Anin & Arka (27)

28.4K 1.7K 96
                                    

Nayla kesal. Dia kesal karna sudah berjam-jam di kurung dalam kamar kakaknya. Hari sudah berganti malam tapi tidak ada tanda-tandanya ia di bebaskan dari dalam kamar. Selain kesal karna di kurung di kamar Nayla juga kesal karna di bohongi oleh kedua kakaknya. Tadi mereka bilang, mereka akan pwrgi ke rumah opa Azka, tapi ternyata tidak!

Seorang pelayan entah sudah berapa kali bolak balik mengetuk pintu kamar mengajak mereka makan siang dan malam seperti sekarnang ini. Namun, tidak ada tanda-tandanya kedua kakaknya akan keluar membuat kekesalannya semakin bertambah.

"Kenapa nggak boleh keluar?"

"Ada calon Om-om Pedo di rumah ini. Nanti Nayla di culik lagi. Jadi nggak usah keluar," Jawab Daffa yang fokus dengan game yang ada di ponselnya.

"Om-om Pedo itu apa?"

"Itu om-om yang suka culik anak kecil. Nayla mau di culik? Nanti kalo di culik, Nayla nggak akan pakai baju princess dan nggak akan di kasih makan."

"Oh..." Nayla mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia tidak tahu arti pedo tapi yah, mungkin pedo itu nama om-om yang akan culik Nayla? mungkin

Melihat Nayla mengangguk. Daffa langsung tersenyum kecil. Ia bertekat menjauhkan Nayla dari Om-Om Pedo alias Evano Zaflan. Evano memang masih muda sekarang ini dia bukan om-om, tapi menurt Daffa, Evano terlalu tua untuk usia Nayla yang baru beranjak dua belas tahun.

☆☆☆

Arka dan Anin menghabiskan waktu kebersamaan mereka hingga menjelang malam. Keduanya kembali ke kediaman Andjaya sebelum jam makan malam. Wajah bahagia dan berserih itu tampak begitu kentara di wajah Anin. Ia yang tadi berwajah kesal, marah dan sedih itu begitu bahagia karna hal kecil yang kecil yang di lakukan Arka untuknya.

"Nayla mana, ya?" Tanya Arka saat mengambil tempat duduk ruang makan.

"Eh, iya ya. Dari tadi kita nggak liat Nayla sama si kembar," Ucap Zello.

Semenjak insiden tadi siang, zello belum melihat ke tiga adik sepupunya dari tadi.

Reno dan teman-teman Zello yang lainnya melirik sekilas ke arah Evano yang tampak biasa-biasa saja.

"Maaf tuan, Den Daffa dan Daffi tidak ikut makan malam," ucap seorang pelayan pada Arka.

Arka yang mendengar hal tersebut mengerutkan dahinya.

"Lalu Nayla?"

Pelayan muda itu melirik pelayan tuan yang berdiri di sebelahnya saat mendengar pertanyaan Arka.

"Um... Den Daffa sama Daffi mengurung non Nayla di kamar mereka dan tidak di izinkan keluar kamar."

"Apan-apaan mereka? Kok Nayla nggak di izinin keluar dari kamar?" Anin mulai mengomel setelah mendengar ucapan pelayan tersebut. Ia berdiri dan langsung melangkah menuju lantai dua.

"Daffa, Daffi! Buka pintunya," ucap Anin yang saat ini sudah ada di depan pintu kamar si kembar. Ia yang tadi akan masuk ke dalam kamar harus terhalang dengan pinu yang di kunci dari dalam.

Daffa dan Daffi yang ada di kamar mereka terkejut mendengar suara Anin. Keduanya segera membuka pintu kamar tersebut. Tanpa berbasa-basi Anin langsung menjewar telinga kedua anaknya.

"Naylanya kenapa di kurung di kamar, ha?" Tanya Anin.

Anin mengabaikan suara ringisan kedua anaknya. Tangannya masih setia menjewer telinga si kembar.

"Mama..." Nayla memanggil Anin.

Gadis itu keluar dari kamar dan langsung memmeluk Mamanya. Anin langsung melepaskan jeweran di telinga Daffa dan Daffi setelah melihat keberadaan Nayla.

Arka & Anin 2 (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang