39

377 35 11
                                    

Jadilah pembaca yang BIJAK dan bisa menghargai karya seseorang
Karna nulis gak cuma sekedar nulis belaka

Harap dukungannya berupa
⭐⭐vote⭐⭐
dan
💌💌komen💌💌

Supaya author lebih semangat nulisnya dan bisa menamatkan cerita ini sampai selesai

Terima kasih
💕💕💕

-----
P

ERINGATAN !! PART INI BAHAYA UNTUK PARA JOMBLOWAN DAN JOMBLOWATI !!
-

----

"Kamu gak usah sok kuat, biar aku yang bawa."

-----

"Eh gak papa kok biar aku aja yang bawa." Seana merebut kembali kardus tersebut dari tangan Kanda. Namun karna terlalu semangat menarik, Seana kehilangan keseimbangannya.

Kanda secara reflek memegang kedua bahu Seana agar Seana tidak terjatuh ke tanah.

Sempat ada saling tatap tatapan yang cukup lama. Saling mengopor rasa sakit satu sama lain. Memang benar, mata tak bisa berbohong. Rasa ego mereka mulai luntur karena kekuatan cinta mereka masing masing.

Seana kemudian kembali berdiri tegap dan mundur beberapa langkah. Kanda juga sontak melepaskan pegangannya dari bahu Seana.

"Kan udah aku bilang, gak usah sok kuat, sini aku bantu bawa." Kini Kanda hanya mengambil 3 kardus dari tangan Seana. Sedangkan Seana membawa 2 kardus saja.

Kemudian mereka berjalan beriringan. Berjalan dalam diam. Hanya derapan langkah kaki mereka saja yang terdengar. Hingga mereka akhirnya sampai dan meletakkan kardus kardus tersebut ketempatnya.

"Ikut aku bentar." Ujar Kanda sambil menarik Seana menjauh dari kumpulan orang ramai.

"Mau kemana?" Tanya Seana masih sambil di tarik oleh Kanda.

Namun Kanda hanya diam dan terus menarik Seana.

Seana sempat memikirkan beberapa hal buruk di dalam benaknya. Apa Kanda marah kepadanya? Lalu apa Kanda akan membunuhnya? Atau Kanda akan melakukan hal hal yang tidak diinginkan kepadanya? Apa kebahagiaan Seana akan berakhir sekarang?

Namun kemudian Seana menghilangkan segala pikiran buruknya dan berusaha untuk lebih berpikir positif. Tidak mungkin Kanda melakukan hal seperti itu kepadanya kan?

Hingga akhirnya Kanda berhenti di sebuah bangku di bawah pohon besar dan disuguhi oleh danau.

"Waw" Seana takjub dengan pemandangan yang dia lihat. Segala pikiran buruknya tentang Kanda sirna sudah.

"Duduk" Ucap Kanda.

"Tau tempat ini dari mana? Bagus banget sumpah!!" Seana masih kagum dengan pemandangan yang dia lihat.

Danau jernih bak sebuah cermin yang memantulkan bintang dan bulan dari langit.

"Jadi ada yang mau kamu ceritain?" Tanya Kanda kepada Seana.

"Lah? Kok malah kamu yang nanya? Seharusnya aku yang nanya dong, kan kamu yang bawa aku kesini." Tanya Seana balik.

Kanda hanya diam sambil menatap air danau yang bergelombang. Seana juga hanya diam karna tidak tau dengan maksud Kanda. Namun Seana kembali teringat akan kejadian tadi sore di penginapannya.

"Kanda"

"Seana"

Panggil mereka berbarengan.

"Kamu duluan" Ucap Seana.

"Nggak, kamu duluan." Balas Kanda.

"Masalah Sherin." Seana menatap kakinya sambil memainkan rumput rumput di kakinya.

"Iya Sherin, kenapa?" Tanya Kanda halus. Sangat halus.

"Kamu--ngapain tadi sore sama Sherin, dilapangan" Tanya Seana terus terang. Seana akhirnya memberanikan dirinya untuk bertanya.

"Gak sengaja ketemu, terus aku nanyain adeknya nginap dimana? Soalnya Sherin biasa tinggal berdua bareng adeknya aja." Jawab Kanda seadanya.

"Terus kok mukanya bahagia gitu?"

"Oh itu, pas Sherin cerita adeknya minta bawain oleh oleh dari tempat karya wisatanya, yakali bawa oleh oleh dari sini, makanya aku ketawa. Dan terus aku minjam minyak angin dia, aku lupa bawa." Jelas Kanda panjang lebar.

"Pas di penginapan?" Lanjut Seana.

"Oh, itu aku balikin minyak angin Sherin yang aku pinjam.

"Kenapa kamu gak nyapa aku? Padahal jelas jelas kamu nampak aku kan disana?"

Kanda kemudian hanya diam. Dia bergelut dengan pikirannya sendiri.

"Halo Kanda Pratama?" Seana melambaikan tangannya didepan wajah Kanda.

"Iya?"

"Jawab pertanyaan terakhir aku"

"Aku liat kamu pelukan sama cowok dilapangan." Nada bicara Kanda seperti ada tekanan dari sana sini.

"Makanya aku malas nyapa kamu pas itu, maaf." Lanjut Kanda kemudian sambil menatap sepatunya.

"Ya ampuuun..." Seana menepuk keningnya sendiri.

Kanda heran dengan perlakuan Seana. Kanda menaikkan alisnya sebelah.

"Kenapa?" Tanya Kanda.

"Aku lupa kasih tau kamu. Dia itu si bambuu... Inget gak? Pas kita beli bucket bunga buat Dinda malam malam? Terus aku bawa kamu ke kenalan aku?  Tante Meri, inget?"

"Inget pas beli bunganya, bambunya gak inget."

"Anak Tante Meri yang katanya balik dari singapura itu loh, yang bakal pindah sekolah ke Indonesia."

"Oh iya inget dikit" Ucap Kanda.

"Nah, itu dia!! Si bambu!! Aku kaget pas tau dia juga ikut karya wisata ini, makanya reflek meluk dia, udah lama banget gak ketemu tuh anak." Jelas Seana panjang lebar.

Tanpa berpikir panjang Kanda lansung memeluk Seana. Seana heran dengan perlakuan Kanda.

"Ada apa hei? Tiba tiba meluk?" Tanya Seana membalas pelukan Kanda.

"Maafin aku Sea,maafin aku."

"Maaf? Maaf buat apa?"

Namun Kanda hanya diam dan kemudian mempererat pelukannya.

"Kamu harus tau, kamu cuma milik aku, dan selamanya akan tetap begitu." Bisik Kanda di sela pelukannya.

Seana kemudian mengelus punggung Kanda. Dan mengangguk tanda mengiyakan ucapan Kanda.

"Aku sayang kamu Seana, kamu segalanya buat aku, jangan pernah berubah, jangan pernah pergi ninggalin aku, janji?" Tanya Kanda sambil memegang bahu Seana dan menatap Seana tulus.

"Iya Kanda, sejak kapan nih kamu jadi romantis kayak gini?" Seana menaikkan sebelah alis matanya.

"Sejak Seana Valora berhasil merebut hati seorang Kanda Pratama." Kanda diam sejenak, dan mengelus pipi Seana.

"Sekali lagi, aku sayang kamu." Lanjut Kanda mengelus pipi Seana dan sebelahnya lagi menggengam erat tangan Seana, ia sangat takut kehilangan Seana.

-----

Aku baper mas Kanda 😣
Andai sosok kayak Kanda ada
di dunia nyata 🤧
P

engen punya pacar kek Kanda 😭
Huaaa mamaaaaaa 😫

ANXIETY[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang