30

50.8K 5.1K 905
                                    

"Yeji, mungkin kamu belum terbiasa disini, tapi kamu harus nurut sama kakak" Gumam Hyunjin, sebab Yeji yang membantu Sena pergi dari rumah.

Yejin yang duduk di pinggiran kasurnya menunduk. "Iya kak maaf"

"Kali ini aja kakak maafin, kalau kamu sampai kayak gitu lagi, kamu bakal tahu akibatnya, kakak gak main-main" Ujar Hyunjin dan Yeji mengangguk. Hyunjin sangat mengerikan saat marah. seperti tadi saat Hyunjin tahu Sena pergi, dan Hyunjin murka saat itu juga.

"Jangan nemuin Sena lagi" Gumam Hyunjin, lalu ia pergi dari kamar Yeji.

Hyunjin melihat Felix yang berjalan menghampirinya "Jin, lo gak nengokin Sena? Kakinya belum di obatin" Ujar Felix.

"Biarin aja, jangan kasih makan atau minum" Sahut Hyunjin.

"Lo harus lihat dulu, takutnya dia makin parah" Ujar Felix yang terlihat cemas.

Hyunjin pun menaiki tangga menuju kamar Sena, lalu membuka pintu tersebut setelah di putar kuncinya. Terlihat Sena yang duduk berselonjor seraya bersandar pada sisi ranjang, ia menatap malas pada Hyunjin.

Hyunjin melirik pergelangan kaki Sena yang bengkak dan merah. Hyunjin pun mengangkat tubuh Sena dan mendudukannya di atas kasur.

Sena masih bungkam dan menatap Hyunjin dengan sebal.

"Kaki lo parah" Gumam Hyunjin.

"Biarin aja" Sahut Sena, dan Hyunjin mengangguk.

"Gue cuma ngasih tahu, gue juga gak niat ngobatin" Gumam Hyunjin yang membuat Sena merasa kesal.

Hyunjin melirik sudur bibir Sena yang sedikit sobek dan masih terdapat darah yang mengering, lalu lirikan itu turun ke lengan Sena yang tampak memar, pelipis kanan Sena juga lecet, sepertinya luka karena jatuh dari tangga dan di pukul Hyunjin.

"Lo gak akan bisa mati membeku Sena" Gumam Hyunjin seraya meraih remot ac dan menaikan suhunya, sebab Sena mengaturnya di paling rendah, terlebih udara malam dari luar sudah dingin.

"Lo keluar aja, sebelum gue ngoceh minta pergi" Ujar Sena dengan malas.

"Hm, gue akan keluar. Jangan teriak-teriak kalau kesakitan" Ujar Hyunjin lalu pergi dari kamar Sena.

Sena menghela nafas lirih, ia memandang kakinya yang berdenyut ngilu, namun tidak bisa mengobatinya.

**

Paginya, Ares berkumpul dan mendiskusikan kerjanya nanti malam. Jeno dan Hyunjin tidak ikut nanti malam, sebab mereka berdua punya tugas berbeda di luar korea, dan ini sangat mendadak, membuat Ares harus mengubah rencana mereka yang sudah tersusun rapi.

"Rencana disini bisa kita ubah dan selesaiin, tapi gue khawatir kalau lo berdua pergi ke jepang, apalagi nyelundup kayak gitu" Ujar Yohan.

"Ini peritah langsung dari Willis, kita gak bisa nolak" Gumam Jeno.

"Keamanan di jepang juga ketat banget" Timpal Changbin.

"Willis ngejamim keamanan kita, dia bisa di percaya" Ujar Hyunjin, dan mereka semua mengangguk.

"Berapa lama kalian di jepang?" Tanya Jaemin.

"2 atau 3 hari, tergantung situasi" Sahut Hyunjin.

"Yang penting jangan putus komunikasi, kalau ada apa-apa disana cepat kabarin kita dan Willis" Ujar Jaemin, dan keduanya mengangguk.

"Gue gak bisa lama-lama, ada urusan" Ujar Hyunjin seraya beranjak dari sofa.

"Lo dimana akhir-akhir ini? Dan urusan apa yang lo urus?" Tanya Jeno.

ONE SHOT || Neverending Story ✔ +Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang