Anin & Arka (15)

23.9K 1.7K 35
                                    

Sepanjang perjalan pulang suasaba dalam mobil Arka sangatlah tenang. Anin yang biasanya berceloteh kini hanya diam tampak tidak ingin membicarakan alasan wanita itu pergi ke kantor Papanya. Arka tidak akan memaksa Anin untuk berbicara saat ini, nanti pada waktunya istrinya akan bicara padanya.

"Al, mampur di tempak bakso ya," ucap Anin tibia-tiba seraya menatap wajah datar Arka.

Arka melirik lalu mengangguk. Dan suasana menjadi hening kembali hingga mobil Arka terparkir di tempat penjuak kaki lima yang menjual bakso kesukaan istrinya itu.

"Mau makan di sini atau di rumah?"

"Emmm Makan di sini." Arka kembali mengangguk ia keluar dalam mobil di ikuti Anin.

"Kenapa keluar pakai baju kayak gini sih?" protes Arka saat sadar kalau istrinya sedang memakai baju terusan yang hanya sebatas lutut dengan bagian bahu terlihat. Bagian dada dan leher sih tertutup tapi bahunya? Rasanya Arka harus menahan kesal karna istrinya itu.

Arka mengambil jas kantornya lalu memakaikan pada Anin tidak pedulu protes dari Anin yang bilang kepanasan karna jasnya.

"Ayo." Arka membimbing Anin ke salah satu kursi lalu memesan untuknya.

Sementara Arka memesan Anin menatap sekelilingnya yang tidak terlalu ramai. Mata Anin memijing saat melihat beberapa remaja laki-laki berpakaian putih abu-abu sedang nongkrong di salah satu pedagang kaki lima yang jualan martabak.

"Zello?" gumam Anin. Anin tahu ini masih pukul dua belas siang tapi kenapa ponakannya yang tampan itu ada di sini? Bukannya ia masih harus di sekolah? Ah, Anin bodoh. Namanya juga anak sekolah pasti bolos sudah menjadi hal biasa buat apa merasa heran dengan keberadaan ponakan bandelnya itu?

Anin menggelengkan kealanya lalu menatap dan kembalo fokus menatap ponakannya dan mungkin dengan teman-temannya.

Ponakan itu tertawa begitu besar saat mendengar lelucon dari salah satu temannya. Arzello memabg tidak seperti Kakak Anin, Radit yang jarang menampilkan ekspresinya.

Arzello itu hampir memiliki sifat seperti kakak kedua Anin, Bintang yang murah senyum tapi jangan pernah menyukut emosinya karna anak itu emosian dan muda terpanjing jika ada yang cari gara-gara dengannya. Anin jadi ingat saat tiba-tiba mendengar kabar Arzello di tahan polisi karna memukul temannya hanya karna masalah sepele. Menganggunya tidur di kelas, al hasil Zello memukulnya dan berakhir anak itu masuk rumah sakit dan orang tua dari temannya menuntut Arzello. Beruntung Zello hanya di tahan beberapa hari dan setelah itu di bebaskan.

"Makan, El." Suara Arka terdengar membuat fokus Anin berahli pada pria di depannya.

Anin tersenyum menatap Arkanya yang sekarang duduk di depannya.

"Ada apa?" tanya Arka saat melihat istrinya yang tidak menyentuh makanannya dan hanya tersenyum ke arahnya.

"Nggak papa," ucap Anin.

Arka hanya mengangguk dan duduk diam seraya melihat segala gerak Anin yang menikmati bakso di depannya. Tangan Arka terulur menyelipkan anak rambut Anin ke belakang telinga agar tidak mengenai kua bakso.

"Eh.. Liat romantis banget ya?"

Arka hanya diam saat mendengar seseorang bersuara tak jauh darinya.

"Abis ini beliin martabak sama ketoprak, ya?"

"Iya." Hanya itu yang Arka jawab lalu beranjak ke arah penjual martabak dan ketoprak.

"Di bawa aja, Al."

Dan Arka hanya ber'hm' mendengar suara Anin.

"Kak Anin," sapa Arzello saat tahu keberadaan Anin.

Arka & Anin 2 (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang