halooo ada yang kangen Keenan?
Keenan sudah berkemas. Hari ini ia sudah boleh pulang dengan cacatan istirahat dengan cukup. Ya tidak apa jika Keenan belum diperbolehkan bermain basket asal dia bisa sekolah dan bertemu kawan-kawannya. Keenan masih berada di ruang rawat sendirian sambil menunggu Feri dan Nara selesai dengan urusan administrasi.
"halo Keen" sapa seseorang yang sejak semalam ia tunggu.
"hai kak, kenapa baru jenguk sekarang sih? aku minta ketemunya kan kemaren malem" kata Keenan merajuk pada lawan bicaranya.
Megan, si lawan bicara hanya terkekeh. Ia lalu duduk di samping Keenan yang saat ini juga duduk di sofa, sudah sangat siap untuk pulang.
"iya maaf, ada pasien gawat kemarin. Kasihan, masih kecil"
"iyalah kan kakak spesialis anak, masak iya rawat pasien segede aku"
"kamu kan bayinya tante Nara"
Keenan berdecak. "emang kenapa pasiennya kak?"
"keselek pas minum asi, jadi sesak nafas. Kamu kenapa nginep lagi disini? betah ya kamu?"
"amit-amit. Gitu banget sih ngomongnya"
"ya kan aku nanya, Keen. Kamu kenapa?"
"gak tau, tubuh aku gak jelas" Megan tersenyum menanggapi. "Aku bisa sembuh nggak ya?"
"semua Tuhan yang atur, Keen. Kamu harus usaha, jangan nyerah"
kriet
"udah siap Ken?"
Keenan dan Megan mengalihkan atensi mereka pada sumber suara. Keyvan terdiam sejenak melihat seseorang yang bersama adiknya sekarang. Megan langsung berdiri melihat Keyvan datang bersama seorang dokter cantik.
"maaf" ucap Megan. "Keen, kakak pergi dulu ya? next time kita ketemu, gak di rumah sakit. Ok?"
"ok, kak!" jawab Keenan semangat.
Megan lantas menunduk dan berpamitan pada Keyvan dan dokter yang bersama Keyvan, dokter Vanya. Sebagai seorang perempuan Vanya sedikit peka terhadap tatapan Megan saat ia dan Keyvan datang. Juga sikap Keyvan yang menunjukkan rasa terkejut melihat gadis itu ada di sini.
"mama sama papa mana?" tanya Keenan.
"nunggu di mobil" jawab Keyvan lalu mengambil tas ransel yang berisi baju ganti milik Keenan.
"gue aja yang bawa" kata Keenan.
"udah sana jalan"
"lo sewot sama gue bukan karena ada kak Megan disini kan?"
"jangan mulai deh"
"makanya kalo masih sayang itu perjuangin"
Keyvan hanya menghela nafas pasrah menghadapi sikap adiknya yang menyebalkan. Keenan langsung keluar lebih dulu meninggalkan kakaknya dan dokter baru itu di belakangnya. Entah kenapa Keenan tidak begitu nyaman melihat Vanya bersama Keyvan.
***
Rere menyambut kedatangan orangtuanya yang baru saja pulang dari Padang setelah lebih dari seminggu berada disana. Sekar sudah terlihat lebih tenang dari sebelumnya. Mungkin karena ia sudah mengikhlaskan kepergian sang sahabat.
"tante Arini kenapa ma?" tanya Rere.
"kecelakaan"
"kok bisa sih ma?"
"iya, malam itu Arini mabuk. Mama juga gak ngerti kenapa Arini bisa kayak gitu lagi. Apa mungkin karena dia kangen anaknya makanya depresi lagi"
"tante Arini punya anak?"