Part. 21

24.9K 1.7K 43
                                    

Anin & Arka
2

¤
¤
¤

♡♡♡

Suara tangisan Nayla begitu nyaring membuat siapa saja yang mendengarnya akan segera mengusap kuping mereka. Begitu pun yang terjadi pada Adinda, Adiva dan Adelia. Ketiga menantu keluarga Andjaya itu hanya bisa mengusap kuping mereka karna suara tangis Nayla. Sudah dua jam anak itu menangis dan di antara ketiga wanita itu tidak ada yang bisa membuatnya diam tak terkecuali Daffa dan Daffi--Kakak dari Nayla.

"Udah dong, Nay. Nayla jangan nangis, nanti kepala Nayla sakit."

"Ndak mau, Nayla mau Mama..." Tangis Nayla membuat Adiva menarik napas pelan.

Sudah tiga hari Nayla dan si kembar tinggal di kediaman Andjaya dan setiap saatnya mereka--Para anggota keluaga harus mendengar suara tangisan Nayla yang meminta untuk bertemu Mama mereka, begitu pun Daffa dan Daffi. Keduanya juga merengek ingin bertemu Mama mereka sayangnya apa yang di inginkan tidak bisa terwujud karna Given melarang siapa pun membawa mereka ke rumah sakit, apalagi dengan keadaan Anin yang kadang stabil kadang tidak.

"Mama, Nayla mau mama..." Kembali Nayla mengucapkan keinginannya.

Adiva menyerah, begitu pun Adelia dan Adinda. Ternyata mengurus anak orang sangatlah susah meski itu  masih bagian dari keluarga dan di tambah anak itu hanya bisa di diamkan oleh ibunya sendiri.

"Mbak, Aku bawa ke rumah sakit aja ya? Biar dia nggak nangis lagi," usul Adinda.

Adinda menatap ke arah Adiva sekali menantu pertama di keluarga Andjaya.

"Di bawa aja," Ucap Adiva.

"Tapi, Kalau ayah sama yang lain marah gimana, Mbak?" Kali ini Adelia bersuara. Berurusan dengan Nayla dan melanggar perintah dari ayah mertuanya terlebih Adit kakak iparnya.

Adiva menghembuskan napasnya. Ia juga bingung harus bagaiaman, Ayah mertua, suami dan adik iparnya--Bintang. Tidak memberi izin untuk membawa Nayla ke rumah sakit terlebih bertemu keluarga Athala. Perseturuan antara Azka dan Given sudah sampai di telinga mereka--Para menantu Andjaya termasuk tentang Arka yang ternyata masih hidup. Mereka tidak menyangka kalau hubungan  baik kedua keluarga akan renggang dan korban dari perseturuan dan keegoisan mereka adalah Anin, Arka dan anak-anak mereka.

"Biar aku yang bawa Nayla," Ucap seseorang yang tiba-tiba muncul di depan mereka.

Para menantu Andjaya itu menatap seseorang yang tak lain adalah Reza.

Adifa mengangguk lalu menggendong Nayla dan membawanya mendekat pada Reza.

"Udah ya, Jangan nangis. Nanti Om Eja antar Nayla ke Mama."

Nayla mengangguk gadis kecil itu merentakan kedua tangannya, meminta Reza menggendongnya.

"Ayo sayang," ucap Reza mengusap pipi tembab Nayla yang penuh air mata.

"Ja, Aku ikut, ya?" Ucap Adinda.

Sudah hampir seminggu Anin di rawat di rumah sakit dan ia belum sekali pun menjenguk sahabatnya itu. Hanya Aisyah, Natal dan juga Devan yang selalu datang.

Reza mengangguk membiarkan Adinda ikut dengannya.

"Daffa juga ikut, Daffa mau ketemu Mama," Ucap Daffa yang tiba-tiba muncul masih dengan seragamnya.

"Daffi Juga," Tambah Daffi yang ingin ikut bertemu Anin. Sudah lama mereka tidak bertemu Mama mereka dan mereka ingin bertemu sekarang juga.

"Ya udah, Tapi Kalian ganti baju dulu." Dan dengan cepat anak kembar Anin dan Arka langsung berlari ke salah satu kamar yang ada di lantai satu. Kamar yang sudah di sediakan khusus u tuk mereka jika menginap di kediaman Andjaya.

Arka & Anin 2 (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang