"Shit!" Kata kasar itu meluncur di mulut Arka saat tiba-tiba seorang gadis berdiri di tengah jalan dengan kedua tangannya di rentangkan. Beruntung Arka memelankan laju mobilnya saat sudah masuk di kompleks rumahnya.
"Aduh! Kamu kok nekat banget menghadang mobil orang? Kalo kamu di tabrak bagaimana?" Suara Omelan itu terdengar sampai di telinga Arka. Arka yang tidak menutup kaca jendela mobilnya membuat suara dari luar terdengar ke telingannya.
Arka menarik napas pelan lalu keluar dalam mobilnya.
"Naynay ndak akan di tabrak kok, Kan mobil itu punya ayah Naynay." Bu Warni memijit
"Ya ampun! Biarpun itu bapak kamu, atau siapapun tapi nggak boleh gitu! Ini anak siapa sih, kelewatan polosnya." Bu Warni menggurut. Sungguh ia sangat kesal pada gadis bermata bulat yang bersamanya ini. Selain tidak bisa diam di tempat duduknya, gadis itu cerewet dan juga nekat. Contohnya seperti yang di lakukan tadi, menghadang mobil yang katanya mobil Ayahnya.
"Permisi, Bu." Suara Arka terdengar menyapa.
"Ayah!" Nayla tersenyum. Gadis itu berlari kecil seraya memeluk kaki panjang ayahnya. Jangan lupa kepala kecilnya mendonggak msih dengan senyum yang begitu lebarnya.
"Sayang. Ini udahs sore, kenapa masih di luar rumah?" tanya Arka membawa Nayla ke dalam gendongannya. Arka memberikann kecupan di pipi Nayla berulang kali tanpa peduli denegan bau keringat yang tercium olehnya.
"Permisi, Apa ini anak Tuan?" tanaya Bu Warni.
Arka menatap Bu Warni lalu mengangguk.
"Syukurlah, Saya dari tadi menunggu orang tua anak ini."
"Ada apa?" tanya Arka.
Wanita tua di depannya ini mungkin seusia dengan Bundanya dan Arka bertanya dengan sopan padanya.
"Begini, Sudah tiga hari anak Tuan mengambil makanan ringan dan juga permen di warung saya. Saya sudah memperhatikannya saat pertama kali melakukan hal itu," Bu Warni menatap Arka was-was dan ia bisa melihat wajah terkejut di wajah pria yang memiliko ekspresi datar itu, "Satu dua kali, Saya biarkan. Karna mungkin anak itu nggak senagaa melakukannya, tapi kemarin sudah keterlaluan. Anak tuan mengambil begitu banyak makanan ringan, permen dan juga kue yang di titipkan di warung saya. Dan untuk hari ini saya tidak bisa membiarkan anak tuan melakukan hal yang sama. Percaya tuan. Anak tuan tidak akan selamat kalau ia melakukan hal itu di tempat lain." Lanjut Bu Warni.
Wanita itu memanggil Arka dengan sebutan tuan karna melihat setelan pria itu yang formal itu.
"Saya tidak meminta ganti rugi barang-barang saya yang di ambil anak tuan, Saya hanya ingin orang tua anak ini tahu kelakuan anaknya di luar rumah dan bisa memberi teguran, binaan dan mungkin hukuman kecil untuk anak sekecilnya."
Arka marah, tapi ia mencoba menahan kemarahannya. Pria itu mengangguk dan menatap anak perempuannya.
"Naynay sudah buat kesalahan kan?"
"Kesalahan apa?"
"Naynay mengambil jualan ibu-ibu ini..." Ucap Arka.
Nayla menggelengkan kepalanya, "Kata Kak Juni dan Ka Merlin, Nayla nggak mencuri. Nayla cuman minta tapi nggam bilang," lanjutnya membuat Arka menarik napasnya sementara Bu Warni menggelengkan kepalanya.
Kok bisa ada anak sepolos ini? Pikirnya.
Arka menurunkan Nayla dari gendongan. Pria itu berlutut di depan Nayla.
"Sayang... Mengambil sesuatu tanpa izin itu namanya mencuri. Dan mencuri itu suatu tindakan yang di lakukan orang jahat dan Naynay taukan kalau orang jahat itu harus di hukum."
KAMU SEDANG MEMBACA
Arka & Anin 2 (✔)
Fiksi UmumCERITA KE III ANIN Anin dan Arka sepasang suami istri yang menikah muda, memiliki tiga orang anak. Dua laki-laki yang kembar dan satu anak perempuan. Ketiganya memiliki karakter yang berbeda-beda. Ada si Daffa Adrian yang kalem seperti ayahnya, ada...