01

127K 9.4K 2K
                                    

Sena keluar dari kamar yang sudah di peruntukan untuknya tidur oleh Jaemin, ia terus berlari menuruni tangga sampai akhirnya Hyunjin menghadangnya.

"Gue harus pergi, adik gue kritis" Ujar Sena dengan raut wajah sedih, namun Hyunjin malah mencengkram lengannya.

"Kembali ke kamar lo" Desis Hyunjin.

"Gue harus pergi, gue janji bakal balik lagi-

"Takdir gak akan berubah walaupun lo pergi ke sana, apa lagi tanpa uang" Ujar Hyunjin yang membuat Sena terdiam.

"Kembali ke kamar lo, atau lo bakal tau akibatnya kalo sampai keluar dari rumah ini" Desis Hyunjin, lalu menyentak tangan Sena dan ia pun pergi.

Sena hanya bisa menghela nafas lirih, namun ia tidak menangis sedikit pun.

"Sialan" Desis Sena dengan lirih, lalu ia mengetikan sesuatu pada ponselnya.

Srett

Ponsel itu berpindah tangan, dan si pelaku perebutan itu adalah Changbin.

"Bisa aja lo hubungin polisi pakai hp ini" Ujar Changbin seraya menonaktifkan ponsel Sena dan mengantunginya.

"Hp lo bakal gue sita" Gumam Changbin.

"Adik gue kritis, gue haru pergi, atau seenggaknya gue ngabarin dokter yang nanganin adik gue, karena gue enggak bisa kesana" Ujar Sena dengan lirih.

"Berhenti pasang muka melas, gue muak liatnya" Gumam Changbin dan pergi keluar dari rumah ini.

"Seharusnya gue beneran telpon polisi dari tadi" Desis Sena menyesal, lalu ia kembali ke kamarnya.

Sena sebenarnya sangat takut dengan semua ancaman Hyunjin dan Changbin, dan membuatnya menurut begitu saja dengan perkataan mereka, walau berat hati.

**

Sena berfikir keras di dalam kamar, ia harus keluar dari sini bagaimana pun caranya, Sena merasa ada yang tidak beres di rumah ini, Sena benar-benar takut.

Sena berdecak sebal, kamar ini berada di lantai dua, bisa saja ia loncat dari balkon namun ia tidak mau mengalami patah tulang.

Sena menyerah, ia melepas Hoodienya dan menyisakan celana Jeans serta kaos warna kunyit kebesarannya.

"Pikirkan besok aja Sena, lo harus istirahat. Tempat ini cukup nyaman" Gumanya pada diri sendiri seraya merebahkan diri di atas kasur empuk itu.

**

Jam menunjukan pukul 2 dini hari, Sena tampak menuruni tangga dengan langkah sepelan mungkin agar tidak menimbulkan suara, ia hendak habur malam ini, karena ia berfikir mereka akan terlelap di jam segini.

Sena sudah sampai di pintu utama, namun pintu itu terkunci, ia pun hendak berbalik untuk mencari kunci di atas meja, namun seseorang lebih dulu menarik lengannya dan mendorong kasar tubuhnya hingga punggungnya menabrak dinding dengan keras.

"Ahk!" Pekik Sena, dan ia terkejut saat melihat Hyunjin yang kini tengah berdiri di hadapannya.

"Lepas!" Sena berontak, namun Hyunjin menekan keras bahunya, membuatnya kesakitan.

"Jangan berpikiran untuk kabur" Desis Hyunjin.

"Karena gue belum tau siapa lo sebenarnya, feeling gue lo seorang mata-mata" Ujar Hyunjin yang membuat Sena mendengus kasar.

"Mata-mata apa sih? Gue cuma warga biasa yang butuh duit, enggak ada maksud lain selain nyuri. Rese banget sih lo" Sena yang kesal pun mulai berani pada Hyunjin.

ONE SHOT || Neverending Story ✔ +Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang