Anin & Arka (5)

25.1K 1.7K 108
                                    

Suasana sarapan pagi ini terasa begitu berbeda setelah kejadian kemarin. Daffa, Daffi dan juga Nayla hanya bisa melirik ke arah kursi kosong yang biasanya menjadi tempat sang ayah duduk.

Untuk pertama kalinya mereka merasakan konflik yang ada di rumah. Mempunyai masalah di rumah adalah hal yang tidak enak dan membuat siapapun tidak nyaman.

"Mama..." Panggil Nayla pada Mamanya yang terlihat sibuk menata makanan di atas meja.

"Ya?"

"Ayah... Ayah nggak pulang ya?" tanya Nayla.

Anin menghentikan aktivitasnya. Ia menatap Nayla dan tersenyum kecil.

"Ayah ada kok. Tapi masih tidur, kalian berangkatnya naik taksi online ya?" ucap Anin membaut ketiga anaknya menghembuskan napas legah dan mengangguk dengan kompak.

"Dan untuk masalah kemarin, kita bahas nanti kalo ayah udah bangun. Untuk Daffa, kamu jangan dulu ke Sekolah. Kita akan ke rumah sakit untuk melihat keadaan dua teman kamu dan kamu harus minta maaf ke mereka."

"Iya, Ma. Tapi kenapa Daffa harus minta maaf? Kan mereka yang duluan."

Anin tersenyum mendengar ucapan anaknya tangannya terulur mengusap rambut hitam milik Daffa penuh kasih sayang. Tidak lupa memberikan tatapan lembut khas seorang ibu pada anaknya.

"Sayang, Meninta maaf tidak membuat kamu terlihat rendah dan salah. Meminta maaf adalah jalannyang baik meski sepenuhnya bukan kesalahan kamu. Kita manusia harus tahu meminta maaf sekali pun kita tidak bermaksud menyakiti mereka. Nggak papakan kalo Daffa minta maaf?" tanya Anin membuat Daffa terdiam.

Daffa seorang anak yang baru akan beranjak remaja, ia memilih sisi egois yang di mana meminta maaf dalam hal yang terjadi padanya bukanlah hal yang ia lakukan. Seharusnya mereka yang meminta maaf bukan dia.

"Daffa dalam masalah ini kamu juga salah, kamu memukul mereka dan kamu harus minta maaf dan bertanggung jawab atas apa yang kamu lakukan."

"Tapi Daffa tidak bersalah...," bisik Daffa pelan yang masih bisa Anin dengar.

Kembali Anin mengusap kepala Daffa, masih dengan senyum lembut dan tatapan hangatnya.

"Mama percaya kok anak Mama nggak salah. Tapi Mama ingin Daffa punya rasa bersalah, tahu meminta maaf dan punya rasa tanggung jawab atas masalah Daffa. Apapun mereka katakan tentang Daffa Mama yakin anak Mama adalah anak baik."

Menarik napas pelan Daffa menganggukkan kepalanya. Yah, meminta maaf adalah hal yang akan ia lakukan tapi ia akan meminta maaf karna Mamanya yang memintanya.

"Iya."

Anin tersenyum mendengar ucapan Daffa.

"Sekarang abisin makanannya terus kamu siap-siap untuk ke rumah sakit."

"Pagi ini Ma?" tanya Daffa.

"Iya, lebih cepat lebih baik."

"Hmm, cuman kita berdua kan?"

Anin mengangguk.

"Daffi udah selesai Ma, Daffi ganti baju dulu ya." Dahi Anin mengerut mendnegar ucapan Daffi.

Ganti baju? Bukannya anak keduanya itu sudah memakai seragam lengkap saat akan sarapan pagi ini?

Arka & Anin 2 (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang