"Jangan dekat-dekat sama, Nayla. Kata Mamaku, dia itu anak angkat. Mukanya nggak ada mirip-miripnya sama Mama dan Ayahnya," suara celetukkan iu terdengar dari gadis berpakaian merah putih dengan rambut yang di kuncir dua.
Anak-anak lain pun langsung menjauhi Nayla setelah mendengar ucapan salah satu teman mereka.
Wajah Nayla tampak begitu murung mendengar perihal tersebut. ia menatap sedih punggung teman-temannya yang menjauh itu.
"Anak angkat itu apa?" Gumamnya menyanyakan arti dari anak angkat karna memang tidak tahu artinya.
Nayla menarik napasnya lalu melangkah keluar dari kesalnya.
"Naynay?" Sapa seorang gadis manis pada Nayla.
"Ya? Oh.. Kakak Mikayla." Nayla begitu senang menyapa gadis berwajah manis tersebut. Dia Mikayla Thania Widjaya. Anak dari teman Mamanya. Usia mereka berbeda setahun, sekarang ini Mikayla berada di bangku kelas enam.
"Kakak mau kemana?"
"Mau ke ruang guru. Nayla nggak ke kantin?" tanya Mikayla.
"Nggak. Naynay malas makan, nggak ada temennya."
"Lah kenapa nggak ada temannya?"
"Karna nggak ada." Jawab Nayla dengan wajah polosnya.
"Ya udah, Nanti kakak ajak makan di kantin sama teman-teman kakak. Tapi kakak ke ruang guru dulu, Naynay tungguin kakak di sini aja. Nggak lama kok," ucap Mikayla yang membuat senyum di bibir Nayla terlihat.
"Benar?"
"Iya. Tungguin ya?"
Dan Nayla mengangguk. Ia masuk ke kembali ke dalam kelasnya mengambil bekal yang ada di dalam laci mejanya dan kembali berdiri di depan kelasnya menunggu Mikayla.
Mikayla berjalan ke ruang guru melewati kelasnya.
"Marlin, April." Sapa Mikayla pada dua temannya.
"Oh, hai Mikayla. Mau kemana?"
"Ruang guru, eh. Kalian mau ke kantin kan?"
Kedua gadis yang di tanya itu menganggukkan kepalanya.
"Kamu mau ke kantin juga kan?"
Iya tapi nanti. Kalian ke kantin duluan aja, nanti aku nyusul. Ajakki adek aku juga."
"Adik kamu? Siapa?"
"Itu Nayla."
"Nayla yang manja itu?"
"Ya pokonya dia. Kalian jemput ya, terus ajakkin ke kantin nanti aku nyusul. Da..."
Dan Mikayla menjauh dari kedua teman dekatnya.
"Dih.. Sok akrab sekali dia. Sok nyuruh-nyuruh juga," ucap teman Mikayla yang bernama Juni.
"Sabar... Ya udah yuk, ajakki adeknya itu."
"Dih, ogah. Aku nggak mau liat anak manja itu. Malas juga dengan celotehannya tentaang mamanya yang banyak uang."
Dan Juninya berlalu meninggalkan Marlin.
"Eh, Tungguin." Marlin mengejar Juni.
"Panggil aja. Bisa minta di beliin kan sama dia juga," ucap Marlin membuat langkah Juni terhenti.
"Benar juga!" Seru Juni lalu berblim menuju ke kelas lima A di mana kelas Nayla berada.
"Hallo Nayla." Juni menyapa Nayla begitu manis membuat Nayla tersenyum padanya.
Untuk pertama kali ada yang menyapanya.
"Sendirian aja?"
"Um," Nayla mengangguk. "Naynay lagi nungguin Kak Mikayla."
KAMU SEDANG MEMBACA
Arka & Anin 2 (✔)
General FictionCERITA KE III ANIN Anin dan Arka sepasang suami istri yang menikah muda, memiliki tiga orang anak. Dua laki-laki yang kembar dan satu anak perempuan. Ketiganya memiliki karakter yang berbeda-beda. Ada si Daffa Adrian yang kalem seperti ayahnya, ada...