6

1.2K 112 6
                                    

Jadilah pembaca yang BIJAK dan bisa menghargai karya seseorang
Karna nulis gak cuma sekedar nulis belaka

Harap dukungannya berupa
⭐⭐vote⭐⭐
dan
💌💌komen💌💌

Supaya author lebih semangat nulisnya dan bisa menamatkan cerita ini sampai selesai

Terima kasih
💕💕💕

-----

"Gu--gue lupa, bi--biar gue ambilin ke a--atas." Seana langsung lari ke dalam rumahnya dengan pipi yang sudah sangat merah.

"Lucu" Kanda tersenyum tipis.

-----

"Kanda pulaaaaang!" Teriak Kanda ketika baru saja melangkahkan kakinya ke dalam rumah.

"Bunga Dinda mana kak?" Tiba tiba saja adik Kanda berlari ke arah Kanda.

"Ada, tapi besok pagi ya?"

"Lah gimana? Ada, tapi kok besok pagi?"

"Iya udah kakak beliin tadi, tapi bunganya kakak titipin ke temen kakak."

"Lah terus gimana dong? Kan Dinda perlunya buat besok di sekolah."

"Udah tenang aja, besok pagi bakalan ada bunga, yang anterin bunga ke sini."

-----

Mata Seana perlahan terbuka karena merasa selimutnya tertarik.

"Bangun buruan"

Seana berdecak dan kembali menarik selimutnya dan tidur berkelumun.

"Iih dibilang bangun, nggak mah sekolah kamu?"

"Iih aolpaan sih maa, masih jam 6 jugaa, aku masih ngantuk."

"Terserah mau bangun atau nggak, udah ada temen kamu yang nungguin dibawah"

Seana langsung terduduk dengan mata yang sudah terbuka lebar.

"Siapa?"

"Tau ah, liat sendiri, makanya cepet beres beres, terus turun ke bawah."

Sifat kayak gini nih, yang bikin Seana malas sama mamanya, masih pagi udah bikin sebel. Namun Seana tetap saja langsung lari ke kamar mandi dan beres beres.

-----

"Oke, baju udah rapi, buku udah disusun, rambut udah di cepol, anting udah matching, jam tangan ? Ha iya jam tangan."

Seana berjalan kearah meja aksesorisnya dan mengambil jam tangan berwarna kuning. Penampilannya sudah perfect dengan rambut di ikat cepol sama ikat rambut berwarna kuning, anting anting kuning kecil juga sudah menghiasi sisi kiri dan kanan wajahnya. Seana mangambil tas minions nya dan berlari ke bawah.

"Loh elo?"

"Lama amat sih anjir."

"Ya maap"

Seana berjalan ke arah meja makan dan mengambil sepotong buah naga di dalam piring.

"Udah sarapan lo?"

"Belom"

"Ya udah sini"

Kini Kanda sudah duduk di depan Seana dan mengambil sehelai roti.

"Pagi udah makan buah naga, sakit perut mampus." Ucap Kanda sambil mengoles selai kacang ke rotinya.

"Bacot"

Kemudian mereka kembali sibuk dengan makanan mereka masing masing.

"Eh btw nyokap gue mana?"

"Oiya gue lupa bilang, nyokap lo nitip ke gue, katanya dia balik keluar kota karna kerjaan, gak bisa ngomong ke lo, lo lagi mandi tadi katanya."

"Pantes, pas bangunin gue udah rapi banget, ya udah yuk cabut."

Seana mengambil helm yang Kanda titip kemaren. Kemudian dia berjalan keluar, tak lupa mengunci pintu rumah. Seana menaiki motor Kanda.

"Udah?"

"Udah"

Kemudian Kanda memacu motornya dengan kecepatan sedang.

-----

"Masuk dulu, bentaran doang."

Seana tampak ragu mengikuti langkah kaki Kanda. Seana melirik ke sekitar. WOW. Rumah Kanda sangat terlihat mewah.

"Din... Dindaaa... Ini bunga kamu."

Orang yang bernama Dinda pun berlarian menuruni anak tangga dengan cepat.

"Mana kak mana"

Kanda menunjuk ke arah Seana yabg tengah berdiri kikuk.

"Ooh, ini bunga kamu." Ucap Seana sambil tersenyum dan mengulurkan rangkaian bunga tersebut.

Mata Dinda berbinar.
"Waaaah, bunganya bagus banget, pasti guru Dinda bakalan suka sana bunga ini."

Iya, bunga itu diberikan untuk guru Dinda yang tengah berulang tahun hari ini. Dinda sekarang kelas 6 SD, jarak 5 tahun sama Kanda.

"Makasih banyak kak Bunga."

Seana menaikkan alisnya bingung. Seana melihat ke arah Kanda dengan tatapan bingung. Kanda terlihat kaku tak bersebab.

"Eh nama kakak Bunga kan ?"

Seana membalasnya dengan gelengan.

"Loh, kok kak Kanda tadi malam bilang 'bakalan ada bunga anterin bunga kesini' jadi aku kira nama kakak Bunga."

Kanda langsung berjalan keluar meninggalkan Seana dan Dinda yang berdiri keheranan.

'Apa maksudnya?'

-----

Tet teret tet tet...
Update2 again

ANXIETY[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang