Anin & Arka (22)

25.6K 1.7K 88
                                    

Dengan langkah pelan dan hati-hati. Anin menuruni anak tangga satu persatu hingga membawa langkahnya menuju lantai satu. Dahi wanita itu tampak berkerut melihat seseorang yang duduk di sofa dengan membelakanginya.

"Opa Juan?" tanyanya pelan lalu melangkah mendekati Opanya, ayah dari alm Mamanya yang duduk bersama Papa Given.

"Terus... Ayah sudah tahu, di mana cucu ayah yang laki-laki berada?"

"Itulah alasan ayah minta bantuan kamu. Wanita jalang itu membawa cucu laki-laki ayah pergi dan kita kehilangan jejaknya. Terakhir ayah dapat info dia berada di Indonesia, tapi sampai sekarang tidak juga menemukannya."

Samar-samar Anin mendengar percakapan Papa dan Opanya. Langkah Anin sempat terhenti mendengar percakapan tersebut. 'Cucu laki-laki?' Yang Anin tahu Opanya memiliki dua anak yang satu Mamanya, Andin dan satunya, Dion sedang menjalani masa hukuman penjara karna percobaan pembunuhan yang akan di lakukannya beberapa tahun lalu. Anin cucu pertama dari anak pertama lalu, cucu laki-laki yang di maksud siapa? Mamanya tidak punya anak laki-laki terkecuali Dion, Pamannya itu mempunyai istri dan anak tapi selama ini Anin tidak pernah tahu dan lihat istri pamannya. Opanya juga tidak pernah memberitahukan tentang status Dion.

"Anin?" Suara papanya membuat Anin tersentak dari keterdiamannya. Ia menatap Papa dan opanya yang kini membalikkan badanya dan menatap ke arahnya. Hanya senyum saja yang Anin perlihatkan, ia lalu melangkah mendekati kedua pria berbeda usia itu.

"Kamu nggak istirahat sayang?" tanya Given saat Anin duduk di sofa.

"Anin nggak bisa tidur, Pa."

"Kenapa? Ini udah mau larut malam loh... Kamu harus banyak istirahat, begadang nggak baik buat wanita hamil."

Anin hanya memberikan senyun pada Given. Ia tidaka bisa tidur jika tidak ada Arka di sampingnya.

"Suami kamu nggak kemari?" tanya Given.

"Nggak tau Pa, katanya nanti malam balik tapi..."

"Sudah, jangan sedih begitu. Mungkin Arka dalam perjalanan kemari?" ucap Given memncoba menyingkirkan pikiran negativ Anin. Anaknya sedang hamil tidak baik jika banyak berpikir hal-hal yang tidak baik.

"Oh, ya.. Opa tadi bicara soal cucu laki-laki..."

Juan tersenyum, tangan besarnya mengusap rambut coklat milik Anin penuh dengan kasih sayangnya.

"Ada yang belum opa kasih tahu ke Anin?" tanya Anin.

"Opa belum bisa memberitahukan pada Anin. Tapi dalam waktu cepat akan Opa beritahu."

"Yang pasti dia anak dari Om kamu, dan mungkin usianya masih angka dua puluh atau lebih? Opa tidak terlalu ingat soalnya.

Anin kembali mengangguk. Suasanaa jadi hening hingga Given membuka percakapan lagi.

"Apa ayah punya foto cucu laki-laki Opa?"

Juan menganggukkan kepalanya, "Ada tapi foto itu ada di rumah dan ... Foto tersebut saat dia masih bayi."

"Kalau begitu bagaimana cara mencarinya?" tanya Anin.

"Mungkin nama anak itu atau nggak nama ibu anak itu?"

"Opa lupa nama anak itu dan juga nama ibunya. Nanti Opa coba cari di rumah lama Dion. siapa tahu dia menyimpan foto anak dan istrinya serta identitas istrinya."

Given mengangguk begiupun Anin.

☆☆☆


"Jadi lo kemari terus ninggalin mereka?" Pertanyaan dengan nada kesal itu terdengar dari Adinda.

Anin dan Adinda saat ini ada di teras depan rumah masing-masing keduanya menunggu suami mereka, Anin menunggu Arka yang katanya akan kembali malam nanti sementara Adinda menunggu Reza, suaminya yang akan sanpai malam ini dari luar kota. Kedua terlihat begitu asik bercerita. Anin menceritakan tentang kejadian tadi siang sementara Adinda mendengarnya lalu merespon.

Arka & Anin 2 (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang