Wajah cemberut Daffa begitu kentara membuat Anin yang sedang duduk bersama Given menatapnya heran.
"Ini kenapa cemberut sih?" tanya Anin. Anin menepuk-nepuk sofa panjang yang ia duduki meminta Daffa untuk duduk di sisinya.
"Wafer Daffa habis, Ma."
"Terus?"
"Bukan Daffa yang abisin, tapi Nay sama dedek Andra."
Anin tertawa kecil mendengarnya. Sial sekali anak pertamanya ini, lari dari Daffi malah bertemu dua kurcaci yang pastinya tidak bisa membuatnya pelit. Tangan Anin terulur mengelus kepala putranya itu, sesekali tertawa kecil.
Daffa yang melihat hanya mendengkus pelan kesal karna tidak suka di tertawakan tapi, ia tidak mau menepis tangan lembut yang mengelus kepalanya itu.
"Coba ke dapur sayang," ucap Anin.
"Emangnya di dapur ada yang jualan wafer Ma?" tanya Daffa dengan tampang polosnya.
Anin kembali tertawa kecil karna Daffa.
"Tadi Kak Naufal pulang, terus Mama liat dia bawaain setoples snack wafer. Sekarang Kak Naufanya lagi di dapur mungkin lagi minta pelayan untuk nyimpan wafer itu," ucap Anin.
Seketika mata Daffa berbinar mendengar ucapan Mamanya. Naufal, paman mudanya itu sering ia panggil Kakak, bukan hanya dirinya, Semua cucu-cucu memanggil Naufal dengan sebutan kakak.
"Ok, Daffa ke sana dulu," ucapnya lalu beranjak ke dapur.
Anin tersenyum melihat putranya yang berlari kecil ke dapur. Daffa memang pencinta snack wafer sama seperti Naufal. Suka sekali snack wafer.
"Oh, ya. Opa belum juga datang, Pa?"
"Belum."
Anin mengangguk lalu meminta izin Papanya untuk ke kamar. Ia sudah merasa capek dan ingin istirahat sejenak.
.
"Kak Naufal," panggil Daffa.
Naufal yang sedang duduk di kursi menatap ke arah Daffa.
"Apa?"
"Bagi dong, Wafernya."
"Ambil aja, di kulkas yang biasa."
"Sip."
Daffa langsung berbalri ke arah kulkas. Kulkas yang hanya di peruntuk menyimpan semua makanan ringan, dari berbagai macam snack sampai permen ada di kuklas itu, bukan hanya itu ada juga macam-macam es krim di taruh di sana.
Daffa langsung mengambil snack wafer yang ada di dalam toples yang penutupnya masih tersegel. Ia kembali menghampiri Naufal dan mengatakan kata terima kasih lalu beranjak ke kamarnya.
"Wih.. Banyak tuh, bagi dong."
"Nggak!" Seru Daffa pada Daffi yang meminta snack hasil meminta dari Naufal.
"Ck, Pelit baget sih, sama.kembaran sendiri!"
"Bodoh," ucap Daffa.
Daffa duduk di atas tempat tidurnya dengan kedua kaki menyilang sementara di pangkuannya ada toples snack yang sementara ia buka segelnya.
Daffi mendengkus melihat Daffa. Benar-benar pelit.
"Ck, Mama bilang kalo makan camilan nggak boleh di atas tempat tidur .., Nanti JOMBLO!" ucap Daffi.
"Apa hubungannya?" tanya Daffa seraya mendengkus kecil. Ia turun dari tempat tidur lalu duduk di atas karpet. Sebelum memakan wafenya Daffa menyalakan tv menagbaikan Daffi yang menggerutu kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arka & Anin 2 (✔)
Ficción GeneralCERITA KE III ANIN Anin dan Arka sepasang suami istri yang menikah muda, memiliki tiga orang anak. Dua laki-laki yang kembar dan satu anak perempuan. Ketiganya memiliki karakter yang berbeda-beda. Ada si Daffa Adrian yang kalem seperti ayahnya, ada...