43

43.2K 4.3K 1.4K
                                    

Sore ini Sena dan Hyunjin sudah duduk berhadapan di salah satu meja tunggu di lapas. Hyunjin menatap Sena dengan datar, dan Sena menatapnya dengan Sendu.

Sudah 10 memit mereka saling bertatapan, namun tidak ada satupun yang mengeluarkan kata.

"Kalau gak ada hal penting yang harus di omongin, mending lo pergi" Ujar Hyunjin pada akhirnya.

Sena menunduk sejenak, lalu tersenyum pada Hyunjin.

"Gimana kabar kamu?" Tanya Sena yang membuat Hyunjin mengangkat sebelah alisnya, sejak kapan Sena menyebutnya dengan 'kamu'.

"Lo bisa lihat sendiri, semua terasa gak nyaman"

"A-apa kamu makan dengan baik?"

"Ya. Udah kan? Sebentar lagi waktu berkunjung habis" Ujar Hyunjin dengan sengit, Sena mengepalkan kedua tangannya di atas paha.

Ia bahagia melihat wajah Hyunjin walau Hyunjin dalam keadaan tidak baik-baik saja.

Hyunjin mendengus, Sena terlihat bodoh di matanya, kemana Sena yang angkuh dan keras kepala? Ia merasa muak melihat Sena di hadapannya kini.

Hyunjin beranjak, lalu berjalan menjauh, dengan segera Sena mengejar Hyunjin dan memeluknya dari belakang, membuat Hyunjin menghentikan langkahnya.

Sena menangis lirih di punggung Hyunjin, bahkan Sena memeluk Hyunjin dengan erat seolah takut Hyunjin pergi kapan saja.

"Maaf hiks, maaf" Lirih Sena yang terdengar pilu.

"Hyunjina, maafin aku hiks"

Hyunjin terdiam, ia hanya memandang bagaimana kedua tangan di perutnya memelukmya erat dan gemetar kecil. Terlebih tangan ringkih itu terlihat pucat.

"Maaf buat semuanya, maaf" Sena terus mengucapkan kata maaf. Sena menangis sedih dan haru, ia merasa sangat senang bisa memeluk ayah dari calon bayinya.

"Aku kangen kamu Jin, kangen kalian semua"

Hyunjin merasa dadanya berdenyut ngilu karena terus mendengar tangisan pilu Sena. Lalu ia mengusap pelan tangan Sena di perutnya, dan melepaskannya secara paksa.

Hyunjin membalikan tubuhnya guna memandang wajah menyedihkan Sena. "Hiduplah dengan baik, dan jangan pernah kemari lagi" Bisik Hyunjin yang terdengar lembut, namun menyakitkan untuk Sena. Hyunjin tidak mau bertemu dengannya lagi.

Tangisan Sena semakin pilu, ia menatap Hyunjin dengan memohon, memohon untuk menarik ucapannya.

"Berhenti menangis, gue gak suka lihat lo nangis. Dan selamat tinggal" Bisik Hyunjin seraya melepaskan tangan Sena, lalu Hyunjin pergi meninggalkan Sena yang menangis di sana.

Tuhan, dosa apa yang pernah aku perbuat di masa lalu? Hingga kau memberikan ujian yang begitu besar padaku.

**

H

ari sudah mulai gelap, Sena masih setia berjalan menelusuri jalanan Seoul, tidak peduli seberapa sakit kaki nya, ia akan terus berjalan tanpa tujuan.

Sena marah karena bayi di kandungannya? Jawabannya tidak, ia hanya merasa sedih harus di perlakukan seperti itu oleh Kris, walau semua salah dirinya yang menghianati Kris. Sena sadar, bahwa Kris mencintainya, namun tidak dengan dirinya.

Grep

Sena menoleh saat lengannya di cekal, orang itu adalah Baekhyun. Menatapnya dengan senang dan terharu.

"Akhirnya aku menemukanmu, Sena" Lirih Baekhyun lalu memeluk Sena dengan erat, sesekali Baekhyun mengecup kening Sena dan mengusap surainya.

"Kamu dimana selama ini? Aku gak bisa nemuin kamu" Tanya Baekhyun seraya memandang wajah Sena yang terdapat luka.

ONE SHOT || Neverending Story ✔ +Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang