Part. 09

27.1K 1.7K 36
                                    

Anun& Arka
2

*
*
*
By; Nuryunus99

☆☆☆

Suara embusan napas terdengar dari Arka. Pria. itu hanya bisa sabar menghadapi istrinya, Anin yang lagi merajuk karna kepindahan mereka harus di tunda. Arka tahu, Anin begitu antusias untuk pindah dari Mansion Athala ke rumah baru mereka. Tapi mau bagaimana lagi? Akhir-akhir ini selalu ada yang mengirim paket teror untuk Anin, bahkan juga mengirin pesan ancama pada nomor hp Anin yang saat ini di sita oleh Arka. Tak apa jika Arka harus menghadapi Anin dalam mode merajuk ia masih bisa sabar menghadapinya meski harus bekali-kali mengelus dada dan tidur di luar kamar karnanya itu lebih baik dari pada kenyamana istrinya terganggu oleh orang di luar rumah.

"El..." Arka memanggil Anin yang ada di dalam kamar. Arka mencoba mengetuk pintu kamar yang di kunci dari dalam kamar. Rasa lelah dan penat begitu ia rasakan setelah seharian sibuk bekerja serta mencari tahu siapa orang yang suka mengganggu Anin akhir-akhir ini.

"El..." Kembali Arka memanggil Anin dengan penuh rasa sabarnya namun, sayang panggilnya tidak di respon sama sekali.

Kembali Arka menarik napas pelan lalu meninggalkan pintu kamarnya, ia memilih masuk ke dalam kamar lainnya. Tanpa melepaskan sepatu yang masih di pakainya Arka langsung naik ke atas ranjang dan tidur. Ia terlalu lelah untuk membujuk Anin agar bisa masuk ke dalam kamar.

Semenatara itu di kamar lainnya, tepatnya di kamar Anin dan Arka. Anin terlihat kesal sendiri karna merasa Arka tidak mau membujuknya terus.

"Kesel banget dah," Ucapnya seraya beranjak dari sisi ranjang. Anin melangkah mendekati pintu kamar lalu membukanya.

"Lah, Kemana dia?" Gumamnya mencadi keberadaan Arka.

"Mama..." Suara Nayla terdengar membuat Anin mengalihkan matanya ke arah pintu yang ada di dalam kamarnya. Pintu itu terhubung ke kamar anak kembarnya.

"Ya?" Sahut Anin.

"Ayah mana?"

"Nggak tahu," Jawab Anin kembali menutup pintu kamar tapi tidak dengan menguncinya.

Anin berjalan mendekati putrinya. Tangan Anin terulur meraba dahi Nayla yang sempat panas tadi siang.

"Nayla mau apa?"

"Nayla mau bobo sama ayah, sama Mama juga." Jawaban Nayla membuat Anin menarik napasnya. Mauntidak mau Anin harus mencari Arka dan mengajaknya tidur bersama meski masih ada rasa kesal di dalam dirinya.

"Nayla naik ke tempat tidur dulu ya. Nanti Mama panggilin Ayah."

Nayla mengangguk. kedua tangannya terulur meminta Anin menggendongnya agar bisa naik ke atas ranjang.

"Nayla duduk di sini, jangan kemana-mana." Peringat Anin yang sudah mendudukkan Nayla.ke tengah-tengah ranjang. Tinggi tubuh Nayla dan ranjang tempat Anin dan Arka tidur sangat berbeda jauh, jadi Anin harus mewanti-wanti Nayla agar diam di atas ranjang dan tidak beguling ke sana kemari yang akan berujung jatuh dari atas ranjang.

Setelah melihat Nayla mengangguk tanda mendenagr ucapan Anin. Anin segera keluar dari kamar dan mencari keberadaan Arka.

Rasa kesal di hati Anin berubah menjadi sedih karna melihat Arka yang terlelap sendirian di kamar kosong. Membuang rasa kesalnya jauh-jauh, Anin mendekati Arka yang sudah terlelap masih dengan pakaian kantor dan juga sepatunya. Dengan cekatan Anin melepaskan sepatu dan kaos kaki Arka setelah itu ia duduk di sisi ranjanng dan menatap wajah suaminya yang lelap dalam rasa lealh dan letihnya.

Arka & Anin 2 (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang