Bila kau sayang pada kekasihmu lebih sayanglah... Pada Ibumu.
Bila kau patuh pada rajamu, lebih patuhlah.. Pada Ibumu.Bila kau ingin... hidupmu menantang, maka cintailah... Istri orang....
"Mama, itu anak kedua Mama nggak ada niat buat bawa ke rumah sakit?" celutuk seorang gadis mungil yang sedang duduk di atas lantai bersama dua adik kembarnya.
"Buat apa?"
"Kasihan dia ma, ganteng-ganteng tapi gila. " Anin tertawa kecil mendengar ucapan Nayla, putrinya.
"ADUH! SAKIT TAU!" suara teriakkan dari ruangan sebelah membuat Anin dan Nayla terkejut. Anin yang sedang duduk di atas sofa beralih duduk di atas lantai untuk menenangkan dua batita yanh menangis karna terkejut.
"SAKIT! INI SIAPA YANG NARUH MEJA DI SINI SIH!?"
"DAFFI, SEKALI LAGI KAMU TERIAK. MAMA KELUARIN KAMU DARI DAFTAR ANAK MAMA."Dan bukannya menghentikan tangisan dua batita-nya Anin malah membuat mereka semakin menangis karna kembali terkejut dengan teriakkan menggelegar dari sang Mama.
"Mama jangan teriak-teriak dong. Kasihan adeknya nangis," celutuk Daffi yang tadinya berada di ruangan sebelah kini sudah berada di depan Anin.
Daffi menggendong adik perempuannya yang menangis.
"Sudah ya, Arsyi. Nanti kita hapus mama dari daftar keluarga." Anin melotot mendengarnya.
Anak diapa sih? Batin Anin kesal. Kesal sendiri mendengar ucapan anaknya.
"Yang ada kamu yang mama keluarin dari daftar keluarga. Terus Mama pecat jadi anak mama."
"Cup,cup, cup... Adik Kakak Daffi jangan nangis ya. Nanti cantiknya ilang lagi, idung kamu nanti pesek kayak kakak Nayla... Cup, cup, cup... Adik kakak jangan nangis lagi."
"Apaan sih Kak Daffi! Nayla pesek-pesek begini bikin orang kangen lo!"
Anin memijat pelipisnya. Punya anak kok gini amat ya? batinnya
"Stttssss... Ada anak setan yang bersuara dek. Sudah ya jangan nangis lagi."
Kesal. Nayla melempar botol adiknya ke arah Daffi. Daffi menangaduh kesakitan saat botol adiknya mendarat tepat di belakang kepalanya.
Daffi berbalik menatap garnag adiknya. "Apaan si Nayla. Anak perempuan nggak boleh kasar, kasar tau!"
"Ngajak berantem!?" marah Nayla. Gadis kecil itu berdiri dengan kedua tangan bertengker di pinggangnya dan mata yang melotot. Bukannya terlihat garang malah terlihat lucu di mata Daffi dan Anin.
"Sok garang padahal ampas," ucap Daffi.
Nayla baru akan membalas ucapan kakaknya dengan melempar mainan adiknya, beruntung Anin langsung menghentikannya karna jika tidak. Sudah pasti mainan itu akan mendarat pada Arsyi
"Sudah jangan berantem. Mau mama usir kalian?" ucap Anin yang sudah mulai kesal dengan anak-anaknya. Mau Daffi, mau Nayla sama saja. Sama-sama suka rusuh di dalam rumah.
Anin menarik napasnya pelan. "Arsya sini sayang sama Mama," ucapnya mengambil Arsya yang terlihat sudah tenang di tempatnya. Sementara Arsyi. Masih menangis karna yang menggendongnya Daffi. Sudah pasti anak itu tidak mau di gendong kakaknya.
"Daffi, kesiniin Arsyi."
"Nggak mau."
"Daffi...."
"Nggak mau!"
"Ngajak berantem ni anak," ucap Anin.
"Daffi. bawa kemari Arsyi sekarnag juga!" Kesabaran Anin semakin menipis. Jika Daffi masib tidak mau mendengar perintahnya juga, maka Anin akan benar-benar mengajar anaknya sendiri.
![](https://img.wattpad.com/cover/195725290-288-k964391.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Arka & Anin 2 (✔)
General FictionCERITA KE III ANIN Anin dan Arka sepasang suami istri yang menikah muda, memiliki tiga orang anak. Dua laki-laki yang kembar dan satu anak perempuan. Ketiganya memiliki karakter yang berbeda-beda. Ada si Daffa Adrian yang kalem seperti ayahnya, ada...