Kedua bola mata bulat itu menatap was-was sekitarnya yang terlihat ramai. Namun keramaian itu agak jauh dari tempat si pemilik sepasang mata tersebut.
Setelah memastikan keadaan aman. Nayla mulai mengelurkan kedua tangannya mengambil beberapa makanan ringan dan juga permen lolipot yang terbungkus dalam kemasan plastik yang ada di depan warung kecil yang sudah menjadi tempatnya melakukan pencurian. Kalau kata Juni dan Merlin, Nayla tidak mencuri tapi meminta padahal Nayla memintanya tidak izin dan mengambil secara diam-diam. Tapi dasarnya anak selalu di manjakan dan terlalu polos, ya, Nayla percaya-percayaa saja apa yang di katakan dua teman barunya.
"Ha! Ketangkapkan kamu." Nayla terkejut saat tiba-tiba wanita bertubuh besar bahkan lebih besar dari Mamanya memegang tangan kecilnya. Merlin dan Juni sudah berlari menjauh dari Nayla saat melihat pemilik warung tiba-tiba keluar dari dalam warung dan langsung menahan tangan kecil Nayla.
"Kak Merlin, Ka Juni!" teriak Nayla memanggil dua temannya yang berlari menjauhinya.
Nayla meringis saat tangan besar wanita itu mencengkram kuat tangannya. Secepatnya air mata gadis kecil itu mengalir dari kedua matanya.
"Kamu ya, sudah empat kali ngambil di warung saya! Kamu harus bayar, siapa orang tua kamu? Kok bisa anak sekecil kamu sudha tau mencuri?" omel pemilik warung itu melonggar sedikit pegangan tangannya di tangan Nayla.
"Naynay ndak mencuri tante. Lepasin tangan Naynay tante. Sakit," ucap Nayla.
"Bu Warni, Rara bawa kue buat di titipin nih, Eh.. Itu Nayla kenapa Bu?" Tiba-tiba saja Rara muncul sambil membawa kue yang biasa di titip di warung kecil yang dekat taman.
"Oh kamu kenal anak ini, Ra?"
"Iya, Bu. Dia tinggal dekat rumah Rara, Itu tangannya kasihan Bu."
Bu Warni melepaskan tangan Nayla lalu menatap ke arah Rara.
"Kamu kenal orang tuanya kan?"
"Iya, Bu. Nggak terlalu dekat sih, tapi Kakaknya aku kenal kok, Itu loh Bu, si kembar tapi beda.. Yang sering jajan di sini, Daffa sama Daffi. Nah, Nayla ini adik mereka."
"Oh.. Adiknya anak kembar itu? Ibu denagr-dengar mereka orang kaya, tapi kenapa anak mereka mencuri?"
"Eh? Mencuri?"
"Hm.. Udah tiga kali mencuri dan hari ini ke empat kalinya dan Ibu pergoki langsung! Kamu panggil gih, kedua orang tua anak ini sebelum Ibu bikin nangis anaknya dan bawa ke kantor polisi."
"Nay Bukan penjahat! Kok di vawa ke kantor polisi?" protes Nayla.
"Kok bukan penjahat? Kamu itu udah jadi pencuri karna ngambil barang diam-diam. Dan mencuri iu adalah sebuah kejahatan!" Ucap Bu Warni pada Nayla.
"Tapi,"
"Sudah, Nayla tenang di sini ya, Kakak panggilin Mama atau kakak Nayla."
Rara berlari menuju rumah Nayla tapi sebelum itu ia menaruh bawaannya di meja Bu Warni.
Sementara di rumah Nayla. Ketiga kakaknya, Daffa, Daffi dan juga Arzello sendang bercanda bersama. Ketiganya lahi bermain tebak-tebakkan.
"Nih, ya, jawab! Makan-makan apa yang bikin orang orang kurus?" Pertanyaan itu terlontar dari Arzello.
Daffa dan Daffi mencoba menjawab pertanyan Zello.
"Makan apa ya? Makan mie kali?" jawab Daffa.
Arzello menggelengkan kepalanya.
"Makan-makannan diet?"
Arzello kembali menggelengkan kepalanya.
"Apa dong jawabannya?" tanya Daffa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arka & Anin 2 (✔)
Ficção GeralCERITA KE III ANIN Anin dan Arka sepasang suami istri yang menikah muda, memiliki tiga orang anak. Dua laki-laki yang kembar dan satu anak perempuan. Ketiganya memiliki karakter yang berbeda-beda. Ada si Daffa Adrian yang kalem seperti ayahnya, ada...