Rela, Asalkan Dia Selamat

58 4 0
                                    

Tidak pikir panjang, Karin yang sedari tadi berdiam diri dibalik dinding rumah sakit, tempat dimana Syahma dirawat. UGD. Menghampiri dan berniat mendonorkan darahnya untuk Syahma Adi Wijaya, sang kekasih hati.

" Saya siap dok jadi pendonor darah buat Syahma, golongan darah saya B+, sama seperti Syahma "

Bu Inggrid yang mengenali suara itu, langsung menoleh menghadap Karin yang berdiri dibelakangnya.

" Kamu... Buat apa kamu datang lagi kesini? " ucap Bu Inggrid mendengus

" Tante, saya mohon Tan, izinkan saya untuk menolong Syahma, demi keselamatannya Tante " ucap Karin memohon

" Udah lah Mbak, biarin aja si Karin menjadi pendonor darah buat Syahma, dari pada nanti Syahma kenapa-kenapa! " Tante Linda menengahi

Bu Inggrid nampak terpojok, ia sendiri juga bingung harus mencari pendonor darah kemana lagi yang cocok dengan darah Syahma.

" Jadi gimana? Siapa yang akan menjadi pendonor nya? " Dokter Danish pun angkat bicara

" Saya dok, saya siap jadi pendonor nya " Karin semakin yakin untuk mendonorkan darahnya

" Baiklah, sekarang kamu ikut saya, untuk mengecek kondisi kamu, mari " ajak Dokter Danish

Karin pun mengikutinya, sementara Bu Inggrid hanya bisa diam, yang terpenting anaknya selamat.

Perosesi berjalan lancar. Akhirnya kini darah Karin menyalur di tubuh Syahma, kondisi Syahma mulai membaik sedikit demi sedikit.

Keluarga Syahma, Bu Inggrid, Tante Juli dan Tante Linda masuk keruang perawatan Syahma, untuk melihat keadaan Syahma.

" Syahma, Mamah sangat khawatir sekali sayang, kamu cepet sembuh yah, Mamah gak tega liat kamu seperti ini " ucap Bu Inggrid yang tak hentinya menciumi punggung tangan Syahma

Karin hanya tersenyum lebar melihat Syahma kondisinya mulai membaik.

Namun, tatapan Bu Inggrid menjadi sangar dan sinis pada Karin

" Jangan bangga kamu, kamu pikir dengan kamu mendonorkan darah kamu buat Syahma, itu bisa membuat saya luluh akan menjodohkan kamu dengan anak saya, hhh, mustahil " ucap Bu Inggrid licik

Jleb.. Teriris rasa nya hati ini mendengar ucapan Bu Inggrid padanya, Karin merasa terpukul setelah mendengar ucapan Bu Inggrid, memang Karin ikhlas menolong Syahma dengan cara mendonorkan darahnya, tapi setidak Bu Inggrid tidak perlu berucap seperti itu, toh Karin juga tidak mengharap imbalan apa pun.

" Astaghfirullah, Tante... Saya gak pernah berfikiran seperti itu, saya menolong Syahma dengan ikhlas, gak pernah meminta imbalan apa pum dari Tante, apa lagi sampai minta dijodohkan " jawab Karin menahan tangis, walau air mata sudah terbendung.

" Bulsit, saya tau otak orang miskin kayak kamu, ucapan mu itu gak sesuai fakta, terkecuali, disumpel sama UANG " kejamnya Bu Inggrid sehingga membuat Karin tak kuasa lagi menahan tangisnya yang dia coba untuk tidak mentumpahkannya

Bella yang sedari tadi disisi Bu Inggrid, hanya tersenyum licik, bagaikan melihat kemenangannya. Rasain loe. Mungkin itu ucapan hatinya.

Pergi Tanpa Alasan [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang