hidup kok ini." Ucap Bara menenangkan. Dan benar saja, listrik seketika lansung hidup, dan lampu kelap kelip di area tersebut mulai menyala kembali. Seana perlahan membuka matanya dan kini ia bisa bernafas lega.

"Nah kan idup." Ucap Bara. Seana hanya menghapus keringatnya yang sudah bercucuran dari keningnya sedari tadi.

"Ya ampun lo sampe keringetam gitu, kasian." Bara membantu mengelap keringat Seana yang mengalir di pelipisnya.

"Kak aku mau turun." Ucap Seana serak.

"Iya iya abis ini turun."

Tangan Seana gemetaran, ia masih cemas. Bara yang melihatnya pun merasa iba, dan meraih tangan Seana.

"Udah lo jangan panik lagi, ada gue disini, pikiran lo jangan jauh kemana mana." Ucap Bara sambil mengelus punggung tangan Seana.

Tiba tiba Seana menangis dan menundukkan kepalanya. Membuat Bara menjadi panik sendiri.

"Lah kenapa nangis?" Bara heran sambil mengangkat dagu Seana.

Seana hanya membalasnya dengan gelengan kepala masih dengan air mata yang mengalir dari matanya. Sekarang perasaan Seana campur aduk. Hingga akhirnya dering Hp Seana berbunyi. Seana bergegas mengambil hpnya dari dalam saku dan melihat siapa yang menelfonnya.

Ternyata itu Kanda. Seana sempat ragu mengangkatnya. Namun akhirnya ia tetap mengangkatnya.

"Halo, lo dimana?" Suara Kanda terdengar sedikit panik. Seana hanya diam dan menghapus air mata serta ingusnya yang sudah mengalir.

"Woi, denger gak sih?" Ucap Kanda sedikit nge-gas.

"Apa lagi?" Ucap Seana dengan suara sangat datar, masih dengan suara khas orang siap menangis.

"Lo nangis hah?" Tanya Kanda spontan.

"Apa urusan lo?" Jawab Seana sinis.

"Lo kenapa nangis?" Ucap Kanda sedikit lebih lembut.

"Bukan urusan lo!!" Ucap Seana dengan sedikit getaran di suaranya.

"Siapa sih? Bawa sini hp lo." Bara merebut paksa hp Seana dari tangan Seana.

"Halo" Ucap Bara dingin.

"Lo apain Seana? Sampe nangis gitu hah?!?!" Tanya Kanda emosi.

"Seharusnya gue yang nanya kek gitu!! Seana jadi nangis lagi karna nelfon sama lo!!" Jawab Bara sarkartis.

"Apa apaan lo malah nuduh gue!!" Kanda jauh lebih emosi.

Kamudian Bara mematikan sambungan telfon secara sepihak. Karna kini Bara dan Seana telah sampai pintu keluar bianglala. Kemudian Bara membimbing Seana menuruni bianglala tersebut.

"Kita makan dulu ya?" Tanya Bara.

"Gak kak, aku mau pulang aja." Seana melepaskan tangan Bara yang masih memegang bahunya.

"Makan dulu, abis itu baru gue anterin lo pulang." Pinta Bara.

"Gak deh kak, lansung pulang aja." Ucap Seana mantap.

"O-oke kalo itu mau lo, biar gue anterin lo pulang sekarang."

-----

"Makasih ya kak, aku seneng banget bisa pergi main bareng kakak hari ini." Ucap Seana dengan mood yang jauh lebih baik.

"Iya sama2, kapan kapan kita main lagi, oke?" Tanya Bara sambil mengacungkan jari jempolnya.

"Asiyaap kak." Sambut Seana dengan acungan kedua jempolnya.

"Tapi gak pake nangis lagi." Ucap Bara sambil mengacak rambut Seana.

"Oke oke." Balas Seana sambil membereskan rambutnya kembali.

"Ya udah, gue balik ya?" Tanya Bara sambil menunjuk ke arah mobilnya.

"Iya, hati hati kak."

"Oke, jangan lupa istirahat" Bara memasuki mobilnya dan berjalan pergi.

Tiba tiba terdengar bunyi berisik di semak semak samping rumah Seana. Seana kaget bukan main, nafasnya berderu cepat jantungnya berdetak kencang. Seana segera berbalik badan dan bergegas memasuki pagar rumah, hingga akhirnya tangan Seana di genggam oleh seseorang.

"Aaaaaa!!!"

-----

Naik turun mulu ni peringkat 🤣
Gwenchanayoo
I'm OK 🤟🤩

ANXIETY[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang