"ma..."
Keenan terbangun, mendapati Nara sedang duduk di sampingnya sambil membaca majalah. Nara tersenyum, ia meletakkan majalah di nakas lalu mengusap rambut Keenan yang nampak lengket karena berkeringat.
"kenapa?" tanya Nara saat Keenan justru mengenggam tangan Nara erat dan setetes air mata meluncur dari sudut matanya.
"Dafi..."
Nara ikut berbaring di samping Keenan. Merengkuh anak bungsunya yang tengah bersedih.
"papa sama kakak ikut takziyah di rumah duka" kata Nara.
"Dafi dimakamin dimana?" tanya Keenan yang akhirnya mengangkat kepalanya.
"di Bogor. Tadi pagi berangkat"
Keenan baru menyadari ia sudah tidur seharian setelah pulang dari rumah sakit. Efek obat yang ia minum dan Keenan tak menyalahkan dokter yang sudah meresepkan obat penenang untuknya.
"kita bisa ke makam Dafi kapan-kapan. Nggak sekarang, kamu tau kan kondisi kamu lagi naik turun. Yang ada mama papa sama kakak cemas"
Keenan mengangguk menanggapi Nara. Mendadak kepalanya pusing meski tidak begitu menyakitkan. Tapi sudah cukup membuat Keenan kepayahan dan lemas sehingga ia malas berbicara. Untuk fokus saja Keenan susah.
"ma, haus"
Nara meraih sebotol mineral yang sudah dilengkapi dengan sedotan di nakas. Lalu membantu Keenan untuk bangun agar bisa minum tanpa tersedak. Hati Nara berdenyut sakit melihat Keenan yang memejamkan matanya erat dengan kerutan di kening seakan menahan sakit saat Nara membantunya bangun.
"dek, apapun yang kamu rasain bilang ya?" pinta Nara, lagi Keenan hanya mengangguk.
"mau tidur lagi, mama temenin ya?" kata Keenan pelan.
"iya, mama temenin"
***
Feri menghentikan mobilnya begitu masuk pekarangan sekolah. Di lihatnya si bungsu sudah siap sekolah. Nampak lebih bugar meski rona pucat tak hilang dari wajah tampannya. Ditambah lagi kantung mata yang menghitam akibat terlalu banyak menangis selama dua hari.
"kalo capek istirahat ya? di ruang papa boleh, di uks juga boleh. Senyaman kamu aja" pesan Feri.
"siap, pa" sahut Keenan semangat. "papa nanti di sekolah terus? gak ke kantor?"
"ada yang harus papa selesaikan di sekolah. Jadi gak ke kantor. Makanya nanti kamu kalo ada apa apa langsung ke ruang papa"
"oki doki. Keenan masuk dulu ya, pa?"
Feri mengangguk dan mengusap sejenak kepala Keenan saat anak itu berpamitan. Hatinya terasa lega dan cemas dalam waktu yang sama. Lega karena Keenan hari sudah lebih sehat namun juga tak bisa dipungkiri ayah dua anak itu cemas kalau kalau Keenan collaps lagi.
Keenan berjalan santai sembari merapikan masker medis yang ia kenakan. Mulai sekarang ia tidak bisa lepas dari benda itu karena tubuhnya benar-benar rentan, terutama paru-paru.
"Keenan!"
Keenan berbalik mendengar suara cempreng yang sangat ia kenal. Ia tersenyum di balik masker birunya.
"senengnya lihat kamu di sekolah!" seru gadis itu riang.
"kangen ya?" goda Keenan sambil mengusap puncuk kepala sang gadis yang tersipu malu. "ciye... Rere kangen sama Keenan"
"ih... udah" protes Rere. "iya habis kamu dua hari gak angkat telfon, gak bales chat. Gak cuma aku, gank bikini bottom kamu juga kelabakan gak dapat kabar"
"hehe iya maaf. Dirga ke rumah aja aku juga gak nemuin dia"
"kenapa sih?"
"em... ke kelas dulu yuk? capek ini berdiri terus"
Rere tersadar bahwa mereka berdua sejak tadi hanya berdiri di lorong. Ia kemudian mengangguk lalu berjalan berdampingan dengan Keenan.
Sampainya di kelas ternyata sudah cukup banyak siswa yang datang. Mereka semua menyambut Keenan dengan hangat dan penuh perhatian. Yang Keenan tau, mereka semua tulus padanya.
"eh pak bos udah mulai sekolah"
"Adiputra... gila kelas gak ada lo sepi bener anjir"
"lah biang kerok udah cekulah lagi gengs"
"udah enakan?"
"Ken, lu kalo butuh apa apa panggil gue! sebagai anggota PMR gue siap bertugas!"
"sehat sehat, Ken"
Setidaknya seperti itulah kata-kata yang dilontarkan oleh kawan-kawan satu kelasnya, baik perempuan maupun laki-laki. Keenan menjawab dengan kalimat khasnya yang ceria dan sedikit bar-bar.
"eh btw Ken sama Rere udah resmi nih?" celetuk salah satu gadis hingga membuat seisi kelas ramai, bersorak kegirangan.
"eh ngawur" sergah Keenan.
"udah lah, Ken. Cocok kok"
"mendingan Rere sama lu, daripada dapat Reza atau Alfa loh hahahaha"
"serasi kalian tuh, jadi pengen punya gebetan kayak Renata anjay"
"mau? yaudah ini gebet aja" kata Keenan sontak mendapatkan pukulan di bahunya oleh Rere. "aw, sakit"
"ya kamu ngomong gitu" protes Rere.
"ciye pake aku kamu, cuit cuit. Asli nih udah pacaran!"
"udah ah, berisik lo semua. Apa gue gak sekolah aja biar kalian gak berisik?" pungkas Keenan berhasil membuat teman sekelasnya berhenti menggoda ia dan Rere.
"Serem banget ancaman kamu" gerutu Rere.
"Keenan!!!!"
"Ah bayik gue"
"Soulmate gue yang direbut Renata anjim"
Baru saja tenang karena gangguan teman satu kelasnya yang berhenti, kini muncul gank bikini bottomnya. Dirga hanya tersenyum miring sembari melipat tangan di depan dada melihat sepupunya yang sudah kembali ke sekolah.
Mereka bercengkrama sejenak melepas kerinduan setelah dua hari tidak ada kabar sedikitpun dari Keenan. Ya, hanya dua hari dan berhasil membuat kawan-kawannya kelabakan memikirkan anak itu. Apalagi Dirga memberi kabar bahwa Keenan tidak bisa ditemui di rumahnya.
"Gue mau ngomong, mumpung lagi kumpul juga kan. Ada Rere" kata Keenan.
"Apa? Mau umumin lo pacaran sama Rere?" Sahut Reza antusias.
"Nggak. Dengerin dulu" Reza dan yang lain terdiam. "Habis ujian, gue gak lanjutin sekolah. Gue juga mau keluar club basket"
Suasana semakin hening ditambah anak anak lain di kelas itu juga mendengar ucapan Keenan.
"Bukan gue pesimis, cuma gue tau badan ini udah gak bisa diajak kerjasama. Kalo gue maksa ego untuk terus kegiatan kayak gini, kasihan keluarga yang rawat gue. Banyak uang keluar buat berobat gak sembuh malah makin parah. Gue mau fokus sama perawatan aja"
Keenan merasa tangannya digenggam oleh Rere.
"Apapun yang menurut lo baik, kita gak bisa larang Ken. Sekeras apa kita kecewa dan marah, rasa sakit lo gak akan pindah ke kita" kata Rian.
"Tapi janji ya, lo gak sekolah jangan banyak tingkah di rumah. Istirahat pokoknya" sambung Alfa.
"Iya iya. Tapi kalo kalian mau ke rumah belajar bareng ya ayo"
"PS lah"
"Gaskeun slur!!!"
*
*
*Tbc
Maaf ya lama banget🙏🏻😭