Sena menatap waswas pada Jeno, dan ia merutuki teman-temannya yang pergi dan meninggalkan dirinya dengan Jeno.
Jeno kini tengah menatap Sena dengan tatapan tajam, dan Sena membelalakan matanya saat Jeno menodongkan ujung pistolnya pada dahi Sena.
"J-jeno, lo ngapain? J-JENO!" pekik Sena saat Jeno menarik pelatuknya dan semakin menekan dahinya.
"Menembak lo" Desis Jeno yang terlihat marah.
"Menembak orang asing yang mau menghancurkan Ares" Ujar Jeno lagi.
"Maksud lo apa Jen? Gue enggak ngerti"
Teruslah berekting Sena, apapun yang terjadi.
"Lo pasang Chip perekam suara di bawah meja ruang kerja Ares"
Sena terdiam, dahinya mengkerut dalam.
"Katakan, siapa lo sebenarnya? Atau gue benar-benar nembak lo saat ini juga" Desis Jeno.
"Gue Sena, anggota Ares-
"Siapa lo? Jawab!" Sela Jeno bentakan, nafasnya memburu, tampaknya kekesalannya sudah di ujung tanduk.
"Kalau gitu tembak gue, dan lo enggak akan bisa lolos Jeno" Ujar Sena masih dengan wajah cemasnya.
"Ah gitu? Gue bakal membuat lo menjawab jujur" Gumam Jeno, lalu ia menaruh tangan yang satunya di leher Sena, membuat Sena terkejut sekaligus mengejang, sebab Jeno mencekik lehernya dengan kencang, membuat Sena kesulitan bernafas dan berbicara.
"Lo akan mati Sena, di tangan gue" Desis Jeno, dan Sena memukul lengan berurat Jeno, namun tenaga Jeno sangatlah kuat.
Wajah Sena merah padam, bahkan matanya tampak berkaca-kaca karena rasa sakit yang ia terima, kepalanya pening dan berkunang-kunang.
"Lo harus mati" Desis Jeno dengan urat uang semakin menonjol di tangannya, menandakan betapa kuatnya cekikan Jeno.
"Tapi ini bukan saatnya untuk lo mati" Ujar Jeno seraya melepaskan tangannya dari leher Sena, dan Sena tampak terengah dan terbatuk-batuk.
"Bermain-main sedikit lebih asik" Gumam Jeno seraya memasukan pistolnya kedalam saku celana.
"Ingat, gue bisa menembak lo dimana pun lo berada. Pertama-tama Gue akan menembak di bagian yang enggak membuat lo mati, seperti paha lo, lalu tangan lo, lalu kaki betis lo, lalu dada lo, dan terakhir kepala lo" Desis Jeno.
Ceklek
Sena menatap Jeno dengan raut wajah kesakitan, nafasnya tak henti-hentinya terengah.
"Cepat sembuh Sena" Ujar Jeno seraya mengusap surai Sena dan tersenyum kecil.
Jaehyun yang melihat itu mengerutkan dahinya, lalu ia bertemu tatap dengan Jeno saat Jeno pergi melewati dirinya.
Jaehyun menoleh pada Sena, dan ia terkejut melihat Sena yang terus bernafas cepat, wajahnya masih merah, dan air natanya mulai menetes.
"Kamu kenapa Sena?" Tanya Jaehyun seraya menghampiri Sena.
Sena tidak bisa mengeluarkan suaranya, sebab cekikan Jeno luar biasa kuat dan hampir membuatnya tak sadarkan diri.
"Sena! Sena!" Panggil Jaehyun yang semakin panik.
**
S
ena sudah membaik, kini ia tengah menelpon Chanyeol dengan ponsel milik Jaehyun.
"Jadi perekam suaranya putus?" Tanya Sena.
"Ya, semalam tiba-tiba putus. Apa mereka tahu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE SHOT || Neverending Story ✔ +Hwang Hyunjin
Fanfiction[END] Han Sena, perempuan yang terjebak di kediaman Gengster bernama Ares, geng yang beranggotakan 6 laki-laki brandalan yang tengah di buru oleh Polisi. Ares adalah Geng pengedar barang ilegal, pencuri, dan pembunuh bayaran. Mereka tidak pernah se...