7

1.2K 105 6
                                    

Jadilah pembaca yang BIJAK dan bisa menghargai karya seseorang
Karna nulis gak cuma sekedar nulis belaka

Harap dukungannya berupa
⭐⭐vote⭐⭐
dan
💌💌komen💌💌

Supaya author lebih semangat nulisnya dan bisa menamatkan cerita ini sampai selesai

Terima kasih
💕💕💕

-----

"Loh, kok kak Kanda tadi malam bilang 'bakalan ada bunga anterin bunga kesini' jadi aku kira nama kakak Bunga."

Kanda langsung berjalan keluar meninggalkan Seana dan Dinda yang berdiri keheranan.

'Apa maksudnya?'

-----

"Woi tungguin gue napa!!" Seana berlari mengejar Kanda. Namun tiba tiba Seana menabrak seseorang.

"Ah maaf tante aku gak sengaja." Seana menatap orang tersebut dengan mata bergetar.

"Gak papa, kamu... temennya Kanda?"

"Ii--iya tante."

"Tumben Kanda mau bawa temen cewek ke rumah."

"SEANA BURUAN, KEBURU TELAT ANJIR!!!"

"Eh kamu bawa temen ke rumah gak bilang bilang mama."

"Iya maa, tapi Kanda udah hampir telat, Kanda berangkat dulu ya ma." Kanda menarik tangan Seana dari hadapan mamanya.

"Tapi Kand---"

"Aku pamit tante." Tanda Seana ditarik oleh tangan besar Kanda. Seana cemberut ketika ia ditarik begitu saja. Seana tak mau berbicara kepada Kanda selama di perjalanan menuju sekolah. Ia merasa malu kepada mama Kanda karna sudah berlaku tidak sopan kepadanya.

-----

"IH BURUAN ITU UDAH HAMPIR TUTUP GERBANGNYA, NANTI KALO TELAT KITA DI HUKUM GAK BOLEH MASUK KELAS GIMANA!!!"

"Santai kali, sakit kuping gue dengerin lo teriak kek gitu, lagian gak mungkin juga lo gak di izinin masuk kelas, aneh aneh aja lo." Jawab Kanda tidak memperlambat laju motornya.

Nafas Seana sesak karna terlalu takut. Dia tidak mau dihukum sampai tidak boleh masuk ke dalam kelas. Kalau sampai kayak gitu, ia tidak akan memaafkan Kanda.

"Pak izinin kami masuk ya pak."

"Gak bisa den, nanti guru BK nya marah sama bapak."

"Please pak tolong kami sekali ini aja."

"Aduh gimana ya den."

Seana hanya diam berdiri di belakang Kanda, anxiety nya kambuh. Dia terlalu takut tidak diizinkan belajar hari ini.

"Pak tolong dong pak, please pak."

Akhirnya satpam sekolah itu pun kembali membuka gerbang mengizinkan mereka berdua masuk ke dalam sekolah.

"Makasih banyak pak." Kanda memasuki gerbang terlebih dahulu. Kanda melirik ke arah Seana. Kanda terkejut melihat Seana yang sudah pucat berdiri di belakangnya.

"Lo kenapa ? Lo sakit?"

"Hah ?? Nggak kok." Seana berjalan memasuki gerbang.

"Apanya yang nggak, pucet gitu."

Nafas Seana masih agak sesak, tapi kalau sekedar berjalan saja dia masih sanggup.

"Biar gue gendong ke UKS"

"Gak Kanda, percaya gue, gue gak papa, lo masuk kelas duluan sana."

"Terus gue ninggalin lo disini ? Yakali gue setega itu."

"KALIAN BERDUA TELAT, MASUK RUANG BK SEKARANG."

"Mampus"

-----

Sekarang Kanda dan Seana sedang berada di taman sekolah, mereka dihukum untuk membersihkan taman sekolah.

"Kan lo itu pake ngeyel segala sih, udah gue suruh masuk lokal duluan padahal."

"Ya gak mungkin kali gue ninggalin lo sendiri disitu, gak laki banget gue, eh btw badan lo udah enakan?" Kanda menempelkan tangannya di kepala Seana. Seana menegang menahan nafasnya.

"Ngg-nggak papa." Seana menjauhkan tangan Kanda dari tangannya. Kanda jadi kikuk sendiri melihat respon Seana.

"Kok lo cepet banget sehatnya?"

"Ya kan udah gue bilang, gue gak papa, lo sih keras kepala sok sok mau tolongin gue segala."

"Iih udah mending juga gue mau nolongin lo." Kanda sebal kepada Seana. Padahal niatnya baik, tapi Seana seakan tidak membutuhkan bantuannya sama sekali.

"Iih ngambek lo." Seana berjalan mengikuti langkah Kanda.

"Iih sana, nggak usah deket deket gue." Ucap Kanda sedikit emosi.

"Ya maaf." Seana menunduk, tentu tak dapat di lihat oleh Kanda, karna Kanda sudah berjalan menjauh.

"Gue cuma gak mau bikin lo repot! kalo lo mau tau." Ucap Seana sedikit pelan.

Langkah Kanda sontak terhenti, ia pun berbalik badan.

"Siapa yang repot? Gue nolongin lo juga ikhlas. Itu gunanya teman."

Nafas Seana tercekat. Teman? Haa iya, Seana lupa, mereka hanya berteman, gak lebih.

"Iya makasih lo udah mau nolongin gue." Seana memperdalam tundukannya.

"Iya sama sama." Suara itu terdengar sangat dekat. Seana mendongakkan kepalanya dan melihat Kanda telah berada di depannya, jarak 2 langkah saja.

"Kalo lo sakit lagi, kasih tau gue aja, gue bersedia nolongin lo kapan pun dan dimana pun." Kanda mengacak rambut Seana gemas.

"Gu--gue.. Gue gak sakit parah kok."

"Siapa yang bilang lo sakit parah?"

"Gue cuma pengidap anxiety."

Kanda menegang ditempatnya, mencoba mencerna perkataan Seana sebentar ini.

Hey hey hey
I'm back

ANXIETY[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang