Anin & Arka (16)

26.1K 1.6K 58
                                    

"Apa?"

Anin menatap kesal pada Arka yang dari tadi menatapnya begitu intens. Saat ini keduanya sedang berada di kamar mereka. Dari sore saat pulang dari makan, Anin tidak di izinkan keluar kamar oleh Arka hingga malam tiba, makan malampun di dalam kamar.

Anin menarik napas pelan, begini kalau sifat posessive dan kepo seorang Arka keluar. Dia tidak akan bertanya tapi malah menatapnya terus secara intens hingga membuat Anin jengah dan memberitahukan apa yang terjadi.

"Suami siapa sih? Nyebelin banget. Pen keluar nggak di kasi," gerutu Anin yang terdengar sampai di telinga Arka.

Arka hanya diam dengan bahu terangkat lalu, "Suaminya si istri bawel dan keras kepala."

Anin melotot pada Arka.

"Nyebelin, kek anaknya." Anin kembali menggerutu. Ia melangkah ke dalam kamar mandi karna rasa mual yang tiba-tiba muncul.

Arka yang melihatnya segera mengikutinya. Arka mengikat rambut panjang Anin lalu memijit tengkuk(?) Anin.

"Ini salah kamu, Kamu sih gangguin aku terus."

"Siapa yang ganngguin kamu, El? perasaan dari tadi aku cuman diam."

"Kamu diam tapi mata kamu nggak bisa diam," ucap Anin kesal.

Anin mencuci wajah dengan air setelah rasa mualnya menghilang. Ia menatap wajah Arka dari pantulan cermin. Senyum kecil Anin terukir saat melihat wajah Arka.

"Udah?"

"Iya."

Arka mengangguk lalu membantu Anin keluar dari kamar mandi. Tubuh istrinya terlihat lemas saat setelah mual-mual.

"Mau kemana?" tanya Anin saat Arka akan beranjak pergi.

"Bikin teh hangat buat kamu," ucap Arka mengecup dahi Anin lalu berjalan keluar dari kamar.

Hal yang pertama Arka lihat saat berada di depan pintu kamarnya adalah anak-anaknya yang sedang duduk sambil bercanda bersama. Arka tersenyum melihatnya, hatinya menghangat melihat ketiga anaknya yang sedang bersama.

"Ih, nyebelin ya. Pokonya ganti snack Naynay."

"Kok ganti?" Ucap Daffi yang terlihat heran menatap Nayla.

Nayla tadi menawarkan snack padanya. Karna di tawarkan dengan senang hati Daffi mengambilnya dan memakannya hingga habis.

"Nay ndak suka ya, kalo Nay tawarin snack terus kakak mau dan ambil"

"Kalo nggak mau kenapa di tawarin?"

"Itu basa basi aja, Besok-besok kalo Nay makan terus nawarin kakak, kakak nggak boleh ambil. Ingat ya! itu cuman sekedar basa basi aja," ucap Nayla.

Arka yang mendengar hanya menggelengkan kepalanya.

"Kak Daffa ganti juga."

"Loh? Kok kakak? Kakak kan, nggak makan, Nay." Kali ini Daffa bersuara setelah Nayla minta ganti rugi karna snacknya di habiskan Daffi.

"Ya, pokonya harus ganti juga. Kakakkan kembar-kembar nakal harus kompak dan harus..."

"Apaan sih, Nay? Berisik dari tadi. Nggak nyambung lagi," Celutuk Daffi.

"Ndak sopan tau, potong-potong cerita orang dewasa."

"Ck, Bocah sok merasa dewasa," ucap Daffi.

Dan terjadilah perdebatan yang mulai tidak nyambung antara Daffi dan juga Nayla. Daffa? Anak itu begitu anteng duduk di sofa dengan mata yang menatap kedua adiknya yang berdebat. Lebih seru menonton kedua adiknya di bandingkan tv yang sedang menyala di depannya.

Arka & Anin 2 (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang