Part. 13

22.9K 1.7K 79
                                    

Anin & Arka.2

¤
¤
¤

IG Nuryunus_99

☆☆☆

Waktu begitu cepat berlalu, tidak terasa sudah sebulan setelah kepergian Arka. Kediaman Athala kini terasa dingin tak ada lagi kehangatan yang di rasakan di kediaman tersebut. Nafiza, Anin bahkan Alvira dan Alvaro mereka yang selalu membuat suasana hangat kini hanya diam dengan keadaan yang ada.

Seorang ibu kehilangan anaknya
Seorang istri kehilangan suaminya
Seorang saudara kehilangan saru saudarahnya. Lalu apakah mereka akan bahagia? Apakah mereka akan tersenyum hangat setiap pagi jika melihat satu kursi kosong di meja makan? Akankah mereka tertawa bahagia saat salah satu anggota keluarga mereka tidak ada bersama?

Tidak! Siapa yang akan bahagia dengan sebuah kehilangan?

"Mama.... Ayah kapan pulang?" Pertanyaan Nayla membuat Anin dan lainnya tersentak. Mereka yang saat ini sedang melakukan aktivitas sarapan di pagi hari menatap ke arah si kecil yang imut nan menggemaskan.

Anin hanya bisa membuang mukanya saat melihat tatapan polos dari putrinya. Gadis itu tidak tahu kalau pertanyaan itu tidak akan terjawab.

"Ayah pelgi, ndak ajak dede... dede kesal," Nayla merajuk. Gadis itu merajuk karna ayahnya pergi begitu lama namun, ridak mengajak dirinya. Biasanya Arka akan mengajak Anin dan Nayla jika ia akan pergi lama dalam urusan bekerja, sementara si kembar akan di tinggal di rumah bersama Nafiza dan Azka.

"Nayla sayang..."

"Apa?" Tanya Nayla menatap pada Alvira yang memanggilnya.

"Nayla abisin makannya sayang," ucap Anin yang tahu maksud dari Alvira memanggil Nayla.

Anin tahu Alvira ingin memberi sebuah kenyataan tentang Arka yang sudah tiada, tapi apa pantas anak sekecil itu mengetahui fakta kalau ayahnya tidak akan kembali lagi ke rumah? Tidak.

Putrinya tidak akan mengerti maksud dari pergi dan tak akan kembali, sekali pun gadis itu mengerti ia akan tetap menanyakan kapan ayahnya pulang.

"Iya, Mama." Nayla tersenyum begitu manis di depan Anin membuat Anin ikut tersenyum kecil melihatnya.

Sungguh, Kepolosan, keceriaan dan kebahagiaan putrinya adalah hal yang utama. Anin tidak ingin melihat apa yang ada pada Nayla menghilang.

Anin menatap ke arah anak kembarnya yang sedang makan dalam diam. Keduanya sudah mengerti dengan keadaan yang terjadi. Mereka tahu ayah mereka sudah pergi untuk selama-lamanya keduanya terlalu pintar untuk mengetahui apa yang terjadi.

"Daffa, Daffi.." Panggil Anin membuat si kembar menatap ke arahnya.

Rasanya dada Anin sesak melihat kedua pasang mata yang tak ada lagi binar keceriaan.

"Apa Ma?" tanya keduanya kompak.

Anin menggelengkan kepalanya, ia memberikan senyumnya yang sudah jarang terlihat semenjak kepergian Arka.

"Daffi sudah selesai," ucap Daffi.

"Daffa juga," tambah Daffa.

Arka & Anin 2 (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang