43

347 31 3
                                    

Jadilah pembaca yang BIJAK dan bisa menghargai karya seseorang
Karna nulis gak cuma sekedar nulis belaka

Harap dukungannya berupa
⭐⭐vote⭐⭐
dan
💌💌komen💌💌

Supaya author lebih semangat nulisnya dan bisa menamatkan cerita ini sampai selesai

Terima kasih
💕💕💕

----

Bara dapat merasakan tangan Seana semakin kencang memegang tangannya. Bara tau pasti apa yang Seana rasakan saat ini.

-----

"Lo kenapa gak sama si Kanda aja tadi?" Tanya Mimi kepada Seana yang tengah melamun.

"Gak papa"

"Kalian mah aneh, orang karya wisata buat bahagia bahagia, kalian malah beranteeeeeeeem mulu, lama lama kesel juga gue."

Seana hanya diam tak menjawab ucapan Mimi. Karna apa yang di ucapkan Mimi tidak salah sama sekali.

"Ini nih akibatnya, karna lo gak mah ngasih tau Sherin kalau kalian pacaran. Jadinya si Sherin suka nempel nempel terus ke Kanda kan?"

"Gue gak mau bilang, biar dia tau sendiri aja, atau biar Kanda yang ngasih tau." Jawab Seana.

"Kenapa harus Kanda yang ngasih tau?"

"Karna dia laki laki, kalau dia anggap gue memang sebagai pacarnya, kenapa dia pake acara disembunyi sembunyiin segala coba?" Seana mengeluarkan segala kekesalannya.

"Nah jadi gimana? Nanti lo sama Kak Bara dong?" Tanya Mimi dengan nada bicara yang sulit di artikan.

"Iya, dan Kanda sama si Sherin." Jawab Seana kemudian meninghalkan Mimi.

"Ya udah gue pergi dulu, lo hati hati ya!!" Sorak Seana  berbalik badan dan berjalan mundur.

"Oke!!"

-----

"Lo gak papa?" Tanya Bara tiba tiba.

"Gak papa kak, ayo lanjut lagi nyari potongan petanya."

"Lo lagi ada masalah sama Kanda?"

"Gak"

"Lo cemburu ya sama cewek itu? Namanya siapa?"

"Sherin"

"Lo cemburu ya?"

"Gak kok"

"Bohong"

Seana hanya diam sambil berpura pura menyibukkan dirinya mencari petunjuk di sekitar wilayah jajahannya. Kini mereka sudah menemukan 2 petunjuk, sisa 2 petunjuk lagi agar mereka bisa masuk ke dalam labirin agar mereka bisa memenangkan permainan ini.

"Emang lo gak ngasih tau si Sherin itu kalau lo pacar si Kanda?"

"Gak"

"Jadi dia gak tau kalau kalian pacaran?"

"Gak"

"Jutek amat sih jawabannya, gak gak gak gak mulu."

"EH KAK ITU DISANA ADA SATU!!!" Seana mendadak berteriak karna melihat sebuah petunjuk dari jauh. Kemudian dia berlari ke arah yang dia maksud. Di sebuah taman bunga yang sangat indah.

"Nah ini dia!!" Sorak Seana sambil mengangkat kertas itu tinggi tinggi kemudian melihatkannya kepada Bara yang berjarak masih jauh dengan dirinya.

Namun tiba tiba senyum Seana menghilang. Dia teringat akan seseorang.

"Ayah?" Seana reflek memanggil ayahnya, ketika dia melihat sebuah bunga, yang menjadi bunga kesukaan mendiang ayahnya. Mawar kuning. Mata Seana perlahan memanas. Dia teringat akan ayahnya. Dia sangat merindukan sosok tersebut. Napasnya sedikit sesak karna berusaha menahan tangisannya agar tidak pecah.

Bara yang sedari tadi berjalan menuju arah Seana perlahan mulai mendekat. Bara melihat ada sesuatu yang tidak beres terjadi kepada Seana.

Bara kemudian sedikit mempercepat langkahnya ke arah Seana dan memeluk tubuh Seana mendadak.

"Kenapa? Lo mau nangis? Nangis aja, tenang gak bakal ada yang tau, lo bisa nangis di pelukan gue, sesuka hati lo, jangan di tahan tahan, lo sendiri yang bakalan kesiksa." Bara menutupi seluruh wajah kecil Seana.

Seana kemudian membalas pelukan Bara. Benar saja, Seana melapaskan tangisannya di dada bidang milik Bara. Seana menangis dengan suara yang terdengar kecil.

"Aku kangen ayah kak, aku mau ketemu ayah, aku mau nyusul ayah aja." Ucap Seana cecegukan.

Bara terkejut dengan ungkapan isi hati Seana. Bara ikutan terhanyut dalam kesedihan Seana.  Bara merasa Seana berhasil mentransfer rasa sedih Seana kepada dirinya. Bara kemudian mengelus elus punggung Seana.

"Gue jamin gak bakal ada yang tau kalau lo lagi nangis. Nangis aja sesuka lo." Ucap Bara sambil meletakkan dagunya di puncak kepala Seana.

Dari kejauhan, ternyata  Sherin melihat Seana yang tengah berpelukan dengan seseorang, yang ia yakini pasti itu Bara.

"Mereka itu sebenarnya pacaran ya? Kayaknya sering banget gue liat mereka berduaan." Tanya Sherin apa adanya.

Kemudian Kanda menoleh ke arah yang sudah ditunjuk oleh Sherin.

Kanda hanya diam tak merespon ucapan Sherin. Kemudian Sherin melirik tangan Kanda yang awalnya ingin ia tarik untuk kembali mencari petunjuk.

Namun rencana tersebut ia urung, karena ia melihat tangan Kanda mengepal dengan sangat kuat, sampai buku buku jarinya memutih.

-----

Huwoo
Akhirnya 5K juga :v
Maap ya lama up nya :)
Nanti aku bakal up part selanjutnya :)
Udah gitu aja :v

ANXIETY[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang