Terlanjur Benci

73 8 0
                                    

Malam tiba, Karin berjalan sendirian, karena dia habis packing dirumah Malla, membantu sahabat nya.

Tiba-tiba, dari arah belakang, seseorang menarik lengan Karin, hingga membuat langkah Karin terhenti, wajah malas Karin pasang sesegera mungkin ketika mengetahui orang yang menarik lengannya itu, Alvin.

" Lepasin " cetus Karin sembari menepis genggaman Alvin

" Rin? Aku mohon Rin, aku tau aku salah, tapi aku mohon Rin, maafin aku, kamu jangan kayak gini ke aku, aku gak bisa hidup tanpa kamu Rin, kamu adalah wanita kedua yang aku cintai setelah Ibuku, Rin! " ucap Alvin mengemis maaf dari Karin sesekali menggenggam lengan Karin

" Huft... Iyah kamu benar, kamu emang salah, aku udah maafin kamu, jadi... Jangan ganggu aku lagi... " ketika Karin hendak beranjak pergi, Alvin kembali menahannya

" Ada apa lagi? Aku kan udah maafin kamu, mau kamu apa lagi? " Karin mulai tak tahan dengan tingkah Alvin yang keterlaluan

" Aku cinta sama kamu Rin, aku gak akan ngelepasin kamu Rin " tanpa perintah Alvin memeluk Karin, tapi Karin segera melepaskan pelukan itu

PLAAK

" Keterlaluan kamu, mana sopan santun mu... Kamu jauh berbeda dari Alvin yang aku kenal dulu, lebih egois, selalu mementingkan diri sendiri, juga licik, satu lagi, maaf aku gak bisa terima cinta kamu Vin, karena aku masih memiliki Syahma, kita cukup sebagai teman saja, permisi " Karin pun bergegas pergi meninggalkan Alvin dalam keterpurukan

Malam semakin larut, tapi Karin masih sibuk membereskan barang bawaannya untuk dibawa besok ke Singapore.

" Karin? Sedang apa kamu Nak? " tanya Bu Dona, yang melihat Karin sangat sibuk

" Eh Ibu, Ibu belum tidur? " Karin balik tanya

" Loh kok balik tanya! Ibu tanya kamu sedang apa? " Bu Dona terkekeh bertanya

" Aku lagi siapin barang bawaan buat besok Bu? " jawab Karin yang masih sibuk dengan packing nya

" Barang bawaan? Emang nya kamu mau kemana? " Bu Dona terus mengintrogasi Karin

" Aku... Mau ke Singapore Bu! " jawab Karin sedikit gugup

" Singapore? Untuk apa kamu ke sana? " tanya Bu Dona sock

" Aku mau jenguk Syahma Bu, Ibu, boleh yah Bu, izinin Karin buat ketemu sama Syahma " ucap Karin memohon

" Iyah.. Tapi, ke Singapore kan harus naik pesawat, dan itu, pasti mengeluarkan biayai yang sangat besar Nak " ucap Bu Dona yang duduk disisi Karin

" Aku tau Bu, tapi aku gak sendiri, ada Malla juga, lagi pula biaya, Malla yang tanggung semua Bu " ucap Karin tersenyum

" Malla? Apa dia punya uang? " tanya Bu Dona

" Dia punya atm Bu, Papah nya yang kasih " jawab Karin

Lalu, Bu Dona hanya diam. Hening sesaat.

" Bu... Ibu gak izinin aku pergi, kalo tidak juga tidak apa Bu, " Karin akan sangat patuh jikalau memang Ibunya tidak mengizinkan dia untuk pergi

" Bukan gitu maksud Ibu Rin, Ibu akan sangat izinin kamu, untuk menemui Syahma, karena Ibu tidak ingin melihat anak Ibu satu-satunya terus-terusan sedih, pergilah Nak, jaga diri baik-baik, jangan tinggalkan solat, " akhirnya Bu Dona mengizinkan Karin pergi, dengan bangga Karin memeluk sang Ibu tercinta

" Makasih yah Bu, aku gak akan lupakan pesen Ibu "

Pergi Tanpa Alasan [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang