54

287 24 16
                                    

Pencet patrick di ujung kiri bawah, please:)
Terimakasih:)

Happy reading

-----

"Awas biar gue angkat ke uks!!"

"Eh kok–"

"Gak usah banyak tanya."

-----

Dahi Seana mengerut guna menyesuaikan cahaya yang masuk menusuk korneanya.

"Aaah" Seana memegang kedia pelipisnya yang mendadak berdenyut hebat.

"Eh lo udah bangun???" Mimi sontak berdiri dan memeriksa keadaan Seana.

"G-gue dimana." Seana mencoba untuk duduk.

"Gak usah dipaksain buat duduk, lo lagi di UKS, lo tadi pingsan." Mimi mengambil segelas air dan meminumkannya kemulut Seana.

"Berapa lama?"

"Apanya berapa lama?"

"Gue pingsan."

"20 menit lagi bel pulang sekolah bunyi."

Mata Seana melebar mendengar penuturan dari Mimi.

"Selama itu?!?"

"Iya, gue panik tau, lo gak bangun bangun." Mimi memajukan bibirnya.

"SEANA!! LO BAIK BAIK AJA KAN?!? MANA YANG SAKIT?!?!" Bara tiba tiba memasuki ruang UKS dengan sangat cepat dan berlari menuju ranjang Seana.

"Eeeh bujuk buset!! Nge gas amat kak buka pintunya." Mimi mengelus dada karna terkejut.

"Gak kok kak. Udah mendingan." Seana tersenyum ke arah Bara yang kelihatannya sangat panik itu.

"Gue ada rapat osis dari pagi, ini baru selesai. Pas nyari lo ke kelas kata anak anak di kelas lo lagi di UKS, makanya gue langsung ke sini. Sumpah demi apa gue panik setengah mati." Bara kemudian mengelus kepala Seana, dia sangat panik.

"Ehem ehem.. Masih ada gue disini, ehem." Mimi mendeham karna melihat perlakuan manis Bara kepada Seana.

"Iya tau, gak gue anggap sebagai roh halus kok." Ucap Bara berdacak pinggang dan tersenyum ke arah Mimi.

"Ya udah deh kak, gue izin pulang duluan ya, jagain Seana gue." Mimi menepuk bahu Bara.

"Emang ye gak ada sopan sopannya." Bara geleng geleng kepala melihat tingkah Mimi.

"Emang gitu kak orangnya." Seana tersenyum tipis dengan bibir pucatnya.

"Lo gue anterin pulang ya?" Bara menatap mata Seana.

"Hmm." Seana tersenyum dan menganguk.

"Kuat jalan?" Bara menaikkan sebelah alisnya.

"Kuat kak." Seana duduk dari tidurnya. Menggantungkan kedua kakinya yang masih terbalut kaus kaki.

"Biar gue pasangin." Bara mengambil alih sepatu Seana dan mengenakannya ke keki kecil Seana.

"Gue jahat ke Kak Bara. Padahal dia udah baik banget ke gue. Gue harus belajar mencintainya." Batin Seana sambil menatap puncak kepala Bara yeng tengah lihat mengenakan kedua sepatunya.

"Udah selesai." Bara tersenyum ke arah Seana masih dengan posisi setengah jongkok.

"Makasih banyak kak." Seana tersenyum dan mengelus rahang Bara.

Bara membeku seketika. Ia terkejut dengan perlakuan Seana. Tidak biasanya dia berlaku manis seperti ini.

"M-maaf kak." Seana menundukkan kepalanya dan menggoyangkan kakinya yang masih tergantung.

ANXIETY[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang