Arka menatap wanita muda yang sedang duduk di tempat tidur dengan tatapan kosong. Wanita itu sedang memeluk sebuah foto yang tidak bisa Arka lihat siapa yang ada di dalam foto tersebut. Suara tangisan bayi tidak membuat wanita itu bangkit dari keterdiamannya.Arka melirik boks bayi yang ada di sisi ranjang. Mendnegar suara tangisan bayi tersebut membuat pria itu berdiri dan mendekati bayi yang menangis itu. Kedua tangan Arka mengangkat bayi itu dan membawanya ke dalam gendongannya.
"Shafina... Jangan nangis nak, ayah kamu akan pulang. Tunggu ya, sayang..." Ucap Wanita itu dengan posisi yang hanya duduk mematung dengan tatapan kosong.
Arka yang mendengar ucapan wanita itu melirik sejenak lalu menatap bayi perempuan yang ada di gendongannya.
Shafina.. Nama anak itu hampir sama dengan nama putrinya, Nayla Shafira.
Bayi yang di gendongan Arka perlahan mulai tenang, Arka kembali menidurkan bayi itu ke dalam boksnya lalu menatap ke arah wanita tersebut.
Arka menghembuskan napasnya pelan lalu keluar dari kamar yang berukuran kecil itu. Di luar Arka mendapati seorang anak laki-laki berusia sama dengan anak kembarnya. Anak laki-laki itu menatapnta penuh kebencian. Arka hanya bisa diam dan menarik napasnya pelan.
Di sisi anak laki-laki itu ada sepasang suami istri.
"Mari nak, kita bicara di bawah," ucap wanita tua pada Arka.
Arka hanya mengangguk lalu mengikuti wanita tua tersebut.
"Maaf, Bu." Hanya itu ucapan Arka.
Wanita tua itu menggelengkan kepalanya, "Bukan salahmu, nak bukan salah adik kamu juga. Semua takdir dari Tuhan."
"Lagi pula ini juga salah anak saya," Lanjut wanita tua itu.
Arka diam. Pria itu sedang berada di sebuah rumah yang ada di pinggiran kota. Arka saat ini sedang menemui keluarga yang ikut menjadi korban kecelakaan adiknya. Ya, Alvaro tidak mengalami kecelakaan tunggal. Mobil Alvaro tidak sengaja menabrak motor metic yang melaju dari arah berlawanan dan pengguna serta motor itu masuk ke dalam jurang sementara mobil menabrak pembatas jalan, lalu tiang listri dan terakhir pohon.
Alvaro tidak salah karna bukti cctv di jalan memperlihatkan bahwa motor yang melaju ke arah mobil Alvaro tidak menggunakan lampu sama sekali. Padahal saat itu hari sudah gelap. Tapi tetap saja Arka merasa bersalah akan apanyang terjadi, pria yang menabrak Alvaro ternyata punya dua anak dan istri. Satu anaknya baru berusia beberapa bulan dan sekarang istri pria itu mengalami depresi.
Ayah Azka tidak mau bertanggung jawab karna merasa bukan salah Alvaro sementara Arka? Sebagai kakak dari Alvaro ia merasa bersalah. Arka tidak mau dalam tidur panjang adiknya ada orang yang membenci adiknya maka tidak heran jika ia berada di sini sekarang ini.
"Saya..."
"Kamu ingin bertanggung jawab?"
Arka menganggukkan kepalanya.
Wanita tua itu tersenyum lembut. "Shania masih muda, mungkin usianya tidak jauh dari kamu. Apa kamu mau menikahi Shania? Dengan begitu kehidupan Shania terjamin"
Arka terdiam sejenak.
"Saya akan bertanggung jawab. Tapi tidak menikahinya, Saya punya istri dan anak, Bu. Anak saya mungkin seusia cucu anda. Istri saya sedang hamil juga saat ini." Wanita tua itu terkejut. Ia kira Arka adalah anak muda yang belum menikah.
"Maaf."
Arka hanya menganggukkan kepalanya saja.
"Kalau begitu, saya permisi dulu Bu. Saya harus segera pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Arka & Anin 2 (✔)
General FictionCERITA KE III ANIN Anin dan Arka sepasang suami istri yang menikah muda, memiliki tiga orang anak. Dua laki-laki yang kembar dan satu anak perempuan. Ketiganya memiliki karakter yang berbeda-beda. Ada si Daffa Adrian yang kalem seperti ayahnya, ada...