"ma..."
Nara, Feri dan Keyvan sontak berdiri menghampiri si bungsu yang sudah sadar. Keenan masih menutup matanya, tapi ia terus bergumam memanggil Nara.
"iya mama disini dek" bisik Nara.
Perlahan Keenan membuka matanya. Ia melihat mama, papa dan kakaknya disini.
"Akhirnya kamu bangun, makasih sayang" Nara terus mencium kening Keenan.
"ha..us"
Keyvan meraih sebotol air mineral yang sudah diberi sedotan. Nara membiarkan Keyvan memberikan minum untuk Keenan. Sebelumnya Keyvan melepas masker oksigen yang dipakai adiknya. Sedikit Keenan meminum air mineral itu.
"kak... dilepas aja" pinta Keenan saat Keyvan akan memasangkan masker oksigen lagi.
"dipakai dulu, nunggu diperiksa dokter Haris baru dilepas" ujar Keyvan.
Keenan menurut saja. Setelah Nara, kini Feri mendekat. Mengelus pelan rambut hitamnya lalu mencium keningnya.
"aku belum keramas pa" canda Keenan dibalik kesakitannya.
Feri terkekeh. "jagoan papa ini tetep ganteng, tetep wangi meskipun gak mandi"
"ya iyalah, baunya aja bau bayi. Kerjaan mama tuh yang suka pakein adek bedak sama minyak telon" tambah Keyvan.
"kamu juga mau kak? sini mama kasih" Nara membalas sambil mengacak-acak rambut Keyvan. "lagian mama suka kok bau bayi, Keenan kan bayi mama ya"
"aku udah gede ma..."
"iya udah gede, tiap pulang sekolah masih panggil panggil ma! mama!"
Feri dan Nara tertawa mendengar candaan Keyvan. Keenan ikut tersenyum meski dalam hatinya ia mengumpat.
"gue bales lo kalo gue sembuh, kakak biadab. Argh... gue kan malu"
***
Feri dengan telaten menyuapi Keenan bubur yang disediakan oleh rumah sakit. Keenan sempat menolak untuk makan karena dia tidak ingin bubur, ia ingin nasi. Tapi akhirnya dia terpaksa menelan nasi lembek nan hambar itu dengan motivasi agar dia cepat sembuh.
"kalo udah enakan beliin nasi padang, pa" pinta Keenan.
"iya dek. Mau berapa bungkus pun papa beliin. Tapi sehat dulu ya" kata Feri yang dibalas acungan jempol oleh Keenan.
Ingin nasi padang, Keenan jadi teringat sesuatu. Depot baru nasi padang yang buka di dekat perumahanannya. Depot milik keluarga Renata.
"astaga!"
"apaan sih kamu dek? bikin papa kaget aja" dengus Feri saat anak bontotnya tiba-tiba memekik. "apa? kenapa? sakit?"
"papa, yang bawa aku ke sini?" tanya Keenan.
"iya sama kakak kamu. Kamu nggak inget?"
"aku baru inget, pa. Aku setengah sadar" Keenan semakin gusar. "pa, ada temen aku nggak?"
"yang cewek itu? yang waktu itu katanya hampir kamu tabrak? siapa namanya... em Rere?" Keenan mengangguk mantap. "ada. Dia nungguin juga disini terus pulang diantar Dirga"
"pa, hp aku mana?"
"jangan main hp dulu, nanti pusing kena radiasi"
"bentar doang"
"dibawa Keyvan"
Keenan mendengus sebal. Dia ingin menghubungi seseorang sekarang. Ingin berterima kasih, pada Renata.