Empat Belas

2.5K 188 12
                                    

"gila lo!"

Dirga menunduk saat Keenan meneriakinya.

"gue yang nyuruh dia, kenapa lo salahin dia?! ini yang gue gak suka. Kalo lo gak tau apa-apa mending lo diem!"

"gue takut, Ken. Lo tau gue gimana kalo lo sampek sakit"

"tapi gak gini, Ga. Astaga..."

Sebenarnya Dirga sendiri sedikit tidak terima Keenan marah padanya karena Rere. Tapi ia juga sadar apa yang dilakukannya adalah hal yang salah.

"harusnya lo makasih ke dia karena udah bantuin sepupu lo yang lagi sekarat. Bukan malah nyalahin!"

"gue khilaf Ken. Gue juga merasa bersalah ke dia, gue akan minta maaf. Lo tenang aja"

"gak guna lo bilang ini ke gue, mending lo cepet cepet minta maaf ke Renata"

Keenan kembali memejamkan matanya berusaha meredam emosinya dengan tidur. Marah pada Dirga juga tidak ada gunanya, Rere akan menjauh sekarang.

"lo suka sama Renata?" tanya Dirga sarkas membuat Keenan kembali membuka matanya.

"dia suka sama lo. Renata suka sama lo, Dirga"

***

Dirga memperhatikan Rere dalam diam. Gadis itu sedang makanbersama Nana dan Silvia. Rian yang saat ini bersama Dirga, ia menyadari bahwa temannya itu sedang memperhatikan Rere.

"segitunya lo perhatiin tuh anak baru" ucap Rian mengalihkan perhatian Dirga. "ingetin aja sih, jangan sampek cinta segitiga sama sodara sendiri"

"maksud lo?"

"ya gue ngerasa aja kalo si Keenan suka Renata. Dan gue harap lo nggak gitu juga"

Dirga diam. Rian tidak tau yang sebenarnya. Rere menyukai dia bukan Keenan. Dan beberapa hari yang lalu Dirga menyakiti gadis itu tanpa sadar. Namun di sisi lain ia juga memikirkan ucapan Rian yang mengasumsikan Keenan menyukai Rere. Jadi mana yang benar disini?

"Ga, ngelamun terus sih? kenapa?" tanya Rian.

"gapapa" jawab Dirga.

"gue mau jenguk si cunguk ntar, bareng lo ya?"

"gue gak ke rumah sakit nanti. Sama yang lain aja"

Rian hanya mengangguk. Padahal ia mengajak Dirga agar tidak sendirian karena Reza dan Alfa sedang sibuk hari ini.

***

Rian berjalan santai menyusuri lorong rumah sakit. Tanpa sadar ia juga mulai hafal pada tiap sudut rumah sakit mengingat sahabatnya ini tidak sekali dua kali menginap disini. Sudah dekat dengan ruang rawat Keenan, Rian melihat suster Lisa yang baru keluar dari sana.

"halo sus" sapa Rian, ia juga mengenal suster Lisa.

"halo, nak. Temani Keenan, dia tidak mau bicara dengan saya"

"loh emang Keenan kenapa sus?"

"saya kurang tau, mungkin kamu sebagai sahabatnya bisa mencari tau. Saya permisi ya?"

"iya sus"

Rian mengintip sebelum masuk ke ruang rawat Keenan. Yang ia lihat adalah Keenan tidur dengan posisi menyamping.

"tidur yang bener coba, nanti sesak lo" kata Rian sukses membuat Keenan menoleh, namun kemudian ia kembali menyamping membelakangi Rian. "kayak anak cewek aja lo, ngambek terus"

"gue gak ngambek"

"terus?"

"lagi males ngomong"

Bahagia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang