Anin & Arka (23)

24.8K 1.7K 76
                                    

Daffa duduk dengan gelisa di tampetnya. Sekarang ini ia berada di kantor polisi di temani beberapa pengacara keluarganya dan tentu sang ayah yang sekarang duduk di sampingnya. Mama? Hari ini sedang hujan deras dan ayah serta yang lainnya tidak mengizinkan Mamanya ikut.

"Tenanglah... Ada Ayah di sini," ucap Arka seraya mengusap kepala Daffa untuk pertama kalinya setelah sekian lama tidak ia lakukan.

Daffa menatap Ayahnya yang juga menatapnya dengan tatapan hangat dan senyum menenangkan. Melihat kedua hal yang sudah lama tidak ia lihat membuatnya tertarik ke masa lalu.

"Daffa, anak ayah kenapa nanngis?"

"Daffa ndak nakal ayah. Meleka nakal,"

"Loh?"

"Meleka pukul Daffa telus Daffa pukul. Telus Bunda meleka malahin Daffa, bilang Daffa anak nakal. Daffa ndak nakal!"

"Iya, anak ayah tidak nakal. Terus siapa yang marahi Daffa, sini biar ayah marahin mereka."

"Benalkah?"

"Iya."

"Tapi Daffa takut."

"Tenanglah, ada ayah di sini."

Ucapan Ayahnya tadi persisi dengan ucapan di masa lalu. Di mana Daffa menangis karna di marahin dan di katai nakal, oleh orang tua teman-temannya yang memukulnya waktu itu.

Waktu itu usia Daffa masih lima tahun dan ia masih ingat jelas kejadian di mana ia di ajak main oleh anak-anak lain dan berakhir di pukuli. Karna tidak terima di pukul maka Daffa memukul mereka kembali. Mereka pulang denagn keadaan babak belur dan menangis lalu melapor pada Ibu mereka. Dan Daffapun di marahin dan di katai anak nakal. Ia tidak suka di katai anak nakal oleh ibu-ibu tersebut, ia pulang dan menangis lalu melapor pada ayahnya.

Ayahnya selalu ada saat-saat ada ornag yang membuat ia dan adiknya menangis. Tapi semenjak beranjak masa remaja ayah sudha mulai lepas tangan dan membiarkan mereka.

Tak terasa waktu terus berjalan. Daffa akhirnya bisa pergi dari kantor polisi. Ia tidak di tahan karna ia hanya di mintai keterangan tentang kasus pelecehan yang di alami Alisha, sahabatnya. Ya, Alisah mendapatkan pelecehan dan hampir di perkosa oleh sepupu jauh mereka bernama Ridwan, Beruntung Daffa datang tepat waktu kalau tidak mungkin kesucian Alisha sudah di ambil Ridwan.

Pemukulan yang di lakukan Daffa beralasan melindungi Alisha dan ia tidak di tangkap, pelaporan keluarga Ridwan tidak bisa membuat Daffa di jeruji besi dan malah Ridwan anak remaja yang berusia delapan belas tahun itu yang akan masuk ke dalam penjara.

Arka tersenyum kecil dan puas saat ini. Satu pertanyaan yang melontas di kepalanya sudah terjawab, pertanyaan tentang Devan yang mengamuk di rumah kemarin sore dan itu ternyata di sebabkan pria itu mencari Ridwan yang melecehkan anak tunggalnya.

"Sudah tenang?" tanya Arka.

Daffa menatapa ayahnya lalu menganggukkan kepalanya. Tangan Daffa terulur mengambil botol minuman yang di berikan ayahnya.

"Ayah bangga sama Daffa," ucap Arka lagi seraya mengacak rambut anaknya.

Daffa tersenyum kecil karna ucapan ayahnya. Meski ia memukul anak orang hingga sekarat di rumah sakit ayahnya tidak menampilkan wajah kecewa, meski sempat marah tapi tidak menampilkan wajah kecewanya waktu itu.

"Ayo, kita pulang. Mama pasti sudah tungguin kamu," ucap Arka lagi.

Daffa kembali mengangguk dan duduk diam di sebelah ayahnya. Saat ini ia dan ayahnya berada di dalam mobil dan duduk di bagian belakang sementara di depan ada supir.

Arka & Anin 2 (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang