Part. 11

23.6K 1.6K 54
                                    

Anin & Arka

*
*
*

By, Nuryunus99

☆☆☆

Suara embusa napas terdengar dari Anin yang merasa lega karna Nayla sudah terlelap. Tangan Anin mengelus bekas air mata di pipi Nayla sudah seharian ini menangis terus karna deman.

"Udah mau malam, tapi kok, Al belum pulang ya?" Gumam Anin menatap ke luar jendela kamarnya. Langit terlihat mulai menggelap dan Arla belum juga pulang dari kantor.

Arka tadi bilang padanya akan pulang cepat mengingat si kecil sedang deman dari kemarin sampai pagi ini.

"Nggak biasanya," Gumam Anin lagi.

Anin memejamkan matanya dengan kedua tangan yang kini berada di dadanya. Dari tadi siamg perasaan Anin sedang tidak baik-baik saja, ia tidak bisa tenang sampai saat ini.

"Ck, Bakal Aku marahin dia kalo pulang nanti." Kesal Anin beranjak dari sisi ranjang.

Anin berjalan keluar dari kamar menuju lantai satu. Langkah Anin terhenti saat melihat Nafiza yang duduk diam seperti sedang melamun di depan tv.

"Bunda..." Panggilnya melangkah mendekati Nafiza.

"Ya?"

"Bunda kenapa?"

"Bunda nggak kenapa-napa," ucapnya sedikit berat. Perasaan Nafiza dari tadi tidak tenang.

"Nayla sudah tidur?"

"Iya, Bun."

"Panasnya sudah turun?" Anin mengangguk menjawab pertanyaan Nafiza.

Hari ini rasanya Anin seperti kehilangan jiwanya sendiri.

Hening... Ruang keluarga seketika hening Anin maupun Nafiza tidak lagi mengeluarkan sekata dua kata. Keduanya seperti sedang memikirkan sesuatu, entah apa itu.

"Arka belum pulang?" Tanya Nafiza memecahkan keheningan yang ada.

"Iya, Bun. Al belum pulang dari tadi. Padahal dia bilangnya pulang sebelum jam makan siang, tapi sekarang udah mau jam makan malam Al belum pulang juga."

"Mungkin ada banyak pekerjaan?" ucap Nafiza.

Anin mengangkat kedua bahunya. Mungkin banyak pekerjaan tapi yang Anin tahu. Arka tidak akan melupakan ucapannya pada Anin, Arka selalu menepati apa yang ia ucapkan dan ia selalu mengutamakan keluarga dari pada kertas-kertas yang menurutnya tidak berguna.

Suara mesin mobil terdengar. Nafiza dan Anin bersamaan berdiri dari duduk mereka lalu melangkah menuju pintu besar.

Saat Nafiza membuka pintu rumah yang terlihat hanya sesosok Alvaro yang menampilkan senyumnya.

"Assalamualaikum, Bunda. Ka Anin," ucapnya saraya mencium tangan bundanya.

Anin menghebuskan napasnya lalu berbalik meninggalkan Nafiza dan Alvaro di depan pintu.

Arka & Anin 2 (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang