Jadilah pembaca yang BIJAK dan bisa menghargai karya seseorang
Karna nulis gak cuma sekedar nulis belakaHarap dukungannya berupa
⭐⭐vote⭐⭐
dan
💌💌komen💌💌Supaya author lebih semangat nulisnya dan bisa menamatkan cerita ini sampai selesai
Terima kasih
💕💕💕-----
"Diam berarti iya."
Kemudian Kanda melajukan mobilnya membelah jalanan kota senja ini.
-----
Seperti yang sudah di tegaskan Kanda tadi. Kini mereka telah berada di sebuah restoran cepat saji. Namun wajah Seana masih saja berlipat. Kanda terus berusaha mengembalikan wajah ceria Seana.
"Jangan gitu terus dong mukanya, jelek tau." Bujuk Kanda.
Namun tak ada jawaban dari Seana. Seana hanya diam memainkan ponselnya.
"Iya deh iya, maap, kamu deh yang bayar makan kali ini." Bujuk Kanda tanpa henti.
"Bener ya?" Seana mulai berbicara.
"Iya sayang, tapi janji, jangan kusut lagi mukanya." Ucap Kanda.
"Hmm." Seana hanya berdeham tanda mengiyakan ucapan Kanda.
Kemudian pesanan mereka datang.
"Makasih ya mbak." Ucap Kanda kepada pelayan. Pelayan itu hanya membalas dengan anggukan dan senyuman.
"Udah makan dulu yuk, biar bisa cepat pulangnya, besok kan harus datang pagi banget ke sekolah." Tutur Kanda sambil membuka bungkusan nasi di piring Seana.
"Nggak mau cepet cepet pulang." Ucap Seana dengan puppy eyes nya.
"Kenapa?" Tanya Kanda heran.
"Mau lama lama sama kamu dulu." Seana memasang wajah sedihnya.
"Mulai manjanga kambuh." Ucap Kanda.
"Pokoknya gak mau cepet cepet pulang, ya sayang??" Seana memelas dengan tampang manjanya.
"Iya iya sayang semerdeka kamu dah, udah dimakan dulu nasinya." Kanda mengelus kepala Seana sayang kemudian mereka mulai menyantap makanan masing masing.
-----
Sesuai janji Kanda, kini Seana lah yang membayar semua makan mereka.
"Makasih ya mas." Seana tersenyum manis ke kasir restoran tersebut.
"Sama sama kakak." Jawab kasir tersebut tak kalah manisnya.
Kanda yang tak tahan dengan pemandangan tersebut lansung menarik tangan Seana menjauh.
"Jangan pernah senyum kek gitu lagi ke orang lain." Tegas Kanda.
"Lah kenapa? Kan kita harus ramah."
"Ramah sih ramah, tapi jangan bikin orang pangling liat senyuman kamu itu."
"Siapa yang pangling?"
"Sssttt udah udah jangan banyak tanya, pokoknya gak boleh, udah." Kanda mempererat genggaman tangannya.
Seana yang sedari tadi sebenarnya mengerti dengan maksud Kanda hanya tersenyum geli.
"Mau es krim, boleh?" Tanya Seana.
"Gak usah dulu ya?? Nanti kamu sakit, besok kan ada karya wisata. Kita pulang aja ya? Udah jam 7 nih." Kanda mencoba melarang Seana.
"Yaaah."
"Besok besok kita beli es krim? Oke?" Ucap Kanda.
"Yayaya terserah kamu deh, tapi janji beli es krim pokoknya."
"Iya Seana."
"Ya udah sekarang beli jus mangga aja." Ucap Seana sambil menarik tangan Kanda.
"Yaelah sama aja kali pake es." Kanda pasrah saja ketika tangannya di tarik oleh Seana.
-----
"Semua murid kelas 11 Mipa 3 berkumpul dulu." Ucap Buk Hana selaku pembimbing kelas mereka.
Kemudian semua anak kelas Seana berkumpul dengan membawa koper, tas, bantal, dan segala macamnya.
"Nanti kita pakai bus yang warna putih disana." Tunjuk Buk Hana ke arah bus putih seperti yang di ucapkannya tadi.
'Kenapa harus bus putih? Kenapa gak yang hijau? Yang merah? Atau warna lainnya. Atau jangan jangan ini firasat?? Biasanya seseorang kalau akan mati pasti berhubungan dengan warna putih!! Apa setelah ini bakal ada suatu kecelakaan yang akan menimpa kami?' Itulah isi pikiran Seana.
"Woy kenapa malah bengong?" Mimi menepuk bahu Seana pelan.
"ASTAGA GUE BARU NYADAR BAJU GUE WARNA PUTIH JUGA!!" Alangkah terkejutnya Seana setelah ia menyadari kalau dia memakai baju warna putih bertangan balon sekarang.
Ya, Seana tampak tampil casual dengan busananya hari ini. Baju putih bertangan panjang besar seperti balon disertai dasi longgar bercorak garis garis horizontal berwarna biru yang di masukkannya kedalam rok jeans tiga perempat berwarna aqua. Sepatu berwarna putih polos dengan hiasan blink blink yang terkesan sangat mewah. Serta rambut yang di cepol asal namun terkesan elegan untuk wajah secantik Seana. Ditambah beberapa perhiasan seperti bando kain berwarna putih, anting mutiara yang blink blink serta jam tangan berwarna biru muda yang sangat matching dengan tampilanbya pagi ini.
"Ya terus kalo baju warna putih, kenapa?" Tanya Mimi heran.
"Yaampun Mii... Perasaan gue gak enak." Ucap Seana mulai panik. Bibir nya yang semula pink alami tampak sedikit memucat sekarang.
"Astaga Seana, ngerti gue sekarang nih. Ngapain sih lo mikir macem macem gitu terus?? Gak capek apa?" Tanya Mimi menenangkan Seana.
"Datang dengan begitunya aja Mii, ini udah lama aku gak mikir macem macem kayak gitu, tapi kenapa sekarang datang lagi?!?!?!" Seana meremas remas tangannya sendiri. Mimi kemudia. Memeluk Seana.
"Lo tenang ya? Lo ada bawa obat kan? Buat jaga jaga?" Ucap Mimi masih sambil memeluk Seana sambil mengelus punggung Seana.
"Ada" Jawab Seana singkat masih dengan jantung berdetak tak karuan.
"Udah udah, sekarang lo tenang. Masuk ke dalam bus duluan, barang barang lo udah di masukin sama satpam ke dalam bagasi bus kan?" Tanya Mimi melepas pelukannya.
"Udah."
"Ya udah, sekarang lo masuk ke dalam bus, atau lo mau ikut gue ke bus anak Mipa 5 dulu?" Tawar Mimi.
Seana lansung teringat akan Kanda. Hatinya sedikit sedih karna Kanda tak bisa ikut bersamanya.
"Gak usah deh, gue nunggu di dalam bus aja." Tolak Seana.
"Ya udah, gue kesana dulu ya? Mau ketemu Ziko bentar." Ucap Mimi sambil nyengir kuda.
"Iyaa iyaa, bye, gue masuk dulu." Seana kemudian memasuki busnya.
"Andai Kanda ikut, pasti bakalan asik, huufft." Ucap Mimi bermonolog dibangkunya.
-----
Jeng jereng jereng....
2K UWU 🎉
MAKASIH YAA SEMUANYA
SAYANG2Q 😂
Welcome back 🤭
Gini nih, kalo udah libur,
rajin nulis 🤭
Btw ini aku nulisnya pas imlek
Tp update nya gak tau kapan :v
Ya udsb deh, dadaaah.....
KAMU SEDANG MEMBACA
ANXIETY[✔️]
Dla nastolatków"Ketika aku hidup dalam kecemasan tak berarti" -Seana Start : 30 September 2019 Finish : 20 Desember 2020 ©maurinem_