Jadilah pembaca yang BIJAK dan bisa menghargai karya seseorang
Karna nulis gak cuma sekedar nulis belakaHarap dukungannya berupa
⭐⭐vote⭐⭐
dan
💌💌komen💌💌Supaya author lebih semangat nulisnya dan bisa menamatkan cerita ini sampai selesai
Terima kasih
💕💕💕-----
"Ya udah sana pergi jauh jauh, gak usah deket deket, hussh hussshh."
Sontak Seana, Mimi, dan Ziko heran mendengar ucapan Kanda dengan alis mereka yang naik sebelah. Mengapa Kanda bisa se emosi itu ? Sebelumnya dia santai saja, dia gak lagi kesambet jin botol kan?
-----
Semua siswa sudah memasuki kelas masing masing. Tak terkecuali Kanda. Tak seperti siswa lainnya, dia sangat jarang bolos sekolah ataupub sekedsr cabut jam pelajaran.
"Lo kenapa deh." Bisik Ziko kepada Kanda.
"Lah kenapa ? Gak kenapa kenapa." Ucap Kanda ketus.
"Ha kaan, tiba tiba ketus gitu, tadi happy happy aja lo." Ucap Ziko sambil memutar mutar pena di tangannya.
"Gak papa."
"Gue tau." Ucap Ziko. Kanda otomatis melihat ke arah Ziko.
"Tau apaan lo?"
"Lo suka sama Mimi ya ? Atau sama Seana?"
Kanda menahan nafasnya sesaat. Sebelum akhirnya ia menjawab pertayaan Ziko.
"Ya nggak lah. Mana mungkin gue suka Seana." Ucap Kanda sambil mengibas ngibaskan tangan di depan wajahnya.
"Kalau Mimi?"
"Gak juga."
"Syukur deh."
"Lah kenapa ? Lo suka Seana???"
"Gak"
Kanda menghela nafas pelan, tak disadari oleh Ziko.
"Gue suka Mimi deh kayaknya." Ucap Ziko sembari memukul mukul dagunya menggunakan pena.
"Lah segampang itu ya lo bilang suka."
"Ya makanya, tolongin gue, lo temen si Seana kan ? Tolong mintain nomor Mimi ke Seana yaaa?"
"Iih ogah"
"Ayolah Kanda Pratama. Lo kan temen terganteng gue."
"Shit"
-----
"Seana"
Seana membalikkan badannya karna merasa namanya terpanggil. Seana sedang berjalan menuju ke halte bis. Karna sekarang sudah jam pulang sekolah
"Kanda?"
"Lo sibuk gak ?"
"Hmm, gak juga, kenapa?"
"Anuuu"
"Anu anu apaan anjir, gaje amat."
"Mama, ituuu"
"Lo ngomg gak jelas sekali lagi, mending lo pergi."
"Mama nyuruh gue bawa lo kerumah, soalnya tadi pagi gak sempat ngomong banyak sama lo." Ucap Kanda panjang lebar.
"Haaah?"
"Iya beneran, kalo lo nggak percaya biar gur telfon mama deh di deket lo."
Tiba tiba hp Seana berdering. Seana memajukan tangannya menahan agar Kanda tidak menelfon mamanya.
"Halo kak?"
"...."
"Iya kak, udah."
"...."
"Oh gak kok kak, gak papa."
"...."
"Iyaa"
"...."
"Oke kak, bye."
Seana kembali meletakkan hpnya kedalam saku.
"Siapa?" Ucap Kanda sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Kak Bara"
"Oh"
Sekarang gantian, Seana yang menaikkan sebelah alisnya.
"Jadi gimana ? Lo mau gak?" Ucap Kanda dingin.
Seana tertegun. Mood Kanda bisa berubah secara drastis dalam waktu dekat.
"Ii-iyaa oke." Seana mengangguk kikuk.
Kanda kemudian memberikan helm kepada Seana. Helm yang dipakai Seana tadi pagi.
"Kalo gak karna mama, gue males bawa lo kerumah."
Seana hanya diam terpaku di atas motor Kanda.
-----
"Maa, Kanda pulang, bawa temen Kanda tadi pagi." Ucap Kanda sambil berjalan ke lantai 2, meninggalkan Seana di depan pintu. Seana tak bisa masuk, karna belum disuruh masuk.
"Eh nak gadis, masuk masuk, Kanda tadi mana ?" Ucap mama Kanda sambil merangkul bahu Seana.
"Kanda udah ke atas tante."
"Loh? Terus kamu gak disuruh masuk dulu?"
Seana hanya menggeleng. Mama Kanda hanya tersenyum sambil mengelus kepala Seana.
"Nama kamu siapa? Tante nyuruh Kanda bawa kamu karna kita belum kenalan pagi tadi, benerkan?" Ucap mama Kanda nyengir kuda.
"Seana tante, Seana Valora ,nama tante siapa?"
"Tante Reni"
"Tante Reni, oh iya, cewek yang tadi pagi itu, adek Kanda ya tante?"
"Iyaa, namanya Dinda, Dinda Dwikira."
"Namanya bagus bagus banget sih tan." Ucap Seana sambil tersenyum lebar.
"Nama kamu juga bagus."
"Dinda dimana tante?"
"Tadi sih tidur" Ucap Tante Reni sambil melirik ke arah tangga.
"Nah panjang umur, itu dia."
Seana melirik ke arah tangga. Seana terkejut, karna Kanda menggendong Dinda dipunggungnya untuk turun ke bawah. Kanda sudah menggunakan baju rumah, bukan baju sekolah lagi. Terlihat raut bahagia di kedua insan tersebut.
"Eh pelan pelan, nanti jatoh."
"Gak kok ma, pesawat Dinda kuat." Ucap Dinda sambil menepuk nepuk bahu Kanda. Dibalas tawa oleh Kanda.
'Andai aku punya keluarga sehangat keluarga Kanda.' Tanpa sadar, air mana Seana menetes di sela tawanya.
"Kamu nangis ?" Ucap Tante Reni.
Kanda yang tadinya tertawa gembira sembari menggendong Dinda, langsung terdiam dan menurunkan Dinda dari punggungnya, kemudian berlari ke arah Seana.
"Gak kok tante." Ucap Seana sambil menghapus air matanya dengan punggung tangannya.
Kanda berdiri disebelah Seana. Tante Reni yang sadar akan situasi, langsung berdiri membawa Dinda ke lantai 2. Meninggalkan Seana dan Kanda di lantai 1.
Setelah Tante Reni berjalan ke lantai 2, Kanda langsung duduk di depan Seana.
"Lo kenapa nangis? Penyakit lo kambuh lagi? Ada bawa obat?" Ucap Kanda panik.
-----
Banyak interaksi Seana
sama Tante Reni
dibanding sama Kanda ya?Wkwkwk tak pape.. :v
KAMU SEDANG MEMBACA
ANXIETY[✔️]
Fiksi Remaja"Ketika aku hidup dalam kecemasan tak berarti" -Seana Start : 30 September 2019 Finish : 20 Desember 2020 ©maurinem_