Liburan telah selesai. Sudah saatnya anak-anak Anin dan Arka kembali menjalani hari-hari mereka sebagai siswa dan siswi. Untuk semester dua ini, Daffa dan Daffi akan menghadapi semester kenaikkan kelas sementara Nayla, ia juga akan menghadapi ulangan semester dua di tambah ujian akhir kelulusan. Ya, anak ketiga Anin daan Arka itu akan loncar kelas di tahun ini. Ia akan menyusul kakak-kakaknya yang duduk di sekolah menengah pertama. Di saat Daffa dan Daffi akan duduk di kelas IX nantinya maka Nayla akan duduk di kelas VII.
"Perlengkapan sekolahnya sudah lengkap?" tanya Anin pada ketiga anaknya yang saat ini duduk di sofa yang ada depannya.
Ketiga anak Anin mengangguk menjawab pertanyaan Mama mereka.
"Seragam, Topi, Dasi, Kaos kaki, sepatu sudah di siapkan?" tanya Anin lagi.
Kebiasaan anak-anaknya kalau di minta menyiapkan perlengkapan sekolah mereka, mereka hanya menyiapkan perlengkapan alat tulis menulis saja sementara perlengkapan yang akan di kenakan seperti seragam, topi, dasi dan kaos kaki tidak mereka siapkan alhasil setiap pagi mereka harus ribut menanyakan semuanya.
"Sudah." Jawab ketiganya dengan kompak.
"Nayla, semuanya sudah?"
"Sudah Mama."
"Nggak ada yang di bawa selain, buku, pulpen, pensil, penghapus di dalam tas."
"Belum lengkap semuanya, Ma.' Jawab Nayla.
"Apa yang nggak ada?"
Nayla, Daffa dan Daffi melirik satu sama lain. Ketiga menganggukkan kepala lalu menatap Mama mereka.
"Uang jajan." Dan Anin sudah menduga ketiga akan menjawab dengan kompak.
"Kalau itu minta ke ayah kalian, besok."
"Lah.. Kok, ayah? Biasanya Mama yang kasih."
"Mama nggak pegang uang tunai."
"Kok bisa?" tanya Daffa. Tidal biasanya Mama mereka tidak memegang uang.
"Mama pake belanja."
"Lah? Memangnya mama belanja apa?" Kali ini Daffi yang bertanya. Mama mereka jarang sekali yang namanya belanja, ya, terkecuali belanja kebutuhan dapur. Tapi sekarang ini mereka ada di rumah opa mereka, jadi tidak mungkinkan, Mama mereka belanja kebutuhan dapur?
"Keperluan calon adik kalianlah.." Jawab Anin seraya mengelus perutnya yang besar. Sesekali ia meringis saat merasakan tendangan di dalam perutnya.
"Oh."
Suasana sekitar mulai hening hanya ada suara tv. Jam menunjukkan pukul sembilan malam. Arka belum pulang dari kantor begitu juga dengan para pria lainnya.
"Kalian masuk ke kamar sekarang. Udah waktunya tidur. Besok mama nggak mau kalian telat di hari pertama ke sekolah."
"Duh, Males banget harus ke sekolah setelah libur."
"Loh kenapa?"
"Daffi males paling di suruh bersih-bersih di kelas. Nyapu, ngepel, bersihin meja, kolong meja, kaca jendela dan buang sampah."
"Nggak ada alasan ya, Pokonya harus masuk sekolah besok. Nanti kamu jangan lupa bawa masker." Putus Anin.
Sebagai orang yang pernah merasakan menjadi anak sekolah, Anin juga tahu malasnya untuk masuk di hari pertama setelah libur panjang sudah pasti akan melakukan bersih-bersih. Baik di kelas, di depan kelas ataupun di halaman. Tapi di balik rasa malas untuk melakukan bersih-bersih ada kesenangan tersendiri.
Apa saja? Ya, kita bisa kembali berkumpul dan bercanda bersama teman-teman sekelas kita. Bekerja bersama-sama meski kadang ada yang bikin kesal karna tidak ikut membantu.
☆☆☆
Pagi tiba. Kediaman Andjaya begitu sibuk di pagi ini. Para pelayan dengan cekatan menyiapkan sarapan pagi serta bekal untuk anak-anak majikan mereka.
"BUNDA, liat Kaos kaki Zello nggak?" suara Zello terdengar dari lantai dua. Adiva yang ikut membantu pelayan menyiapkan makanan di atas meja hanya visa mendengkus mendengar suara anak pertamanya.
Selalu dan selalu saja Zello menanyakan perlengkapan sekolahnya di pagi hari padahal setiap malam Adiva selalu mengingatkan anaknya untuk menyiapkan semua keperluan sekolahnya sebelum tidur.
"Bukannya Bunda sudah kasih tau siapkan semua keperluanmu sebelum tidur?"
"Sudah Zello siapkan Bunda tapi nggak tau kenapa kaos kakinya nggak ada, Aduh.. Bunda bantu cari dong, Zello takut nanti telat ke sekolah."
"Tumben takut telat. Biasanya nggak!" Balas Adiva seraya berjalan ke arah Zello.
"Ya, ini'kan hari pertama Bun. Zello nggak mau telatlah... Nanti di hukum bersihin taman lagi," balas Zello.
Adiva menarik napas pelan. Ia melewati Zello dan menuju ke kamar anaknya untuk mencari kaos kaki yang katanya 'Tidak ada.' Yang benar saja alasannya itu.
"Ini bukan kaos kaki?" Omel Adiva, Hilang sudah wajah sifat anggun Adiva pagi ini. Wanita itu menatap kesal pada anakanya seraya mengangkat kaos kaki yang ia keluar dalam sepatu. Kaos kaki yang katanya tidak ada, ternyata ada dan itu ada di dalam sepatu anak iu sendiri.
Zello yang melihat kaos kaki yang di pegang Bundanya hanya bisa menatap horor kaos kaki yang ada di tangan Bundanya
"Perasaan Zello tadi nyari di dalam sepatu itu, Bun. Tapi nggak ada, kenapa__"
"Jangan banyak alasan, Zello. Cepat siap-siap nanti kamu telat." Potong Adiva.
Sarapan pagi di mulai. Semua cucu-cucu Given tampak begitu fresh dan rapih di pagi ini membuat pria tua itu senang. Ya, Given tipe orang yang tidak suka melihat ada anak ke sekolah dengan wajah ngatuk.
"Selamat pagi!" Seru Nayla seraya berlari kecil menuju meja makan. Satu persatu anggota keluarga yang ada di meja makan mendapatkan kecupan selamat pagi dari gadis kecil itu.
"Selamat pagi, Naynay." Sahut semuanya. Semua begitu senang dan bahagia melihat wajah ceriah Nayla.
☆☆☆
Mobil hitam punya Arka berhenti tepat di depan gerbang sekolah Nayla. Gadis kecil yang menjadi kesayangan semuanya itu menyalim tangan ayah dan kedua kakaknya lalu memberikan satu kecupan di pipi ke tiganya.
"Dada..." Nayla melambaikan tangannya ke arah mobil ayahnya yang perlahan menjauh dari depan gerbang sekolah setelah dia keluar dari dalam mobil.
"Selamat pagi pak Satpam." Sapa Nayla.
"Selamat pagi juga, Nayla. Seperti biasanya selali ceriah dan semangat."
"Iya dong, Nayla!" Balas Nayla.
Satpam yang biasa berjaga di depan gerbang itu tersenyum mendengar balasan dari Nayla. Dari semua anak-anak murid di sekolah tersebut hanya satu dua murid yang menyapanya di setiap pagi dan pulang sekolah. Dan di antar satu dua orang itu adalah Nayla. Gadis itu selalu menyapa dengan wajah ceriah dan semangatnya membuat Satpam itu ikut merasakan keceriaan dan semangat Nayla.
☆☆☆
Bersambung...
Wah.. Maaf kalau part ini gaje. 😂😅
#Senin, 24.Februari.2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Arka & Anin 2 (✔)
General FictionCERITA KE III ANIN Anin dan Arka sepasang suami istri yang menikah muda, memiliki tiga orang anak. Dua laki-laki yang kembar dan satu anak perempuan. Ketiganya memiliki karakter yang berbeda-beda. Ada si Daffa Adrian yang kalem seperti ayahnya, ada...