ya Allah gais... aku malem malem nangis gara² ini. Aku udah publish 5 cerita dan 1 ilang. Yang ilang kemaren BAHAGIA.
Nangis dong aku, tiba² wp gak bisa di hp dan laptop dan 1 book ilang:"
trus barusan bukaaaa....
BAHAGIA muncul lagiiiii
Keenan gak jadi ilang❤
Megan hanya menatap Keyvan dari jauh. Melihat bagaimana Keyvan berinteraksi dengan beberapa dokter termasuk Vanya dan beberapa perawat. Semalam ia sudah mengetahui semua yang terjadi dari mulut Revan sendiri.
Mungkin awalnya Megan tak percaya, namun Revan berani bersumpah bahwa memang itu kenyataan yang terjadi. Kakak kandung Megan menyukai Keyvan, sehingga tidak rela jika Megan dan Keyvan bersatu. Tapi justru kakaknya juga tak pernah berhasil mendekati Keyvan.
Megan masih menatap Keyvan sendu hingga tak menyadari Vanya sudah melihatnya. Vanya mengikuti arah padang Megan yang tampak kosong tengah fokus pada Keyvan.
"dokter" panggil Vanya dengan menyentuh pelan lengan Keyvan.
"apa?" tanya Keyvan.
Vanya hanya menunjuk dengan tatapan saja dan Keyvan paham.
"saya gak ada urusan sama dia" ucap Keyvan.
"tapi sepertinya dia pengen ngobrol sama kamu, dok"
"mending saya nemenin Keenan di kamar"
Keyvan sudah akan pergi, namun Vanya lebih dulu menahan tangan Keyvan. Membuat dokter tampan itu menatapnya.
"saya gak berhak ikut campur, tapi saya perempuan. Sedikit banyak saya ikut merasakan apa dia rasakan. Masalah kalian belum selesai, masih ada yang mengganjal. Bukannya bagus kalau kalian selesaikan baik-baik hingga semua jelas"
Keyvan mengrenyit heran. Kenapa seakan-akan Vanya tau tentang kisahnya dan Megan. Mendadak Vanya juga gugup ditatap Keyvan seperti itu. Keyvan seakan mengintimidasinya.